Bakal Akuisisi Ribuan Menara, Saham Mitratel Diproyeksi Moncer
Jakarta: PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel diprediksi akan terus melakukan serangkaian akuisisi sebanyak 6.000 menara telekomunikasi selama 2022-2023. Hingga 21 Agustus 2021, emiten pengelola menara telekomunikasi ini telah memiliki sebanyak 28.030 menara.
Analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan, serangkaian akuisisi ribuan menara tersebut akan membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021, dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.
“Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat. Mitratel memberikan dasar yang kuat untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021-2023 dengan strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia,” ujar Kresna dikutip dari siaran persnya, Selasa, 21 Desember 2021.
Adapun harga saham emiten berkode MTEL pada penutupan perdagangan kemarin berada di posisi Rp770 per lembar atau terkoreksi dibandingkan level penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp785 per lembar saham. Harga tersebut juga masih mengalami penurunan dari harga saat IPO di level Rp800 per lembar saham.
“Kendati bergerak di bawah harga IPO, saham MTEL atau Mitratel masih direkomendasikan ‘beli’ dengan target harga Rp970 per saham. Target tersebut 26 persen di atas harga penutupan kemarin di level Rp770 per saham,” ungkapnya.
Sementara itu, tim analis Morgan Stanley mengungkapkan MTEL berpeluang berkembang lebih cepat dari industri pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa. Morgan Stanley memproyeksikan harga saham Mitratel berpeluang bergerak ke level Rp1.000 per saham.
“Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, dimana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang. Apalagi Mitratel memiliki pangsa pasar menara yang tertinggi sebesar 41 persen,” tulis tim riset Morgan Stanley.
Analis HSBC Global Research Piyush Choudhary pun menuturkan bahwa target saham MTEL berada di level Rp1.120 per lembar saham. Menurut dia, akuisisi dan arus kas MTEL yang kuat akan mendorong pertumbuhan organik.
“Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik,” pungkasnya.
Sumber :
Medcom.id
Pencatatan Saham Perdana Mitratel, Ajak Publik Akselerasikan Iklim Digital di Indonesia
Jakarta, 22 November 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “MTEL”. Hal ini ditandai dengan Opening Bell Ceremony yang dilakukan oleh Direktur Utama Telkom, Direktur Utama Mitratel beserta jajaran pada Senin (22/11) di Bursa Efek Indonesia.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi ini melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan jumlah sebanyak 23,4 miliar lembar saham biasa dengan nilai keseluruhan sebesar Rp18.7 triliun. Besaran Saham itu dipatok pada harga Rp 800 per lembar saham.
Mitratel telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai Joint Book Runners dan Joint Global Coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai Joint Lead Managing Underwriters dan Domestic Underwriters.
Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel ini merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, TelkomGroup dan seluruh stakeholders.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengungkapkan, “Syukur Alhamdulillah TelkomGroup telah dapat menyelesaikan satu milestone penting transformasi perusahaan dengan terimplementasinya strategi unlocking value bisnis tower perusahaan melalui IPO Mitratel. Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco serta memperkuat posisi Mitratel di tengah kehadiran 5G yang dapat menumbuhkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi. Ini akan menjadi potensi yang baik bagi Mitratel untuk menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara.”
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
“Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam bisnis plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya,” katanya.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50% untuk anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2008. Mitratel telah mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain bisnis utamanya di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara seperti Project Solutions, Managed Services, Fiberisasi dan Digital Services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Saat ini, Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap, serta memiliki rekam jejak nasional yang kuat di seluruh wilayah Indonesia. Perseroan berkomitmen untuk mendukung penuh pemerataan ekonomi dan akses internet hingga ke pelosok negeri.
Mitratel memiliki rencana ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, demi memantapkan langkah untuk menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Asia Tenggara.
Initial Public Offering: Mitratel Tawarkan Sebanyak 29,85% Saham ke Publik
Jakarta, 26 Oktober 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem telekomunikasi untuk digitalisasi hingga ke pelosok negeri.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ini menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.
Adapun roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Mitratel dijadwalkan pada 26Oktober – 4 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021. Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.
