Bursa Efek Indonesia Umumkan Saham MTEL Masuk LQ45
Rata-rata volume transaksi MTEL pada kuartal IV-2023 tercatat sebesar 47,2 juta saham, naik 6% secara kuartalan. Pada kuartal I-2023, rata-rata volumenya masih di angka 20 juta saham, sehingga total kenaikannya telah mencapai lebih dari dua kali lipat.
Hingga kuartal III-2023, MTEL membukukan Pendapatan sebesar Rp 6,3 triliun, bertumbuh sebesar 11,9 persen year-on-year.
Pada periode tersebut, MTEL mencatatkan Laba Bersih sebesar Rp 1,43 triliun, tumbuh sebesar 16,6% dari periode yang sama tahun lalu. MTEL memiliki menara sebanyak 37.091 hingga akhir September 2023. Pencapaian ini membawa MTEL sebagai perusahaan TowerCo atau operator menara telekomunikasi dengan jumlah menara terbanyak di Asia Tenggara.
***
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
RUPSLB Setujui Penunjukkan Yusuf Wibisono Sebagai Komisaris Utama Mitratel
Perseroan targetkan tutup tahun 2023 dengan fundamental yang semakin kuat melalui pertumbuhan pendapatan double digit
JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda Persetujuan atas perubahan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan pada hari ini (01/12). Rapat ini merupakan tindak lanjut atas pengajuan surat pengunduran diri Rico Usthavia Frans dari jabatannya sebagai Komisaris Utama pada 14 September 2023 dan Henry Yosodiningrat dari jabatannya sebagai Komisaris pada 28 November 2023.
Mengacu kepada Ketentuan Pasal 14 ayat (25) butir b Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 27 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK 33/2014”), Perseroan wajib menyelenggarakan RUPSLB untuk memutuskan permohonan pengunduran diri Anggota Dewan Komisaris Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri Anggota Dewan Komisaris oleh Perseroan yaitu sejak tanggal 14 September 2023.
“Pada RUPSLB hari ini, para pemegang saham telah menyetujui dan menerima permohonan pengunduran diri Rico Usthavia Frans dari posisinya sebagai Komisaris Utama dan Henry Yosodiningrat sebagai Komisaris. Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi beliau selama ini,” kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Selain menerima pengunduran diri Rico Usthavia Frans dan Henry Yosodiningrat, RUPSLB juga menyetujui dan menetapkan Yusuf Wibisono sebagai Komisaris Utama, Mira Tayyiba sebagai Komisaris, dan Gunawan Susanto sebagai Komisaris Independen.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas persetujuan yang diperoleh. Kami meyakini pergantian pengurus ini akan memperkuat posisi perseroan dari sisi tata kelola serta meningkatkan soliditas antara manajemen dan komisaris untuk bersama- sama merealisasikan rencana strategis perusahaan,” tambah Teddy.
Dengan persetujuan RUPSLB, maka komposisi dewan komisaris Mitratel saat ini adalah sebagai berikut:
Struktur Dewan Komisaris MTEL Yusuf Wibisono | : Komisaris Utama Mitratel |
Herlan Wijanarko | : Komisaris |
Mira Tayyiba | : Komisaris |
Gunawan Susanto | : Komisaris Independen |
M. Ridwan Rizqi Ramadhani Nasution | : Komisaris Independen |
Fundamental Perseroan Kian Kuat
Kerjasama yang solid antara Direksi dan Dewan Komisaris selama ini berhasil membawa Mitratel menjadi perusahaan TowerCo terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara. Tidak hanya itu, Mitratel juga sukses menjadi perusahaan yang konsisten mencetak pertumbuhan laba bersih dengan fundamental yang semakin kuat. Untuk itu, perseroan memproyeksikan kinerja 2023 dengan pertumbuhan pendapatan double digit.
