Fundamental Solid, Saham Mitratel Direkomendasi “Beli”
Jakarta, 15 Maret 2022. Prospek saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Tbk (MTEL) memiliki potensi bagus untuk dikoleksi. Hal itu karena fundamental MTEL sangat solid. Kinerja MTEL sepanjang tahun 2021 mengesankan dan bahkan di atas ekspektasi analis.
Terkait hal ini, analis senior pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi, merekomendasikan “beli” (buy) saham MTEL. “Saham MTEL layak dikoleksi (“beli”) di harga sekarang,” katanya.
Yosua mengemukakan, secara fundamental MTEL cukup oke. “Kalau saya lihat, secara fundamental cukup oke dan masih ada ruang bagi saham MTEL bergerak naik. Itu karena saham MTEL cukup murah di harga sekarang secara valuasi,” ujar Yosua.
Tahun lalu, MTEL memperoleh dana initial public offering (IPO) sebesar Rp18,8 triliun. Dengan dana IPO sebesar itu, demikian Yosua, akan sangat mudah diolah oleh MTEL untuk memperoleh menara baru guna mendapatkan pundi-pundi revenue ke depan. “Menurut saya, ini membuat saham MTEL layak dikoleksi di harga sekarang,” katanya.
MTEL membukukan pertumbuhan pendapatan tahun 2021 sebesar 11% menjadi Rp6,87 triliun, jika dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp6,18 triliun. MTEL juga berhasil meningkatkan EBITDA pada 2021 mencapai Rp5,18 triliun, meningkat 23,9% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp4,18 triliun.
Selain itu, MTEL juga melakukan banyak efisiensi, terutama dari depresiasi. Itu membuat laba bersih MTEL meningkat signifikan mendekati 130% menjadi Rp1,38 triliun, dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp602 miliar. Ini diikuti margin laba bersih MTEL yang meningkat mencapai 20,1% tahun lalu, dari sebesar 9,7% pada tahun 2020.
“Pencapaian kinerja MTEL tahun lalu itu melebihi ekspektasi kami. Karena kami perkirakan sedikit di bawah itu. Tapi secara umum sangat bagus bagi MTEL untuk memulai tahun 2022,” katanya.
Pada tahun 2022 ini, MTEL dikabarkan akan mengakuisisi menara lagi. “Itu yang kita tunggu-tunggu. Apalagi sekarang MTEL memiliki dana besar setelah IPO puluhan triliun, itu akan dipakai untuk akuisisi. Saya pikir, ini sangat baik dan bagus untuk kinerja MTEL,” pungkas Yosua.
MTEL tahun lalu mengakuisisi 8.139 menara Telkomsel dan 798 tower Telkom. Hal ini membuat pendapatannya tumbuh. Pendapatan itu didapat MTEL dari penyewaan kontrak menara dengan durasi sekitar 10 tahun. Ini sangat bagus untuk ke depannya.
“Jadi otomatis, dalam 10 tahun ke depan, MTEL mendapatkan pendapatan sebesar yang didapat tahun 2021. Nah, untuk menambah pendapatan dan laba bersih, MTEL cukup menambah sekitar 500 -750 menara baru per tahun. Itu sudah sangat oke,” katanya.
Yosua menambahkan, konsolidasi yang dilakukan oleh Grup Telkom membuat MTEL sangat kuat. Jika dibandingkan dengan yang lain, MTEL menjadi salah satu yang terbesar, sehingga daya beli dan daya tawar MTEL cukup kuat apalagi didukung oleh Grup Telkom, dimana Telkomsel menjadi tulang punggung dari pendapatan MTEL. “Kalau kita lihat ke depan dengan 5G yang masif, kebutuhan akan menara sangat tinggi,” tutup Yosua. (*)
Pefindo Sematkan Peringkat idAAA ke Mitratel (MTEL)
Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menyematkan peringkat idAAA kepada PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel, dengan outlook stabil untuk peringkat perusahaan. Pefindo menuturkan, peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo kepada obligor. Menurut Pefindo, kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya superior dibanding obligor Indonesia lainnya. “Peringkat perusahaan mencerminkan posisi pasar Perusahaan yang sangat kuat, visibilitas pendapatan yang kuat dengan kontrak jangka panjang yang berasal dari pihak klien dengan profil bisnis, dan profil keuangan yang sangat kuat,” tulis Pefindo dalam rilisnya, dikutip Minggu (22/5/2022).
Namun, lanjut Pefindo, peringkat tersebut dibatasi oleh rasio tenancy yang relatif lebih rendah jika dibandingkan perusahaan sejenis.