Sesuai rencana, Perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50% untuk belanja modal anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Telkom karena telah sukses membawa salah satu anak usahanya, yaitu Mitratel, menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbuka. “IPO Mitratel diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Mitratel, TelkomGroup, BUMN dan juga negara. Semoga Mitratel dapat membangun market leadership di industri tower provider yang merupakan infrastruktur telekomunikasi nasional oleh BUMN dan anak usaha demi memperkuat ketahanan digital nasional.”
Menteri BUMN juga menambahkan agar Mitratel dapat menarik investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja. Mitratel juga diharapkan menjadi perusahaan yang independen dan kebanggaan nasional dengan tata kelola yang transparan, meningkatkan kapasitas finansial serta fleksibilitas untuk lebih agresif dalam mengejar peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, bahwa IPO MItratel ini merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder. “Sebagai penyediaan infrastruktur menara telekomunikasi selama 13 tahun, Mitratel memiliki lebih dari 28 ribu menara, dengan tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik dalam memberikan pertumbuhan siklus industri di Indonesia.
Kedepannya, Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat. Semoga langkah ini memantapkan langkah Mitratel menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia Tenggara,” tambah Ririek.
Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap. Perusahaan ini juga telah melakukan perluasan bisnis secara agresif, salah satunya melalui solusi serat optik TelkomGroup, dimana hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan menara telekomunikasi lainnya. Dengan jaringan serat optik yang memadai tersebut, Mitratel diharapkan dapat mengambil peran dalam mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital dalam Industri 4.0, seiring adanya jaringan 5G dan pemerataan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa hari ini merupakan hari bersejarah bagi Mitratel, yang beberapa langkah lagi akan mewujudkan mimpi untuk menjadi perusahaan terbuka. “Melalui IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel, dan tentunya mengajak masyarakat luas untuk menjadi bagian dalam kesuksesan membangun Indonesia yang lebih baik lagi melalui digitalisasi,” tuturnya.
Saat ini, Mitratel memiliki model bisnis yang atraktif dan kokoh dengan visibilitas pendapatan yang tinggi, karena didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi. Terbukti, Perseroan memiliki profil keuangan yang atraktif dengan margin yang terus meningkat, kemampuan arus kas yang kuat, serta posisi keuangan yang terkemuka di industri menara telekomunikasi.
Ke depannya, Mitratel berencana untuk ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Sejalan dengan visi untuk menjadi leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara, Mitratel juga tengah mempersiapkan strategi untuk ekspansi jangka panjang di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
Kami akan terus menyediakan layanan infrastructure solution dengan kualitas prima dan harga yang kompetitif, demi memberikan value yang tinggi bagi para investor,” pungkas Teddy.
Mitratel Raih Apresiasi TJSL & CSR Award 2021
Jakarta, 14 Oktober 2021. Dengan tema “Kontribusi BUMN dalam mendukung Pencapaian SDG’s Berbasis ISO 26000”, event perdana yang diselenggarakan oleh BUMN Track didukung oleh Indonesia Shared Value Institute (ISVI) ini merupakan bentuk apresiasi tertinggi bagi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN yang telah menjalankan program TJSL & CSR yang berpedoman pada Permen BUMN PER-05/MBU/04/2021 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN.
Merujuk pada Permen tersebut, kategori penilaian TJSL & CSR Award 2021 terdiri dari empat pilar SDG’s, yakni Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola, serta memberikan nilai tambah (Creating Shared Value) bagi perusahaan. Selain itu, terdapat enam aspek pendukung, yaitu terkait kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, keberlanjutan serta dokumen pelengkap. Nilai tambah dalam penilaian diberikan kepada perusahaan yang telah mengukur tingkat efektivitas program TJSL menggunakan parameter Social Return on Investment (SROI).
Bertempat di JW Mariot Hotel Jakarta, penganugerahan TJSL & CSR Award berlangsung semarak dan hikmat, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Juri TJSL & CSR Award 2021 Thendri Supriatno mengatakan, Permen PER-05/MBU/04/2021 mengarahkan agar program TJSL BUMN mendukung core business perusahaan. “Semangat yang diusung pada creating share value (CSV) sudah diadopsi oleh Permen BUMN PER-05/MBU/04/2021. Diantaranya, pelaksanaan TJSL harus terkait dan mendukung core business BUMN sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan,” jelas Thendri yang juga merupakan Founder & Chairman Indonesia Shared Value Institute (ISVI) dan Founder & Chairman Indonesia Corporate Forum For CSR Development (CFCD).