Pada pekan ini, Mitratel baru saja menuntaskan akuisisi 803 menara senilai Rp1,75 triliun dan mengambil alih fiber optik sepanjang 967,1 kilometer senilai Rp85 miliar. Aksi korporasi ini menambah jumlah tenant sebanyak 1.327 penyewa baru dan meningkatkan tenancy ratio perseroan.
Dari 803 menara yang diakuisisi, sebanyak 562 menara atau 70% di antaranya berada di luar Pulau Jawa. Sedangkan 30% sisanya atau sebanyak 241 menara berlokasi di Pulau Jawa. Komposisi tambahan aset ini menegaskan komitmen MTEL untuk menjadi mitra strategis industri operator telekomunikasi dalam menggelar ekspansi ke seluruh negeri.
“Perkuat pangsa pasar di luar Jawa telah menjadi agenda strategis sejumlah perusahaan operator telekomunikasi. Ekspansi tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan internet di berbagai daerah seiring meratanya pertumbuhan ekonomi. Sebagai pemain utama di bisnis ini dan berkesempatan tinggi menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi end-to-end, tentu kami harus berada di garda terdepan dalam membantu ekspansi mereka,” kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Dari sisi fundamental, Mitratel membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11,9% dari Rp5,6 triliun pada akhir September 2022 menjadi Rp6,3 triliun pada akhir September 2023 (year on year/yoy). EBITDA margin juga membaik dari 78,5% pada September 2022 menjadi 80,6% pada September 2023. Dari total pendapatan Rp6,3 triliun, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp1,43 triliun. Perolehan laba bersih ini melonjak 16,6% dari periode yang sama tahun lalu.
***
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Mitratel Akuisisi 803 Menara dengan 1.327 Penyewa
JAKARTA – Fokus dan konsisten menjadi perusahaan infrastruktur digitial terbesar di Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menyampaikan informasi telah mengakuisisi sebanyak 803 menara milik PT Gametraco Tunggal senilai Rp1,75 triliun. Dengan akuisisi ini, jumlah tenant MTEL bertambah 1.327 penyewa.
Dari 803 menara yang diakuisisi ini, sebanyak 562 menara atau 70% berada di luar Pulau Jawa. Sedangkan 30% sisanya atau sebanyak 241 menara berlokasi di Pulau Jawa. Komposisi tambahan aset ini menegaskan komitmen MTEL untuk menjadi mitra strategis industri operator telekomunikasi dalam menggelar ekspansi ke seluruh negeri.
“Memperluas pangsa pasar ke luar Pulau Jawa telah menjadi agenda strategis sejumlah perusahaan operator telekomunikasi. Ekspansi tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan internet di berbagai daerah seiring meratanya pertumbuhan ekonomi. Sebagai pemain utama di bisnis ini dan bagian dari BUMN, tentu kami harus berada di garda terdepan dalam membantu ekspansi mereka,” kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Atas dasar itu, Theodorus Ardi Hartoko melanjutkan, perseroan akan terus menambah aset, baik berupa menara maupun fiber optik. Termasuk mengakuisisi aset yang dilepas (divestasi) operator telekomunikasi. Sebelumnya, pada akhir September 2023, MTEL juga telah menuntaskan pembelian puluhan menara yang mayoritas berlokasi di Pulau Sumatera.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiber optik milik industri MNO. Mereka melakukan itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy, sapaan akrab Theodorus.
Pada laporan kinerja Kuartal III-2023, MTEL mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, bertambah 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.051 menara. Sementara jumlah kolokasi melonjak 21% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik dari sebelumnya hanya 5.872 Km menjadi 29.042 Km.
Teddy menjelaskan pembelian 803 menara ini bernilai strategis bukan hanya karena posisinya yang mayoritas berada di luar pulau jawa. Yang tidak kalah penting, ada tambahan 1.327 tenant baru yang menjadi bagian dari menara tersebut. “Selain menguatkan Mitratel sebagai tower provider yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia, akuisisi ini juga meningkatkan tenancy ratio,” kata Teddy.
