Mitratel Catatkan Kinerja Cemerlang Tahun 2021, Laba Bersih Melonjak 129,4%
- Total Pendapatan meningkat 11% YoY menjadi Rp 6,87 triliun.
- EBITDA meningkat 23,9% YoY menjadi Rp 5,18 triliun. Marjin EBITDA mencapai 75,5% di tahun 2021.
- Laba bersih dibukukan sebesar Rp 1,38 triliun meningkat 130%
- Total sites meningkat 53% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 206 sites.
- Total tenant meningkat 39% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 594 tenant
Jakarta – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (IDX: MTEL) atau Mitratel mencatatkan kinerja cemerlang pada tahun 2021. Laba bersih Mitratel tahun 2021 melonjak 129,4% menjadi Rp 1,38 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 602 miliar.
Lonjakan laba bersih anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (IDX: TLKM) tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatannya. Sepanjang 2021, pendapatan Mitratel tumbuh 11% menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 6,18 triliun.
Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Mitratel pada 2021 mencapai Rp 5,18 triliun, meningkat 23,9% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 4,18 triliun. Margin EBITDA naik menjadi 75,5% dari 67,6%.
Adapun margin laba bersih Mitratel pada 2021 mencapai 20,1%, meningkat dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 9,7%.
“Mitratel yang baru melantai di bursa kurang lebih 4 bulan lalu atau tepatnya tanggal 22 November 2021, berhasil membukukan laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 1,38 triliun atau melonjak 129,4%, ini menandakan bahwa Mitratel memiliki profitabilitas yang tinggi dan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders,” kata Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama, dalam siaran pers.
Mitratel berencana membagikan dividen dengan rasio maksimum sebesar 70% dari laba bersih tahun buku 2021. Rasio dividen tersebut akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Menurut Hendra Purnama, laba bersih perseroan pada 2021 ditopang oleh pertumbuhan organic dan inorganic melalui strategi sales yang agresif dengan memanfaatkan keunggulan portofolio Mitratel yang tersebar secara luas di lokasi-lokasi atraktif.
Sepanjang tahun lalu, Mitratel telah menambah sebanyak 796 tower dan 2.376 tenant secara organic. Selain itu, perseroan melakukan strategi pertumbuhan inorganic yang agresif melalui akuisisi tower Telkomsel sebanyak 8.139 tower dan 8.215 tenant, serta konsolidasi aset tower Telkom sebanyak 798 tower dan 1.432 tenant.
Mitratel merupakan perusahaan tower provider dengan pertumbuhan kinerja terbaik di Indonesia. Terbukti, secara tingkat pertumbuhan tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) pendapatan perseroan mencapai 14% selama periode 2017-2021. CAGR EBITDA sebesar 29% dan CAGR laba bersih mencapai 36%.
Mitratel memastikan likuiditas neraca dan ketersediaan kas untuk mendukung strategi operasional perusahaan. Hal itu ditunjukkan oleh neraca keuangan perseroan pada 2021. Nilai aset hingga akhir 2021 mencapai Rp 57,72 triliun, meningkat 128,3% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 25,28 triliun. Liabilitas naik 40,7% menjadi Rp 24,08 triliun dari Rp 17,12 triliun. Ekuitas melonjak 312,2% menjadi Rp 33,64 triliun dari Rp 8,16 triliun.
Sementara itu, secara operasional, Mitratel terus mencatat pertumbuhan tower dan tenant, yang ditopang oleh kesehatan finansial bisnis perusahaan. Jumlah tower hingga akhir 2021 mencapai 28.206 unit, naik 52,7% dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 18.473 unit. Jumlah tenant tahun 2021 naik 39,3% menjadi 42.594 dari tahun 2020 yang sebanyak 30.570.
Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Mitratel memiliki empat strategi.
Pertama, perseroan akan terus memacu pertumbuhan organic. Mitratel akan melakukan langkah agresif untuk menangkap peluang permintaan menara baru (B2S) dan colocation dari MNO melalui peningkatan kapasitas dan cakupan layanan.
Kedua, strategi M&A untuk melengkapi pertumbuhan organic. Perseroan akan melakukan konsolidasi industri dengan memanfaatkan kekuatan neraca dan arus kas perusahaan, serta memaksimalkan sinergi Telkom Group.
Ketiga, ekspansi ke layanan baru. Perseroan akan mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital yang lengkap untuk mendukung pengembangan infrastruktur penting dari MNO seperti Fiber, Edge infra solution, power-to-tower dan digital services (seperti IoT).