Menurutnya, TJSL & CSR Award 2021 tidak sekadar ajang penghargaan melainkan menjadi sarana pembelajaran bersama bagi para peserta untuk meningkatkan kualitas program TJSL dalam mendukung bisnis yang berkelanjutan. “Selain menilai, kami memberikan rekomendasi kepada para peserta sebagai acuan untuk melaksanakan program yang lebih terukur, berdampak dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo yang juga merupakan Ketua Komite Penilai Kehormatan TJSL&CSR Award 2021 menyampaikan apresiasi kepada Kementerian BUMN yang telah menempatkan posisi BUMN sebagai bagian dari warga dunia dalam upaya mencapai tujuan pembanguan berkelanjutan melalui implementasi program TJSL dan CSR.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berharap agar TJSL & CSR Award 2021 menjadi momentum penting untuk menggugah kembali solidaritas dan kepedulian para pelaku usaha terhadap kondisi lingkungan sosial. “Penting pula kita sadari bahwa fungsi BUMN tidak hanya semata-mata sebagai agent of value creator yang memberikan kontribusi keuntungan, melainkan juga sebagai agent of development yang dituntut untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. Dalam menjalankan fungsinya sebagai generator aktivitas perekonomian, BUMN tidak boleh melupakan kontribusinya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ajang TJSL & CSR Award 2021 pada tahun perdana ini diikuti oleh 71 perusahaan BUMN dan Anak Perusahaan BUMN. Sebanyak 40 perusahaan lolos seleksi penjurian tahap II yang dilanjutkan dengan proses presentasi dan wawancara pendalaman materi di hadapan dewan juri secara virtual, yang berlangsung selama tiga pekan.
Peserta TJSL&CSR Award 2021 terbagi atas tiga kategori, yakni Perusahaan BUMN, Anak Perusahaan BUMN serta BUMN dan Anak Perusahahaan BUMN Tbk. Capaian masing-masing perusahaan terdiri dari tiga peringkat, yaitu peringkat bintang lima, bintang empat dan bintang tiga.
Didukung oleh para dewan juri yang terdiri dari para pakar profesional bidang CSR, praktisi, akademisi, dan media yang kredibel, menjadikan ajang TJSL & CSR Award 2021 memiliki bobot dan integritas yang teruji.
Beberapa nama besar perusahaan yang muncul sebagai pemenang diantaranya PT Bank BRI, PT Bank BTN, PT PLN, PT Wijaya Karya, PT Pelabuhan Indonesia PT Semen Gresik, PT Bukit Asam, PT Kimia Farma, PT Telkomsel dan PT Mitratel. Selain itu, puluhan perusahaan terbaik lainnya juga mendapatkan penghargaan pada ajang bergengsi ini.
Mitratel Raih Penghargaan TOP Digital Corporate Brand Award 2021
Jakarta, 29 September 2021. PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) meraih prestasi sebagai TOP Digital Corporate Brand Award 2021, Special Achievement for Subsidiary BUMN yang diberikan oleh Suara Pemerintah ID bekerja sama dengan lembaga penilai independen TRAS N CO dan diterima langsung oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko melalui media video conference.
TOP Digital Corporate Brand Award 2021, Special Achievement for Subsidiary BUMN merupakan sebuah penghargaan bergengsi bagi anak usaha BUMN di Indonesia yang telah sukses meningkatkan aktivitas corporate brand di ranah digital, sehingga unggul dibanding perusahaan lainnya.
Penggagas TOP Digital Corporate Brand Award 2021 Tri Raharjo mengatakan ajang penghargaan ini bertujuan memberi apresiasi kepada anak perusahaan BUMN atas kinerja dan pencapaian aktivitas corporate brand dalam teknologi digital terutama selama masa pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menilai penghargaan ini merupakan hasil karya dan kinerja seluruh pegawai Mitratel, yang telah giat bekerja dan memberikan yang terbaik untuk kinerja perusahaan.
“Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan melalui penghargaan ini, tentunya ini semakin memacu semangat dan motivasi seluruh karyawan Mitratel untuk meningkatkan kompetensi menjadi perusahaan berbasis digital di masa yang akan datang,” jelas Theodorus Ardi Hartoko Direktur Utama Mitratel.