***
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Mitratel Akuisisi Fiber Optik Sepanjang 967,1 Km
JAKARTA – Fokus dan konsisten menjadi perusahaan infrastruktur digital (Digital Infraco) terbesar di Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melakukan aksi korporasi akuisisi fiber optik milik PT Power Telecom sepanjang 967,1 kilometer dengan 1.144,7 km billable length. Jaringan serat optik anyar ini bernilai strategis karena melengkapi portofolio bisnis tower dengan Billable ratio sebesar 1,18x. Seluruh jaringan optic yang menjadi obyek transaksi ini berada di pulau Jawa.
Untuk menuntaskan transaksi ini, perseroan mengalokasikan anggaran sebesar Rp85 miliar yang bersumber dari dana internal. Catatan saja, perseroan menganggarkan belanja modal Rp7 triliun pada tahun ini dan telah terserap 58% hingga akhir kuartal III-2023. Artinya MTEL memiliki likuiditas yang sangat mencukupi untuk membiayai ekspansi menara dan fiber optik hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan akuisisi fiber optik ini merupakan bentuk komitmen perseroan untuk memperbesar pangsa pasar sekaligus meneguhkan posisi MTEL sebagai mitra strategis industri operator telekomunikasi di negeri ini. “Konsistensi kami dalam mengkonsolidasi bisnis menara, fiber optik dan jasa penunjang lainnya, akan membawa MTEL sebagai Digital Infraco terbesar di Asia Pasifik,” kata Teddy, sapaan akrab Theodorus.
Pada laporan kinerja Kuartal III-2023, MTEL mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, bertambah 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.051 menara. Sementara jumlah kolokasi melonjak 21% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik dari sebelumnya hanya 5.872 Km menjadi 29.042 Km.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan dilepaskannya aset menara dan fiber optik milik industri MNO. Mereka melakukan itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy.
Teddy menjelaskan perseroan akan terus menambah aset, baik berupa menara maupun fiber optic baik secara organic maupun inorganic, termasuk adanya potensi pelepasan aset dari operator telekomunikasi. Sebelum menambah panjang fiber optik, pada akhir September 2023, MTEL juga telah menuntaskan pembelian puluhan menara yang mayoritas berlokasi di Pulau Sumatera.
***
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Pendapatan Mitratel Kuartal III Tumbuh 11,9%, Laba Bersih Melonjak 16,6%
Mitratel Membukukan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih Kuartal III-202336,62 miliar.
JAKARTA – Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) untuk melanjutkan ekspansi, dan pengelolaanbiaya secara lebih efisien termasuk melalui digitalisasi pada proses bisnis, membuahkan hasil positif. Hal ini tercermin pada pencapaian kinerja perseroan Kuartal III-2023 yang dipublikasikan hari ini (30/10). Pendapatan tumbuh pesat sehingga berdampak pada peningkatan EBITDA dan mengerek laba bersih.
Mitratel membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11,9% dari Rp5,6 triliun pada sembilan bulan pertama 2022 menjadiRp6,3 triliun pada sembilan bulan pertama 2023 (year on year/yoy). Perolehan ini didorong oleh peningkatan jumlah menaradan serat optik, baik secara organik maupun anorganik, yang disertai kenaikan jumlah penyewa (tenant) dan kolokasi.