Keempat, meningkatkan efisiensi operasional. Perseroan akan mengimplementasikan inisiasi efisiensi biaya di berbagai area, seperti biaya operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas. Perseroan juga akan melakukan transformasi digital operasional dengan meningkatkan operational business process melalui integrasi sistem IT.
Dengan demikian, Mitratel bakal terus bertumbuh dan mempertahankan reputasi perusahaan untuk bisnis yang berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan. “Tahun ini, kami menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 10% (melampaui rata-rata pertumbuhan industry) dengan 750 pembangunan menara dan 3.000 kolokasi secara organic, serta tambahan 3.000 tower secara inorganic,” jelas Direktur Investasi yang juga merangkap sebagai Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama.
Mitratel menjadi bagian dari value chain layanan seluler melalui penyediaan layanan konektivitas infrastruktur telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah menara telekomunikasi perseroan sekitar 28% dari populasi tower di Indonesia. Hal ini untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia dan siap untuk berkompetisi secara global. Perseroan sebagai enabler pengembangan 5G melalui penyediaan layanan infrastruktur telekomunikasi.
Mitratel Luncurkan OneFlux Untuk Mendukung Program Aggressive Sale Tower
Jakarta, 14 Februari 2022. PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel meluncurkan platform digital terpadu yang diberi nama OneFlux untuk meningkatkan kualitas Customer Relationship Management (CRM).
Direktur Utama Mitratel Theodorus A Hartoko atau Teddy Hartoko menyampaikan bahwa platform OneFlux ini adalah sebuah metode dalam mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggan pada level bisnis, sehingga dapat memaksimalkan komunikasi dan pemasaran melalui pengelolaan berbagai aktivitas.
“Sistem CRM tidak hanya membantu untuk meningkatkan customer experience, melainkan juga meningkatkan efisiensi kerja yang lebih terkoordinasi dan mudah. Sistem ini merupakan upaya Mitratel untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh pelanggan,” jelas Teddy.
OneFlux ini mengintegrasikan aplikasi yang sudah ada di Mitratel, dalam pengembangannya Mitratel menggandeng sesama anak perusahaanTelkom yaitu Telkom Sigma. Dengan adanya migrasi ke sistem baru ini membuat segala informasi tentang produk Mitratel dapat disampaikan dengan mudah dan cepat serta memberikan solusi terpadu kepada seluruh stakeholders Perusahaan.
Peluncuran platform OneFlux akan menjadikan Mitratel sebuah Perusahaan yang terintegrasi dan mampu mendukung kinerja antar fungsi dengan lebih transparan dan sistematis. Integrasi antar fungsi tersebut akan membuat segala informasi tentang produk Mitratel dapat disampaikan dengan mudah dan cepat untuk mendukung percepatan dalam pengambilan keputusan bisnis serta memberikan solusi terpadu kepada seluruh stakeholders Perusahaan.
Disamping itu, platform ini juga dapat membantu customer untuk penentuan lokasi menara dan validasi data yang lebih mudah tentang kondisi menara. Sementara bagi Mitratel, OneFlux menjadi single truth of data dalam end to end bispro sehingga dapat memastikan seluruh rangkaian bisnis proses dijalankan sesuai dengan standard yang ditetapkan.
Platform ini tidak hanya bermanfaat bagi para Account Manager (AM) dalam berinteraksi dengan pelanggan namun sebaliknya customer juga mendapatkan data real time terhadap alat produksi atau product yang akan mereka dapatkan. Integrasi dari semua bisnis proses yang dimiliki Mitratel kedalam platform oneflux ini akan memberikan informasi secara lengkap, akurat, dan yang paling penting adalah dapat diakses dimana saja.
“Sistem ini menjadi bagian dari spirit Mitratel untuk dapat terus berkompetisi dengan memiliki roadmap dan journey yang jelas untuk pengelolaan tower company secara kredibel sehingga memberikan benefit dan kepastian layanan kepada pelanggan”, imbuh Teddy Hartoko.
Mitratel merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant, jumlah ini termasuk akumulasi penambahan akuisisi dan pembangunan menara yang dilakukan Mitratel sampai akhir tahun 2021.