Pefindo melanjutkan, peringkat perusahaan dapat diturunkan jika posisi pasar MTEL melemah secara signifikan. Peringkat juga dapat diturunkan jika pendapatan dan/atau EBITDA secara signifikan lebih rendah dari yang ditargetkan perusahaan, atau apabila posisi utang perusahaan secara substansial lebih besar daripada yang diproyeksikan tanpa dikompensasi oleh peningkatan EBITDA yang lebih besar. Kondisi itu dapat memperburuk struktur permodalan dan proteksi arus kas anak usaha Telkom tersebut.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2022, Mitratel memiliki utang usaha jangka pendek ke pihak berelasi sebesar Rp27,28 miliar, dan ke pihak ketiga sebesar Rp1,15 triliun. Sementara itu, liabilitas jangka panjang perseroan yang jatuh tempo dalam satu tahun berjumlah Rp2,06 triliun. Sebelumnya, Direktur Investasi dan Corporate Secretary Mitratel Hendra Purnama mengatakan, tahun ini pihaknya telah melakukan pelunasan di awal sebagian utang milik perseroan melalui kas milik perseroan.
Menurutnya, Mitratel saat ini memiliki kecukupan kas yang dapat menyelesaikan seluruh kewajiban pelunasan pinjaman yang akan jatuh tempo.
“Di bulan ini kami sudah melakukan pelunasan yang nilainya lebih dari Rp2 triliun, jadi cukup banyak yang kami lunasi karena kami memiliki arus kas yang cukup kuat,” ujar Hendra kepada Bisnis, Sabtu (12/3/2022).
Dia melanjutkan, untuk mengurangi beban, emiten berkode saham MTEL ini melakukan refinancing yang dananya berasal dari arus kas. Perseroan melakukan refinancing dengan mengantisipasi peningkatan JIBOR, karena pinjaman perseroan sebagian besar JIBOR ditambah margin.
“Jadi kami melakukan diskusi dengan bank, mengkonversi variabel menjadi fixed rate,” tuturnya.
https://pefindo.com/pageman/page/repdesc?t=desc&id=13256
Beban Terkendali, Laba Mitratel Naik 33% Jadi Rp 459,4 M
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel membukukan pendapatan Rp 1,87 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Angka ini lompat 21,51% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,54 triliun.
Beban pokok tercatat Rp 952,36 miliar. Kenaikannya masih proporsional, hanya sekitar 16,7% dibanding kuartal pertama tahun lalu, Rp 816,05 miliar.
Sehingga, kenaikan beban pokok yang masih di bawah kenaikan pendapatan membuat MTEL mampu mencatat kenaikan laba kotor 26,81% secara tahunan menjadi Rp 917,81 miliar dari sebelumnya Rp 723,74 miliar.
MTEL membukukan penghasilan usaha lainnya sebesar Rp 12,11 miliar. Pemasukan ini yang membuat perusahaan mampu menekan pos beban usaha menjadi Rp 104 miliar dari sebelumnya Rp 111,12 miliar.
Alhasil, laba usaha mengalami kenaikan 32,84% secara tahunan menjadi Rp 813,81 miliar dari sebelumnya Rp 612,62 miliar.
Kenaikan itu juga yang membuat MTEL membukukan laba bersih Rp 459,4 miliar. Nilai ini naik 33,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 343,19 miliar.
Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220510115443-17-337746/beban-terkendali-laba-mitratel-naik-33-jadi-rp-4594-m
Laba Bersih Tembus Rp 1,38 Triliun, Mitratel Siap Bagi Dividen
Suara.com – Emiten Anak Usaha Telkom Group (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (22/4/2022). Dalam rapat ini terdapat beberapa agenda yang akan dibahas salah satunya adalah pembagian dividen.
Sebelumnya pemanggilan rapat telah dilakukan melalui situs web PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Bursa Efek Indonesia, dan situs web Perseroan pada tanggal 31 Maret 2022 lalu.
Adapun pemegang saham yang berhak menghadiri dan memberikan suara dalam rapat, namanya harus tercatat dalam Daftar Pemegang Saham perseroan atau rekening efek di KSEI pada 30 Maret 2022 pukul 16.15 WIB yang lalu.
RUPST kali ini akan digelar secara virtual melalui fasilitas Electronic General Meeting System yang disediakan oleh KSEI, terkait pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19. Fasilitas e-Proxy ini tersedia bagi pemegang saham yang berhak untuk hadir dalam RUPST sejak tanggal pemanggilan RUPST, yaitu 31 Maret 2022 sampai dengan Kamis, 21 April 2022 pukul 12.00 WIB.
Berikut agenda RUPST tahun 2021;
- Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2021, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.
- Pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2021 dan Pembebasan Tanggung Jawab Anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
- Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2021.
- Penetapan Remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan) untuk Tahun 2022, serta Tantiem untuk Tahun Buku 2021 bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk memeriksa Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2022 termasuk Audit Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan.
- Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
- Persetujuan atas Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
- Persetujuan atas Perubahan Susunan Anggota Direksi Perseroan.