“Sejak sebelum initial public offering (IPO) sampai hari ini, kami terus memperbanyak jumlah menara dan serat optik, terutama di kawasan luar pulau Jawa. Kini, kami menikmati hasilnya dalam bentuk pertumbuhan jumlah penyewa dankenaikan pendapatan. Tantangan kami ke depan adalah bagaimana meningkatkan produktivitas aset yang tercermin darikenaikan tenancy ratio, dan efisiensi operasi termasuk melalui digitalisasi sehingga berdampak positif pada kenaikan marjin,”kata Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy, Direktur utama MTEL. Pertumbuhan kepemilikan menara ini berhasil diimbangi dengan kenaikan jumlah penyewa sebesar 10,5% menjadi 55.704 tenant dari sebelumnya 50.390 tenant (yoy). Sementara jumlah kolokasi melonjak 21,3% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Sepanjang tahun ini, Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik menjadi 29.042 Km.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiberoptik milik industri MNO. Operator telekomunikasi melakukan hal itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy.
Selama sembilan bulan pertama 2023 Mitratel membangun 481 menara baru serta menambah 1.192 menara melalui akuisisi,sehingga jumlah menara milik MTEL hingga akhir September 2023 mencapai 37.091 menara. Pencapaian ini membawa Mitratel sebagai perusahaan TowerCo dengan jumlah menara terbanyak diAsia Tenggara.
Sebaran menara Mitratel meliputi 15.505 menara di Jawa dan 21.586 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% daritotal menara. Hal ini mendorong pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 11%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 10%. “Hal ini menunjukkan bahwa strategi Perseroan untuk ekspansi dan mengoptimalkan pertumbuhan di luar Jawa sesuai dengan strategi ekspansi dari operator seluler di Indonesia,” katanya.
Selain ekspansi di infrastruktur menara dan fiber optik serta fokus meningkatkan produktivitas aset, Perseroan jugaberupaya mengoptimalkan teknologi digital dalam bisnis proses. Hal ini memampukan perseroan memberikan services yangrelevan dengan kebutuhan pelanggan sehingga memberikan nilai tambah lebih tinggi. “Adopsi digital terus kami tingkatkan sehingga pelayanan kepada para mitra kami menjadi lebihpresisi, lebih efektif dan jauh lebih efisien.,” katanya.
Berbagai penyempurnaan itu berkontribusi pada peningkatan EBITDA margin dari 78,5% pada September 2022 menjadi80,6% pada September 2023. Dari total pendapatan Rp6,3 triliun, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp1,43 triliun. Perolehan laba bersih ini melonjak 16,6% dari periode yang sama tahun lalu.
**
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Mitratel Gelontorkan Rp36M Akuisisi Menara Milik XL Axiata
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi 54 menara milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp36,62 miliar.
Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi 54 menara milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp36,62 miliar.
Mitratel dan XL Axiata melakukan penandatanganan jual beli menara pada Senin 25 September 2023. Adapun, keduanya juga menyepakati kontrak sewa 53 menara bersamaan dengan perjanjian jual beli tersebut. Sisa 1 menara tidak termasuk dalam perjanjian sewa dihuni oleh operator lain.
“Perseroan telah menyelesaikan transaksi pembelian 54 menara telekomunikasi dengan 63 tenant atau tenancy ratio 1,16 kali. Selanjutnya MTEL juga menyepakati untuk menyewakan kembali atas 53 menara telekomunikasi kepada PT XL Axiata Tbk. Nilai transaksi total sebesar Rp36,62 miliar” kata Hendra Purnama, Direktur Investasi Mitratel dalam Keterbukaan Informasi hari ini, Rabu (27/9/2023).
Menurutnya menara XL Axiata yang telah diakuisisi tersebar merata di seluruh Indonesia. Mulai dari Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Barat, Jakarta, Bogor. Bali dan Nusa Tenggara hingga Kalimantan dan Sulawesi.
“Kami selalu meyakini potensi pertumbuhan ekonomi di luar pulau Jawa dan kontribusinya yang menjanjikan terhadap perekonomian nasional. Akuisisi ini merupakan bentuk komitmen kami dalam membantu mitra strategis kami dari industri operator telekomunikasi untuk melakukan ekspansi dengan bisnis model yang lebih efisien,” kata Hendra.