Mitratel (MTEL) Didorong Jadi Infrastruktur Digital, Ini Rencana Erick Thohir
IDXChannel – PT Telkom Indonesia didorong BUMN untuk bertransfomasi dengan fokus ke arah bisnis digital. Hal ini selaras dengan misi yang diutarakan Menteri BUMN Erick Thohir yang menargetkan Telkom menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Misi itu diimplementasikan PT Telkom Indonesia dengan mengubah model bisnisnya yang kini fokus dalam menggarap dunia digital. Salah satu bentuk implementasinya adalah anak usaha Telkom, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), yang terus membangun menara operator untuk mendukung jaringan 5G se-Indonesia.
Erick Thohir mengatakan, langkah strategis Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam 3 tahun kedepan adalah sangat krusial. Sebab ini selaras dengan misi besar pemerintah untuk meratakan akses digital di seluruh nusantara.
“Yang dilakukan PT Telkom lewat Mitratel adalah tugas besar karena akan menumbuhkan akses komunikasi masyarakat di seluruh wilayah untuk bisa mengakses jaringan digital dan mewujudkan Indonesia Digital. Ini akan menghasilkan efek yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik serta membawa multiplier effect terhadap UMKM dan juga pembangunan Sumber Daya Manusia ” kata Erick lewat keterangan tertulisnya, Jumat (11/2/2022).
Erick pun mengapresiasi langkah cepat Telkom yang merespons tantangan yang pernah disampaikannya saat awal menjadi menteri. Erick sempat menyinggung bagaimana Telkom dengan infrastruktur besar yang dimilikinya masih mengandalkan model bisnis yang lama.
Padahal, perubahan digital di saat yang sama telah menggerus bisnis telekomunikasi analog. Kini, perubahan model bisnis Telkom ke arah digital telah terlihat secara signifikan perkembangannya.
“Perubahan model bisnis Telkom ke platform digital sangat terlihat perkembangannya dalam tiga tahun terakhir. Saya optimistis, dengan perencanaan sekaligus implementasi dari pembangunan infrastruktur menara komunikasi ini, dalam tiga tahun terbesar Telkom dapat menjadi perusahaan digital telco terbesar di Asia Tenggara,” kata Erick.
Namun, dia menggaris bawahi perubahan model bisnis ke arah digital Telkom harus terus ditingkatkan kualitasnya pada level implementasi. Sebab perubahan model bisnis yang baik tak hanya sekadar mengkreasi suatu nilai baru (new value creation).
“Tetapi tugas Telkom kini bagaimana nilai baru lewat bisnis menara telekomunikasi digital Mitratel bisa menangkap nilai baru yang menunjang pemasukan perusahaan (new value capture). Dan bagaimana pula infrastruktur digital ini dapat menghasilkan preposisi nilai yang baru bagi perusahaan (new value preposition). Begitulah perubahan model bisnis perusahaan yang efektif,” tutur dia.
Menurutnya, pengembangan Mitratel sejalan dengan agenda pemegang saham dalam membangun ekosistem 5G. Dimana, saat ini dimulai dengan proyek 5G Mining antara PT Freeport Indonesia dengan Telkom.
Selain itu, Kementerian BUMN sudah melakukan program inisiatif lainnya untuk mendukung digitalisasi, antara lain di sektor finansial (penggunaan artificial intelligence), kesehatan (melalui telemedicine), logistik (integrated logistic system), dan transportasi (ekosistem untuk autonomous vehicle).
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, Telkom terus mempercepat transformasi dan penataan portofolio demi value creation yang optimal bagi TelkomGroup, stakeholder serta bangsa dan negara.
Fokus pada peningkatan bisnis tower, data center, infrastructure manage service, komputasi awan (cloud), big data, dan services yang sifatnya ritel akan memperkuat posisi Telkom sebagai partner penyedia bisnis digital connectivity, digital platform dan digital service untuk domestik maupun regional.
“Ketertarikan investor yang kian meningkat terhadap saham Telkom dapat menjadi salah satu parameter bahwa apa yang dilakukan saat ini sudah pada jalur yang tepat. Kami optimistis langkah transformasi ini akan memberikan dampak positif yang lebih banyak lagi,” kata Ririek.
Mitratel Rekrut Talenta Muda
Jakarta, 8 Februari 2022. Dalam upaya mendukung kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, Perseroan melakukan pengawakan organisasi atau penerimaan karyawan baru. Penambahan sumber daya baru ini diharapkan dapat mensukseskan Mitratel menjadi digital tower infraco di APAC market.