TOP Digital Corporate Brand Award 2021, Special for Subsidiary BUMN diberikan kepada anak perusahaan BUMN berdasarkan hasil riset TOP DIGITAL CORPORATE BRAND Index, yaitu riset digital untuk mengukur kesuksesan perusahaan dalam melakukan digital branding, melalui Search Engine Based, Social Media Based, dan Website Based.
Bangun BTS di Daerah 3T, Direktur Utama Mitratel Dianugerahi Satyalancana Pembangunan
Jakarta, 27 September 2021. Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), Theodorus Ardi Hartoko dianugerahi tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada upacara Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi (Postel) ke-76.
Pemberian tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan kepada Theodorus Ardi Hartoko dilakukan secara langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, yang mewakili Presiden Indonesia, Joko Widodo. Penyematan tanda jasa ini dilakukan di halaman kantor pusat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (27/9/2021).
Theodorus Ardi Hartoko dinilai berhasil menginisiasi dan membangun program Base Transceiver Station (BTS) Perbatasan di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T) sejak tahun 2011. Melalui Mitratel, yang merupakan bagian dari Telkom Group, Theodorus Ardi Hartoko berperan besar dalam pembangunan 516 menara telekomunikasi dan 60 menara transmisi backbone, khususnya di Papua dan Natuna.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, penganugerahan Satyalancana Pembangunan ini merupakan sebuah penghormatan terhadap kontribusi perusahaan bagi pembangunan layanan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia, khususnya di daerah 3T.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan baik walaupun banyak rintangan dan hambatan dalam perjalanannya. Ke depan, kami berharap dengan apresiasi ini dapat memberikan energi dan inovasi baru untuk terus berkarya dan semakin dapat memberikan karya positif yang dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi,” ujar Theodorus.
Program pembangunan ini guna menghubungkan antar wilayah untuk mengakomodasi konektivitas telekomunikasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mengakses layanan telekomunikasi dan data secara adil, merata, dan berdaulat di wilayah NKRI.
Adapun penyediaan BTS di wilayah blankspot telekomunikasi merupakan salah satu program Universal Service Obligation (USO) yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). Program ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kesenjangan telekomunikasi dengan penyediaan layanan seluler telepon dasar di daerah yang belum mendapatkan sinyal.
Hal itu sejalan dengan Program Nawacita yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, terutama pada butir ke-3, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI. Sampai saat ini, BAKTI telah membangun di 1.682 lokasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya daerah 3T.
Mitratel kemudian mengambil peran dengan ikut berpartisipasi dalam pelelangan umum dari BAKTI melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sejak tahun 2011. Mitratel berperan dalam membangun lebih dari 30% menara telekomunikasi yang telah dibangun BAKTI hingga saat ini.
Mitratel telah membangun 516 site BTS Perbatasan di seluruh Indonesia, dimana jumlah site terbanyak yang dikerjakan oleh perusahaan adalah site-site di wilayah Maluku dan Papua, yakni sebanyak 364 site atau sebesar 70% dari semua site yang telah dibangun Mitratel. Selain peran serta strategis di BTS Perbatasan, Mitratel juga berperan dalam pembangunan 60 menara transmisi backbone, khususnya di Papua dan Natuna.
Telkomsel dan Mitratel Kembali Melakukan Aksi Korporasi dengan Pengalihan Kepemilikan 4.000 unit Menara Telekomunikasi
Telkomsel dan Mitratel kembali melakukan kesepakatan pengalihan kepemilikan menara telekomunikasi, yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) oleh kedua perusahaan untuk 4.000 unit menara telekomunikasi.
Kesepakatan ini diharapkan dapat meneruskan momentum bagi Telkomsel dan Mitratel dalam kelanjutan komitmen memperkuat pengelolaan aset dan lini bisnis yang dapat lebih mendorong pertumbuhan kinerja organisasi yang lebih ideal, produktif, efektif, dan efisien.
Upaya ini sekaligus mempertegas kembali komitmen Telkomsel dalam memaksimalkan aset infrastruktur yang dimiliki, dan lebih mendorong akselerasi penguatan struktur perusahaan yang lebih ideal, guna menghadirkan inovasi produk dan layanan berbasis ekosistem digital yang lebih customer centric.