Selain membeli menara milik EXCL, Hendra juga menyampaikan Mitratel telah mengakuisisi 51 Menara milik dua perusahaan lainnya. Penandatangan jual beli telah dilaksanakan pada akhir pekan lalu, Jumat 22 September.
Seluruh menara tersebut berada di Bali, Jakarta, Bogor. Dari pembelian 51 menara ini, MTEL mendapatkan 79 tenant baru. Artinya, tenancy ratio dari 51 menara baru ini adalah sebesar 1,55 kali.
“Kami meyakini divestasi aset menara dan fiber optik milik operator telekomunikasi akan terus berlangsung. Ini merupakan langkah strategis industri telekomunikasi untuk mencapai pertumbuhan secara cepat, efisien dan efektif. Mitratel selalu siap menjadi mitra strategis mereka untuk meraih pertumbuhan berkelanjutan secara bersama sama,” pungkas Hendra.
**
Anda dapat membaca berita terkait pada:
https://market.bisnis.com/read/20230927/7/1698893/mitratel-gelontorkan-rp36-miliar-akuisisi-menara-milik-xl-axiata.
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Fokus Genjot Inovasi, Dayamitra (MTEL) Borong Dua Penghargaan di ICAII 2023
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sukses memborong dua penghargaan sekaligus dalam ajang IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023.
IDXChannel – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sukses memborong dua penghargaan sekaligus dalam ajang IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023.
Dalam ajang apresiasi inovasi di kalangan emiten pasar modal nasional tersebut, Mitratel didapuk sebagai pemenang untuk Penghargaan Terbaik Kategori Proses Internal dan Penghargaan Utama Kategori Produk & Model Bisnis.
Untuk kategori proses internal, inovasi Mitratel yang mendapatkan penghargaan predikat terbaik adalah Aplikasi Analytical Tools sementara untuk inovasi Produk Power as a Service mendapatkan penghargaan utama.
Aplikasi Marketing Analytics Tool adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data (internal dan eksternal) guna menghasilkan rekomendasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Mitratel dapat mengambil keputusan yang didasarkan pada data yang kuat, mengoptimalkan strategi pemasaran, mengidentifikasi peluang pembangunan tower pada lokasi strategis dan penambahan tenant pada tower existing (kolokasi).
Power as a Services adalah ekosistem energi yang komprehensif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dinamis operator seluler modern.
Teknologi ini melebihi pendekatan konvensional dalam penyediaan daya dengan menawarkan solusi secara end-to-end. Mulai dari perencanaan awal dan implementasi, hingga pemeliharaan dan dukungan berkelanjutan, semua aspeknya tergabung dalam konsep inovatif ini.
Pada acara seremoni ICAII di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/9/2023) kedua penghargaan untuk Mitratel diterima oleh Eksekutif General Manager MTEL, Elfri Jufri. Tim Mitratel menyampaikan bahwa kedua penghargaan tersebut menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menciptakan inovasi baru sehingga dapat memberikan layanan terbaik bagi seluruh pelanggan.
Kemudian tim Mitratel menilai penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja perseroan dalam menghadirkan inovasi yang relevan tuntutan industri.
**
Anda dapat membaca berita terkait pada:
https://www.idxchannel.com/economics/fokus-genjot-inovasi-dayamitra-mtel-borong-dua-penghargaan-di-icaii-2023-2025
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Laba Bersih Mitratel Tembus Rp1.02T, Tumbuh 14.7%
Mitratel membukukan kinerja positif dan pertumbuhan yang berkelanjutan pada Semester I-2023. Laba bersih mencapai Rp1,02 triliun, meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 892 miliar.
JAKARTA, 28 Juli 2023 – Fokus membangun infrastruktur telekomunikasi, terutama di luar Pulau Jawa, memberikan dampak positif terhadap kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. Akuisisi menara dan perluasan jaringan serat optik yang gencar
dilakukan perseroan dalam beberapa waktu terakhir, tidak hanya berhasil meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan, namun juga membantu pertumbuhan ekosistem industri telekomunikasi di tanah air.
