Initial Public Offering: Mitratel Tawarkan Sebanyak 29,85% Saham ke Publik
Jakarta, 26 Oktober 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem telekomunikasi untuk digitalisasi hingga ke pelosok negeri.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ini menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.
Adapun roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Mitratel dijadwalkan pada 26Oktober – 4 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021. Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.
Sesuai rencana, Perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50% untuk belanja modal anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Telkom karena telah sukses membawa salah satu anak usahanya, yaitu Mitratel, menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbuka. “IPO Mitratel diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Mitratel, TelkomGroup, BUMN dan juga negara. Semoga Mitratel dapat membangun market leadership di industri tower provider yang merupakan infrastruktur telekomunikasi nasional oleh BUMN dan anak usaha demi memperkuat ketahanan digital nasional.”
Menteri BUMN juga menambahkan agar Mitratel dapat menarik investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja. Mitratel juga diharapkan menjadi perusahaan yang independen dan kebanggaan nasional dengan tata kelola yang transparan, meningkatkan kapasitas finansial serta fleksibilitas untuk lebih agresif dalam mengejar peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, bahwa IPO MItratel ini merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder. “Sebagai penyediaan infrastruktur menara telekomunikasi selama 13 tahun, Mitratel memiliki lebih dari 28 ribu menara, dengan tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik dalam memberikan pertumbuhan siklus industri di Indonesia.
Kedepannya, Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat. Semoga langkah ini memantapkan langkah Mitratel menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia Tenggara,” tambah Ririek.
Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap. Perusahaan ini juga telah melakukan perluasan bisnis secara agresif, salah satunya melalui solusi serat optik TelkomGroup, dimana hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan menara telekomunikasi lainnya. Dengan jaringan serat optik yang memadai tersebut, Mitratel diharapkan dapat mengambil peran dalam mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital dalam Industri 4.0, seiring adanya jaringan 5G dan pemerataan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa hari ini merupakan hari bersejarah bagi Mitratel, yang beberapa langkah lagi akan mewujudkan mimpi untuk menjadi perusahaan terbuka. “Melalui IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel, dan tentunya mengajak masyarakat luas untuk menjadi bagian dalam kesuksesan membangun Indonesia yang lebih baik lagi melalui digitalisasi,” tuturnya.
Saat ini, Mitratel memiliki model bisnis yang atraktif dan kokoh dengan visibilitas pendapatan yang tinggi, karena didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi. Terbukti, Perseroan memiliki profil keuangan yang atraktif dengan margin yang terus meningkat, kemampuan arus kas yang kuat, serta posisi keuangan yang terkemuka di industri menara telekomunikasi.
Ke depannya, Mitratel berencana untuk ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Sejalan dengan visi untuk menjadi leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara, Mitratel juga tengah mempersiapkan strategi untuk ekspansi jangka panjang di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
Kami akan terus menyediakan layanan infrastructure solution dengan kualitas prima dan harga yang kompetitif, demi memberikan value yang tinggi bagi para investor,” pungkas Teddy.
Initial Public Offering: Mitratel Offers 29.85% Shares to the Public
Jakarta, October 26, 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk or Mitratel, a company the largest telecommunications tower in Indonesia, held an initial public offering (Initial Public Offering/IPO) by offering a maximum of 29.85% shares to public. This is part of efforts to develop the business, create value that optimal for the company and stakeholders and to create a telecommunications ecosystem for digitization to remote corners of the country.
This subsidiary of PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) appointed PT BRI Danareksa Securities, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, and Morgan Stanley as joint bookrunners and joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas with Mandiri Sekuritas also acts as joint lead managing underwriters and domestic underwriters. The roadshow and initial offering (bookbuilding) of Mitratel shares is scheduled on 26 October – 4 November 2021. An effective statement from the Financial Services Authority (OJK) is expected published on November 12, 2021. After obtaining an effective statement from the OJK, the offer general public will be held on 16-18 November 2021 and the listing of shares on the Stock Exchange Indonesian Stock Exchange (IDX) on November 22, 2021.
As planned, the Company will use 40% of the proceeds from the IPO for capital expenditure organic capital expenditure, 50% for inorganic capital expenditure, and 10% for working capital as well as other needs of the Company.
SOE Minister Erick Thohir highly appreciates Telkom for having successfully brought one of its subsidiaries, namely Mitratel, into a tower company open telecommunications. “Mitratel’s IPO is expected to have a positive impact on sustainable for Mitratel, TelkomGroup, BUMN and also the state. Hopefully Mitratel can building market leadership in the tower provider industry which is the infrastructure national telecommunications by SOEs and subsidiaries to strengthen digital resilience national.”
The Minister of SOEs also added that Mitratel could attract investors to invest funds in Indonesia to strengthen the national economy and job openings. Mitratel is also expected to be an independent company and national pride with transparent governance, capacity building as well as the flexibility to be more aggressive in pursuing business growth opportunities significant.
On a separate occasion, Telkom President Director Ririek Adriansyah explained that the IPO This MItratel is one of the portfolio arrangements carried out by TelkomGroup to optimizing value creation from Mitratel so that it can provide optimal results for stakeholders. “As the provision of telecommunications tower infrastructure for 13 years, Mitratel has more than 28 thousand towers, with an experienced management team and good track record in delivering cyclical growth of the industry in Indonesia.
Going forward, Mitratel has good growth potential along with developments technology especially with the presence of 5G which makes the operator’s need for towers telecommunications is increasing. Hopefully this step will strengthen Mitratel’s steps to become a player the largest independent telecommunications tower not only in Indonesia but also in Southeast Asia,” added Ririek.
Mitratel has a wide range of services and a strong telecommunications business ecosystem complete. The company has also aggressively expanded its business, one of which is through the TelkomGroup fiber optic solution, which is not owned by the tower company other telecommunications. With such an adequate fiber optic network, Mitratel is expected to take a role in supporting the optimization of digital economic progress in Industry 4.0, along with the 5G network and economic equity.
Meanwhile, the Managing Director of Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko said that today is a historic day for Mitratel, who is just a few steps away from making dreams come true to become a public company. “Through this IPO, it is hoped that it will increase attention” regional and international investors towards Mitratel, and of course inviting the public broadly to be part of the success of building a better Indonesia through digitization,” he said.
Currently, Mitratel has an attractive and robust business model with revenue visibility high, because it is supported by high quality customers. Evidently, the Company has Attractive financial profile with ever-increasing margins, strong cash flow capabilities strong, as well as a leading financial position in the telecommunications tower industry.
Going forward, Mitratel plans for a long-term expansion into the Southeast Asian market and Asia Pacific. “In line with the vision to be the best leader and provider in providing telecommunications infrastructure in Southeast Asia, Mitratel is also preparing a strategy for long-term expansion in Southeast Asia and Asia Pacific. We will continue providing infrastructure solution services with excellent quality and competitive prices, in order to provide high value for investors,” concluded Teddy.