Direktur Utama Theodorus Ardi Hartoko (Teddy Hartoko) mengatakan bahwa Mitratel berkomitmen untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan setiap individu, karena Mitratel memahami karyawan adalah aset yang paling berharga.
“Kami memahami bahwa tantangan Perseroan akan semakin besar, sehingga kami terus melakukan penguatan sumber daya manusia yang merupakan faktor utama penggerak jalannya usaha serta pengembangan perusahaan”, ujar Teddy Hartoko.
Rangkaian kegiatan rekrutmen ini melalui beberapa tahap seleksi terhadap kandidat yang memenuhi persyaratan dimulai dari seleksi administrasi, interview user, psikotest, test kesehatan, bimbingan mental, hingga project assignment setelah onboarding.
Para pelamar mayoritas berasal dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang memiliki reputasi baik dan akreditasi tinggi. Setelah melalui seleksi ketat akhirnya peserta yang dinyatakan lulus sampai dengan tahap akhir terjaring sebanyak 11 orang.
Disamping itu Teddy menambahkan bahwa kandidat terpilih nantinya bisa berkontribusi memajukan perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi Perseroan. Tentunya setelah karyawan baru tersebut bergabung, Perusahaan telah menyiapkan berbagai program pengembangan dan perencanaan karir yang akan membantu mereka dalam beradaptasi dengan budaya Perusahaan.
Unit Human Capital Management (HCM) Mitratel bersinergi dengan Telkom Indonesia melakukan perekrutan Karyawan Tetap sehingga talenta-talenta yang terpilih merupakan talent terbaik sesuai dengan standard Perusahaan BUMN.
“Saat ini Mitratel diisi oleh talenta-talenta muda, bahkan lebih dari 70% berasal dari Gen-Y. Secara berkelanjutan, Kami akan terus membuka kesempatan bagi putra-putri terbaik untuk bergabung dengan Mitratel,” ujar Teddy Hartoko.
“Talenta-talenta yang telah bergabung di Mitratel pun senantiasa dikembangkan dan diperhatikan status serta karirnya. Tentunya dengan mekanisme seleksi yang memadai. Penetapan karir untuk jalur promosipun demikian, salah satu kriterianya adalah the man on the right job serta lolos dalam Fit & Proper Test”, tutup Teddy.
Mitratel Raih Penghargaan IPRA 2022
Jakarta, 31 Januari 2022. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel meraih penghargaan Indonesia Public Relation Award (IPRA) 2022: Creating Impact for The Better Future sebagai Best Public Relations in Company Strategy on Strengthening the Synergy of Telecommunication Services. Penghargaan ini merupakan apresiasi setinggi-tingginya yang diberikan oleh Warta Ekonomi kepada public relation Mitratel yang memiliki peran dan fungsi yang sangat baik guna meningkatkan kualitas perusahaan di tengah persaingan industri yang semakin ketat dan kondisi ekonomi Indonesia yang mulai membaik.
CEO & Chief Editor Warta Ekonomi Muhamad Ihsan menjelaskan bahwa Mitratel terus melakukan publikasi tentang inovasi sinergi digitalisasi dengan perkembangan industri telekomunikasi melalui CRM aplikasi, dimana sistim ini dinamakan PIN1SI yang mampu memberikan informasi tentang kondisi perangkat tower dan para pendukung lainnya serta terpadu kepada seluruh stakeholder perusahaan.
Lebih lanjut Ihsan menyampaikan, “Kami menilai juga Mitratel trus melakukan sinergi demi perkembangan ekosistem digital baik untuk masyarakat maupun untuk kegiatan bisnis, dengan memperluas cakupan layanan serat optic sepanjang 6.000km di 5 provinsi dan penguatan transformatif portfolio bisnis melalui aksi korporasi Mitratel dengan Telkomsel terhadap kepemilikan 4.000 unit menara telekomunikasi menjadikan hal-hal ini berhasil dikomunikasikan dengan baik oleh Mitratel”
“Terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan kepada Mitratel. Dengan penghargaan ini kami berharap semakin bisa meningkatkan aktivasi kami dalam upaya memberikan layanan terbaik buat customer kami dalam mendukung terciptanya ekosistem digital yang akan bermanfaat buat masyarakat luas,” jelas Pratignyo AB selaku Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel.
Penghargaan ini didasari pada proses riset yang mendalam lewat beberapa metode. Salah satunya menggunakan metode desk research dalam melihat kinerja perusahaan selama 2021.