Mitratel membukukan kinerja positif dan pertumbuhan yang berkelanjutan pada Semester I-2023. Laba bersih mencapai Rp1,02 triliun, meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 892 miliar. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan
jumlah tenant, monetisasi bisnis serta peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.
Perseroan mencatatkan pendapatan pada periode Semester I-2023 sebesar Rp 4,13 triliuntumbuh 10,8%. Segmen bisnis Tower memiliki kontribusi terbesar terhadap pendapatan sebesar 93,2%. Sedangkan segmen bisnis Mitratel lainnya (tower related business) semakin berkurang kontribusinya dengan porsi 6,8% terhadap keseluruhan pendapatan.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang akrab disapa Teddy, mengatakan kinerja keuangan perseroan pada Semester I-2023 on the track dengan rencana bisnis yang telah dicanangkan. Pertumbuhan pendapatan merupakan hasil dari strategi perseroan dalam melakukan ekspansi menara, penambahan tenant, serta monetisasi segmen bisnis lainnya, seperti Tower Fiberization“. Kami mulai memetik hasil dari ekspansi yang tercermin pendapatan yang tumbuh secara stabil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Mitratel pada akhir Semester I-2023 memiliki 36.719 menara meningkat 27,6% dari periode yang sama tahun lalu. Terdapat penambahan menara baru sejumlah 1.301 yang mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan dengan kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6% menjadi 54.718 tenant.
Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Dari sisi tenancy, penambahan tenant di luar jawa sebesar 26%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 22%.
“Kami meyakini tenancy ratio di luar Jawa akan terus meningkat seiring pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang mendorong operator seluler di Indonesia untuk terus berekspansi,” ujar Teddy.
Pada akhir Juni 2023 total aset fiber optic milik Mitratel tercatat 27.269 km termasuk hasil dari akuisisi fiber sepanjang 6.012 km pada akhir 2022. Hal ini menjadi pendorong penambahan pendapatan sebesar Rp86 miliar dari bisnis tower fiberization.
Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power as a Service (PaaS). Teddy mengatakan model bisnis PaaS ini adalah penyediaan sumber energi baik untuk catu daya utama (main power) maupun sebagai cadangan (Backup Power) ke perangkat-perangkat aktif operator telekomunikasi.
Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan dan peningkatan efisiensi mendorong EBITDA Mitratel pada Semester I-2023 mencapai Rp3,35 triliun, meningkat 16,1% secara yoy. Rasio EBITDA Margin membaik menjadi 81,2% dibandingkan setahun sebelumnya 77,5%.
Mitratel pada akhir Juni 2023 membukukan kenaikan aset sebesar 1,3% menjadi Rp56,79 triliun yang dikontribusi oleh akuisisi dan pembangunan menara baru secara organik. Debt to equity ratio (DER) tercatat 47,3% yang mencerminkan rasio utang yang sehat.
“Bisnis menara memang masih menghadapi sejumlah tantangan seperti suku bunga tinggi, inflasi dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi. Tetapi kami sudah menyiapkan sejumlah strategi dan mitigasi agar perseroan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan sehingga dapat terus memberikan nilai tambah bagi para shareholders,” tutup Teddy
***
Anda dapat membaca berita terkait pada:
https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/11168/tumbuh-14-7-mitratel-raih-laba-rp1-02-t-di-semester-i-2023
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Sektor Telekomunikasi Masih Prospektif, Mitratel (MTEL) Perluas Layanan 5G
IDXChannel – Saat ini penggunaan teknologi 5G di Indonesia diprediksi semakin atraktif, merujuk riset GSM Association (GSMA) yang bertajuk The Mobile Economy Asia Pacific 2022.