- Persetujuan atas Perubahan Susunan Anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Pada saat yang sama RUPST juga akan membahas rencana terkait penggunaan laba bersih Perseroan pada tahun 2021, salah satunya yakni untuk dibagikan sebagai dividen. Perseroan akan meminta persetujuan dari para pemegang saham atas 70% dari laba bersih untuk dibagikan sebagai dividen beserta besaran dan juga tanggal pembayarannya.
Pembagian dividen ini sejalan dengan kinerja cemerlang Perseroan selama 2021 dengan mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,38 triliun, jumlah ini melesat 129,4% dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 602 miliar. Lonjakan laba bersih anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatannya. Sepanjang 2021, pendapatan Mitratel tumbuh 11% menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 6,18 triliun.
Untuk tahun ini, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margonis mengatakan, Mitratel menjanjikan kinerja yang lebih apik pada tahun 2022 sejalan dengan besarnya jumlah aset menara yang dimiliki oleh perseroan. Hingga saat ini Mitratel memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia, khususnya 58% atau 16,200 menara berada di luar pulau Jawa. Sesuai dengan program pemerintah untuk pengembangan infrastruktur telekomunikasi di luar pulau Jawa.
“Ditambah dengan lengkapnya layanan fiber optik membuat competitiveness dari Mitratel semakin besar dan ini akan membawa beberapa perusahaan provider jaringan internet yang besar seperti Indosat, XL dan Smartfren untuk bekerjasama dengan Mitratel,” papar Niko
Sumber :
https://www.suara.com/bisnis/2022/04/22/094538/laba-bersih-tembus-rp-138-triliun-mitratel-siap-bagi-dividen
Sinergi Telkom Group, Mitratel tandatangani Perjanjian Kerja Sama Strategis dengan Telkom Akses
Jakarta, 30 Maret 2022. PT. Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel melakukan penandatanganan kerja sama proses desain, implementasi sampai dengan operasional dan pemeliharaan jaringan fiber optik dengan PT. Telkom Akses. Telkom Akses adalah salah satu anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang konstruksi pembangunan dan manage service infrastruktur jaringan fiber optic.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus A. Hartoko dengan Direktur Utama Telkom Akses I Ketut Budi Utama pada 30 Maret 2022. Penandatanganan ini dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat Mitratel sebagai tower provider yang memiliki diversifikasi portfolio baru yaitu fiberisasi tower yang sesuai dengan kebutuhan dari mobile network operator (MNO) untuk menjadikan Mitratel sebagai digital infrastructure company (InfraCo) sekaligus independent fiber lease provider (FLP).
Dalam sambutannya Direktur Utama Telkom Akses menyampaikan kesiapannya untuk memberikan dukungan yang terbaik untuk Mitratel dengan expertise dan kapabilitas yang dimiliki Telkom Akses. Melalui sinergi dengan PT Telkom Akses yang telah memiliki portfolio dan kapabilitas dalam penggelaran dan operasional jaringan fiber optic terbesar di Indonesia yang disiapkan untuk Telkom Group, Mitratel sangat yakin hal tersebut akan memberikan dampak positif dalam mengakselerasi go-to-market dari portofolio jaringan fiber optic Mitratel.
Melalui kerjasama ini Mitratel akan mengoptimalkan sinergisitas kekuatan infrastruktur dan kompetensi Telkom Group yang sangat lengkap meliputi Digital Connectivity, Digital Platform dan Digital Services. Kerjasama dengan Telkom Akses ini tidak hanya akan mengakselerasi proses deployment jaringan fiber optic tetapi juga mengoptimalkan seluruh resources yang dimiliki oleh Telkom Akses khususnya integrated planning tools dan experienced fiber optic technician.
“Tentunya dengan penandatanganan perjanjian kerja sama ini semakin memantapkan langkah Mitratel dalam mengembangkan portfolio fiberisasi yang merupakan bagian dari kesiapan Mitratel sebagai penyedia infrastruktur digital unggulan untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia. Penguatan portfolio fiber juga semakin memperkuat basis fundamental bisnis Mitratel kedepannya karena akan menjadi new revenue engine generator Mitratel dalam mengoptimalkan value Mitratel di market,” kata Direktur Utama Mitratel Theodorus A. Hartoko.
Direktur Utama Mitratel menjelaskan perjanjian kerja sama yang ditandatangani ini diharapkan dapat mendorong Mitratel menjadi salah satu penyedia jaringan fiber optic terbesar bagi operator telekomunikasi seluler di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pada akhir Desember 2021 sejumlah 11.851 tower dari total lebih dari 28.206 tower Mitratel telah tersambung dengan jaringan fiber optic dan saat ini sedang berjalan pembangunan 6.000 KM tambahan jaringan baru di 5 Provinsi yang akan semakin mempercepat pemenuhan kebutuhan para operator telekomunikasi untuk mengimplementasikan 5G di Indonesia.