Selain itu, menggunakan metode media monitoring melalui content analysis yang dapat dilihat dari berbagai sentimen positif yang muncul di media mainstream dan media sosial.
Mitratel merupakan salah satu anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Saat ini, Mitratel telah memiliki menara lebih dari 28.000 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penyelenggaraan Pagelaran Budaya Wayang Kulit bersama Setmilpres, Sanggar Hayuning dan TMII
Jakarta, 28 Januari 2022. Mitratel bekerjasama dengan Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres), Sanggar Hayuning Jagad dan TMII menyelenggarakan Pagelaran Budaya Wayang Kulit. Acara ini merupakan salah satu bagian dari kontribusi Mitratel dalam menjaga pelestarian budaya bangsa di saat pandemi.
Media Gathering Mitratel 2022
Jakarta – 10 Januari 2022, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengadakan media gathering dengan mengundang ±45 rekan Media Cetak, Media TV/Radio, maupun Media Online seperti Metro TV, Kompas, Bisnis Indonesia, CNBC dan lain sebagainya.
Kegiatan ini merupakan media relations yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan partnership, agar tercipta mutual understanding yang baik dan harmonis dengan media/pers.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel menambahkan bahwa maksud dan tujuan media gathering ini juga untuk mengetahui sejauhmana produk dan layanan yang dijalankan oleh Mitratel dapat diketahui dan dinikmati oleh publik, juga untuk mencari input serta saran masukan dari pihak media terkait hal tersebut guna perbaikan kedepannya.
Di awal tahun 2022 ini Mitratel optimis dengan status baru menjadi perusahaan publik setelah melakukan Initial Public Offering (IPO) pada November 2021 lalu. Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel menegaskan, perusahaan tidak akan melewatkan kesempatan untuk membantu ekonomi digital Indonesia tumbuh lebih tinggi lagi.
Diakhir acara Theodorus menyampaikan terima kasih atas hubungan baik yang selama ini terjalin dan perlu untuk dilanjutkan dan ditingkatkan lagi agar harmonisasi tetap terjaga.
Strategi Bisnis Baru Bisa Kerek Pendapatan Mitratel 14,41 Persen pada 2022
JAKARTA, KOMPAS.com – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel siap menerapkan sejumlah strategi bisnis seperti merger, akuisisi, ekspansi dan efisinesi untuk meraih pertumbuhan kinerja yang positif pada tahun-tahun mendatang.
Menurut Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia, analis HSBC Global Research dalam laporan riset yang diumumkan baru-baru ini, memproyeksikan kinerja Mitratel akan tumbuh positif pada tahun 2022.
“Pendapatan Mitratel kami perkirakan akan mencapai Rp 7,94 triliun pada tahun 2022 atau meningkat sekitar 14,41 persen dibandingkan dengan proyeksi pendapatan Mitratel hingga akhir tahun 2021 yang sebesar Rp 6,94 triliun,” ujar kedua analis dalam siaran pers, Jumat (24/12/2021).
Piyush dan Rishabh memperkirakan, laba operasi Mitratel juga akan naik 6,18 persen menjadi Rp 3,09 triliun pada tahun 2022, dari estimasi laba pada tahun 2021 sebesar Rp 2,91 triliun.
Adapun laba bersih Mitratel diproyeksikan bakal tumbuh 22,52 persen, menjadi Rp 1,85 triliun pada 2022 dibandingkan dengan perkiraan capaian laba Prrseroan hingga akhir tahun 2021 sebesar Rp 1,51 triliun.
Pertumbuhan organik Mitratel
Piyush dan Rishabh mengungkapkan, sebagai perusahaan menara dengan kepemilikan 28.030 menara, Mitratel diyakini siap mencapai pertumbuhan organik yang cepat. Apalagi, Mitratel memiliki hubungan yang erat dengan Telkomsel, operator jaringan seluler (MNO) terbesar di Indonesia.
Anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu, juga dinilai memiliki potensi kolokasi yang lebih tinggi jika dibandingkan perusahaan sejenis. Hal itu antara lain karena lokasinya yang khas, dimana 57 persen di antaranya berada di luar Jawa.
Selain itu, Mitratel memiliki potensi kapasitas yang lebih tinggi, karena rasio tenancy-nya lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis.
“Perluasan cakupan MNO dan densifikasi jaringan akan mendorong pertumbuhan organik MTEL,” kata Piyush dan Rishabh.