Riset ini menyebutkan konsolidasi bisnis perusahaan operator telekomunikasi akan mengakselerasi adopsi 5G. Menara telekomunikasi merupakan salah satu elemen utama dari ekosistem 5G bisa memacu adopsi teknologi 5G di Indonesia.
Sedangkan menurut kajian Kearney, penetrasi 5G pada 2025 diproyeksikan mencapai 27,2 persen, atau lebih tinggi jika dibanding potensi penetrasi 5G di 2024 sebesar 13,4 persen. Indonesia memasuki babak baru teknologi informasi lantaran jaringan seluler 5G mulai beroperasi secara komersial di seluruh Indonesia sejak 24 Mei 2021.
Jaringan 5G ini diyakini mengakselerasi transformasi digital dan pertumbuhan sektor digital Indonesia. Implementasi 5G akan mendorong peningkatan kebutuhan smart cell.
Kemudian, keuntungan perusahaan operator telekomunikasi menggunakan 5G itu berdampak terhadap pertumbuhan pendapatan.
Research Analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis mengatakan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, (Mitratel) menyiapkan infrastruktur digital untuk memudahkan operator telekomunikasi memperluas layanan 5G.
Mitratel bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo) dan menara telekomunikasi (tower) terbanyak di Asia Tenggara lantaran jumlah tower-nya di kuartal I/2023 sebanyak 36.439 unit.
“Selain ada tower di luar Pulau Jawa, ketersediaan dan sebaran tower Mitratel yang masif di Pulau Jawa merupakan competitive advantage yang menarik minat operator telekomunikasi untuk menyewa tower dengan skema kemitraan kolokasi yang menguntungkan perusahaan operator telekomunikasi untuk ekspansi jaringan 5G terutama di kota-kota besar,” ucap Niko kepada media, ditulis Senin (19/6/2023).
Pada kuartal I/2023 Mitratel menguasai pangsa pasar sebesar 45 persen di industri tower nasional. Niko menyebutkan ekspansi perusahaan operator telekomunikasi akan mendorong pertumbuhan pendapatan, laba bersih dan EBITDA Mitratel di atas 10 persen pada 2023 ini.
“Potensi pertumbuhan pendapatan didukung permintaan sewa tower dari operator Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren di kuartal II hingga kuartal IV tahun ini. Pertumbuhan finansial akan menjadi katalis positif terhadap harga saham yang ditargetkan,” jelas Niko.
Selain itu, Mitratel berinisiatif untuk menyediakan segmen bisnis terbaru yakni fiberisasi dan layanan power to the tower yang menyediakan pengelolaan sumber energi listrik ke tower yang tersambung jaringan listrik PLN (on grid).
Mitratel juga memiliki portofolio bisnis lain terkait menara yang mencatatkan pendapatan senilai Rp128 miliar per Maret 2023. Portofolio ini menyediakan layanan manajemen infrastruktur telekomunikasi, non telekomunikasi, dan project solution.
Pertumbuhan bisnis Mitratel juga didorong oleh ekspansi portofolio fiber, termasuk akuisisi fiber optic. Ekosistem infrastruktur digital di portofolio Mitratel mendukung ekspansi bisnis para pelanggan, yakni perusahaan MNO. Mitratel memperluas portofolio di sektor fiber optic dengan membangun 8.876 km secara organik pada Januari-Maret tahun ini.
Robertus Hardy, Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyampaikan, kondisi ekonomi tahun ini diyakini masih menjadi katalis positif terhadap sektor telekomunikasi dibandingkan sektor lain.
Untuk sektor telekomunikasi, lanjutnya, belanja komunikasi dan data masyarakat akan bertumbuh pada tahun ini, apalagi ditambah tuntutan layanan 5G di kota-kota besar.
Robertus mengamati Mitratel sebagai pemimpin di sektornya karena memiliki tower terbanyak di Asia Tenggara. “Oleh karena itu, Mitratel berpotensi membelanjakan belanja modal (capex) untuk menambah tower,” ucap Robertus.
Ini diyakini berdampak terhadap pertumbuhan keuangan MTEL di tahun 2023. Pendapatan Mitratel di tahun ini, lanjut Robert, diestimasikan senilai Rp8,59 triliun, laba bersih Rp2,08 triliun dan EBITDA Rp6,82 triliun serta dividen yield dipatok mencapai 2,3 persen.
(SAN)
Sumber:
https://www.idxchannel.com/economics/sektor-telekomunikasi-masih-prospektif-mitratel-mtel-perluas-layanan-5g
Dua Portofolio Mitratel Mengakselerasi Pertumbuhan Infrastruktur Digital
Jakarta, (Kamis, 11 Mei 2023)– Transformasi Digital adalah suatu keniscayaan yang harus Mitratel jalankan seiring terbentuknya masyarakat digital sejalan dengan teknologi mobile broadband yang semakin masif pertumbuhannya dan memperkuat ekonomi digital Indonesia. Hal ini dapat tercipta berkat dukungan infrastruktur digital yang disediakan perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo). PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, misalnya, memacu pembangunan infrastruktur digital, seperti mengakuisi menara telekomunikasi dan kabel serat optik (fiber optic) di tahun 2022 serta mengembangkan layanan bernilai tambah yang menyokong infrastruktur digital nasional.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel, mengatakan ketersediaan menara telekomunikasi dan infrastruktur digital pendukung tower ini memperkuat konektivitas yang disediakan operator seluler yang berdampak positif terhadap digitalisasi di seluruh sektor. “Mitratel optimistis pengembangan infrastruktur digital yang digencarkan Mitratel semakin mempercepat transformasi digital dan memudahkan publik mengakses platform digital,” ujar Teddy, sapan akrab Theodorus, di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Mitratel memiliki portofolio yang lengkap sebagai perusahaan penyedia layanan infrastruktur digital, yaitu penyewaan menara (tower leasing) dan bisnis lain dalam ekosistem menara (Tower Related Business). “Portofolio Tower Leasing terus menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, didorong oleh pendapatan tenant dan kolokasi,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Tower Leasing per Maret 2023 mencatatkan pendapatan senilai Rp1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.
Adapun portofolio bisnis lain terkait menara diantaranya adalah layanan fiberisasi ke tower (Fiber to The Tower), Managed Service dan Project solution. Selain itu Mitratel juga sedang menginisiasi bisnis Power to The Tower, Edge Infra Solution dan Active Equipment Services. Selama periode kuartal pertama tahun 2023, portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) mencatatkan porsi pendapatan sebesar 6% di periode tersebut. Selain itu dari segmen jaringan fiber optic berkontribusi terhadap porsi pendapatan sebesar 2%. Saat ini Mitratel telah berhasil mengakselerasi kepemilikan jaringan fiber hingga 26 ribu Km sebagai hasil ekspansi organik maupun inorganik.
Power To The Tower dan Edge Infra Solution merupakan inisiatif bisnis baru yang sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan. Komersialisasi layanan kami akselerasi selaras dengan program pengembangan layanan jaringan seluler dari MNO. “Seluruh portofolio kami ini memperkuat kapasitas Mitratel untuk menyediakan infrastruktur digital yang handal dan teruji dalam membelikan layanan terbaik (service excellence) kepada pelanggan kami yaitu para operator seluler,” tutur Teddy.
Model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi baik di site-site on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN).
Dampak tersedianya infrastruktur digital, semisal ketersediaan menara telekomunikasi dan fiberisasi, adalah terjadinya akselerasi digitalisasi yang memudahkan publik mengadopsi solusi digital termutakhir sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas, produktivitas ekonomi nasional. “Dalam hal ini Mitratrel akan berupaya untuk selalu memberikan kontribusi maksimal untuk pengembangan transformasi digital di Indonesia,” tutup Teddy. (*)