Pesanan B2S Telkomsel
Sebagai informasi, pertumbuhan anorganik MTEL positif di tahun sebelumnya, perseroan membeli 13.965 menara pada 2019-2021.
Pun demikian dengan neraca Mitratel yang mencatatkan biaya utang yang relatif rendah, arus kas yang kuat, serta pengalamannya melakukan akuisisi yang menawarkan sinergi, memposisikan Mitratel untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik ke depan.
Di sisi lain, Mitratel juga diuntungkan dengan pesanan built-to-suit (B2S) dari Telkomsel yang memiliki jangkauan jaringan terluas, termasuk memimpin pasar di wilayah di luar Jawa. Adapun rekam jejak pertumbuhan organik portofolio menara B2S diperluas menjadi 12.893 per Juni 2021.
“Mitratel akan terus mendapat manfaat dari pertumbuhan organic yang didorong oleh perluasan cakupan di wilayah di luar Jawa oleh MNO lain dan kebutuhan kapasitas operator seiring lonjakan permintaan data,” jelas keduanya.
2.700 menara B2S hingga 2023
Di tahun 2020 hingga tahun 2023, MTEL juga diperkirakan akan menambah 2.700 menara B2S. Secara khusus, perusahaan mengakuisisi 13.965 menara selama 2019-2021 sehingga portofolio menara anorganik menjadi 15.137 menara (54 persen dari portofolio menara).
“Mitratel akan terus menjajaki akuisisi menara. Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik. Kami juga memperkirakan Mitratel akan mengakuisisi 6.000 menara lagi selama 2022-2023,” kata kedua analis itu.
Sumber :
Kompas.com
Analis Asing dan Lokal Merekomendasikan “Beli” Saham Mitratel
INDUSTRY.co.id, Jakarta- Kendati bergerak di bawah harga initial public offering (IPO), saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih mendapatkan rekomendasi “beli” oleh sejumlah analis pasar modal, baik analis lokal maupun asing.
Rekomendasi “beli” tersebut dilandasi pada sejumlah keutamaan yang dimiliki oleh Mitratel, di antaranya, Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan memiliki 28.030 menara per 21 Agustus 2021. Serangkaian akuisisi menara membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021 dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.
Selain itu, Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat. Mitratel memberikan dasar yang kuat untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021-2023. Mitratel memiliki strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia.
Kresna Hutabarat dan Henry Tedja, analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas, misalnya, merekomendasikan “beli” saham dengan target harga Rp970 per saham. Terget tersebut 25% di atas harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.
Seperti Kresna dan Henry, Niko Margaronis, analis pasar modal PT BRI Danareksa Sekuritas juga mengemukakan, Mitratel merupakan pilihan paling menarik untuk operator jaringan seluler (MNO).
B2S dapat berasal dari Telkomsel (TSEL) dan kolokasi dari non-TSEL MNO di menara yang sebelumnya tidak dapat diakses. Rasio sewa masih besar sekitar 1,50 kali. Karena itu, Niko merekomendasikan “beli” saham MTEL dengan target harga Rp1.040 per saham. Target tersebut lebih tinggi 34,1% ketimbang harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.
Tim analis Morgan Stanley juga merekomendasikan “beli” saham Mitratel dengan target harga Rp1.000 per saham. Target tersebut lebih tinggi 29% dibandingkan harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.
Rekomendasi tersebut, menurut tim analis Morgan Stanley , antara lain, didukung oleh pertumbuhan organik. “Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, di mana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang dan di mana Mitratel memiliki yang tertinggi pangsa pasar menara, sebesar 41%,” tulis tim riset Morgan Stanley.
Tidak ketinggalan, analis asing, Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia, dari HSBC Global Research, merekomendasikan “beli” saham MTEL dengan target harga Rp1.120 per saham. Target tersebut lebih tinggi 44,5% ketimbang harga penutupan saham Mitratel pada Kamis (23/12) sebesar Rp775 per saham.
Menurut Piyush dan Rishabh, Mitratel terus menjajaki akuisisi menara. Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik. “Kami memperkirakan Mitratel akan mengakuisisi 6.000 menara lagi selama 2022-2023,” kata kedua analis itu.
Sumber :
Industry.co.id
https://www.industry.co.id/read/99808/analis-asing-dan-lokal-merekomendasikan-beli-saham-mitratel
Laba Bersih Mitratel Diprediksi Tembus Rp 1,3 T Selama Tahun Ini
Laba bersih PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel diperkirakan meningkat di tahun ini. Hal ini seiring dengan kinerja emiten menara yang cakupannya semakin luas di luar Pulau Jawa dan hubungannya yang erat dengan Telkomsel.
Niko Margaronis, Analis BRI Danareksa Sekuritas mengemukakan, dua faktor itu akan menjadi kekuatan Mitratel untuk mencetak kinerja perusahaan yang makin baik di tahun ini.
Dia memproyeksikan, pendapatan Mitratel tahun ini bisa mencapai Rp 6,8 triliun atau tumbuh 10 persen dari tahun 2020. Sedangkan laba bersihnya diperkirakan akan melesat 116,4 persen year on year (yoy) ke Rp 1,3 triliun. Bahkan di tahun depan, revenue dan laba bersih perseroan ditaksir akan mencapai Rp 7,8 triliun dan Rp 1,78 triliun.
Mitratel tercatat punya lebih dari 28.030 unit menara saat ini dengan 42.016 penyewaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 57 persen dari total menara tersebut terletak di luar pulau Jawa.
“Mungkin sebelumnya, captive market Mitratel di luar Pulau Jawa hanya Telkomsel karena 10 tahun lalu wilayah ini belum menarik bagi operator lainnya. Tetapi sejak 2018, XL sudah mengumumkan mulai ekspansi ke luar Jawa. Sehingga Mitratel akan semakin menarik karena rasio kolokasinya akan naik ke depan,” jelas Niko dalam keterangannya, Kamis (23/12).
Peningkatan kolokasi tersebut, lanjut Niko, terutama akan terjadi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Dengan demikian, keuntungan Mitratel akan semakin bertambah karena perseroan sudah memiliki menara di tiga pulau ini.
Sementara itu, Telkomsel tercatat telah mengalihkan 10.050 menara telekomunikasi miliknya ke Mitratel. Operator telekomunikasi nomor wahid di Indonesia ini masih memiliki ribuan menara lagi yang berpeluang dilepas ke Mitratel.
Menurut Niko, faktor ini akan membuat Mitratel semakin menarik karena sebelumnya menara-menara tersebut bersifat single tenant atau hanya bisa dipakai Telkomsel. Namun, dengan diakuisisi Mitratel maka sudah bisa dipasarkan untuk digunakan operator lainnya.
“Ini tentu akan membawa untung besar bagi Mitratel,” ujarnya.
Hingga kuartal III 2021, Danareksa Sekuritas memperkirakan pendapatan Mitratel akan tumbuh sekitar 2-3 persen dibanding kuartal sebelumnya. Proyeksi ini didasarkan pada laporan Telkom Group yang mencatatkan peningkatan pendapatan menara dari eksternal sebesar dua digit secara tahunan dan naik sekitar 2 persen dibanding kuartal II.
Menurut Niko, pertumbuhan pastinya kemungkinan bisa lebih tinggi karena belum ada data pendapatan Mitratel yang bersumber dari Telkomsel. Perkiraannya, revenue yang didapat dari Telkomsel akan naik lebih besar lagi karena pendapatan dua kompetitor terbesarnya yakni Tower Bersama dan Sarana Nusantara Infrastruktur yang bersumber dari Telkomsel tidak naik signifikan.
Sedangkan laba bersihnya diperkirakan bisa tumbuh lebih tinggi yakni sekitar 5 persen. “Bottomline bisnis menara yang punya levarage rendah pasti kenaikan marginnya akan lebih tinggi,” katanya.
Senada, Mandiri Sekuritas juga memandang prospek pertumbuhan Mitratel sangat menarik mengingat tren konsolidasi di industri menara dan terus bertumbuhnya permintaan atas akses internet.
“Menara telekomunikasi saat ini merupakan salah satu infrastruktur utama dalam penyediaan akses internet nasional,” jelas Kresna Hutabarat, Analis Mandiri Sekuritas, terpisah.
Mandiri Sekuritas memperkirakan pendapatan perseroan hingga ujung tahun bisa mencapai Rp 6,71 triliun atau tumbuh 8,5 persen dari tahun lalu. Selain itu, EBITDA ditaksir naik 19,8 persen (yoy) jadi Rp 5 triliun dan laba bersihnya akan melesat 127,2 persen (yoy) ke Rp 1,36 triliun.
Sumber :
KumparanBisnis