Bagi Mitratel, aksi korporasi ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai Tower Provider terbesar di Indonesia.
Jakarta, 2 September 2021 – Telkomsel dan PT Dayamitra Telekomunikasi “Mitratel” melanjutkan komitmennya dalam penguatan transformasi portofolio bisnis dengan melakukan penambahan pengalihan kepemilikan sebanyak 4.000 unit menara telekomunikasi milik Telkomsel kepada Mitratel. Kesepakatan yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) antara PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) pada 31 Agustus 2021 tersebut melengkapi aksi korporasi yang dilakukan kedua perusahaan untuk 6.050 unit menara telekomunikasi pada 2020 lalu.
Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menjelaskan, “Telkomsel terus menunjukan konsisten dalam melakukan transformasi portofolio perusahaan di bisnis digital melalui sejumlah langkah strategis yang terukur dan terarah. Kelanjutan aksi korporasi dengan melakukan pengalihan kepemilikan menara telekomunikasi kepada Mitratel semakin menunjukan keseriusan Telkomsel untuk lebih fokus dalam memperkuat eksistensi dan penetrasi inovasi dalam menggelar layanan digital. Dengan begitu, Telkomsel akan semakin memiliki lebih banyak sumber daya perusahaan yang dapat diarahkan untuk terus membuka peluang dan kesempatan dalam menguatkan ekosistem gaya hidup digital masyarakat Indonesia secara lebih inklusif.”
Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan, “Aksi korporasi ini merupakan langkah Telkom dalam penataan portofolio demi value creation yang optimal dari keduanya baik bagi masing-masing perusahaan, TelkomGroup dan stakeholder. Bagi Telkomsel, ini merupakan wujud konsisten dan keseriusan dalam mendukung transformasi portofolio di bisnis digital. Sedangkan bagi Mitratel, langkah ini semakin memperkuat portofolio menara telekomunikasi TelkomGroup serta memantapkan langkah Mitratel sebagai pemain tower terbesar di Indonesia, yang mendukung beragam kebutuhan tidak hanya bagi TelkomGroup tapi juga tenant lainnya. Sehingga Mitratel bersiap untuk mengoptimalkan value creation selanjutnya melalui aksi korporasi yang lebih besar lagi.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menambahkan, “Mitratel berkomitmen untuk terus berupaya menggali potensi-potensi baru dalam rangka memperkuat fundamental perusahaan, tentunya dengan aksi korporasi ini semakin menunjukkan posisi Mitratel sebagai konsolidator bisnis menara telekomunikasi di pasar. Transaksi ini kembali mengukuhkan Mitratel sebagai tower provider terbesar di Indonesia dan akan semakin membuka peluang untuk pemanfaatan menara ini oleh semua tenant yang potensial, terlebih masuknya era 5G di Indonesia yang berpeluang besar bagi bisnis menara telekomunikasi. Pengalihan kepemilikan menara ini juga akan memberikan kesempatan dan layanan yang sama kepada seluruh operator untuk dapat memperluas area dan meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan. Hal ini tentu saja akan berkontribusi positif untuk percepatan digitalisasi skala nasional”.
Dengan adanya pengalihan ini Mitratel telah memiliki lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia baik urban, suburban maupun daerah rural. Mitratel juga terbuka untuk melakukan transaksi jual beli dengan pihak manapun sepanjang menguntungkan bagi kedua belah pihak dan memberikan value creation bagi pemangku kepentingan.
Melalui kesepakatan ini juga diharapkan dapat meneruskan momentum bagi kedua perusahaan dalam kelanjutan komitmen memperkuat pengelolaan aset dan lini bisnis yang dapat lebih mendorong pertumbuhan kinerja organisasi yang lebih ideal, produktif, efektif, dan efisien. Sehingga, baik Telkomsel dan Mitratel akan terus memperkuat nilai tambah masing-masing perusahaan di setiap fokus inovasi produk dan layanan yang dihadirkan.
“Sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, Telkomsel selalu berharap kelanjutan aksi korporasi dalam pengalihan menara telekomunikasi yang dimiliki ini juga dapat terus memberikan nilai tambah dalam upaya perusahaan dalam memaksimalkan aset infrastruktur yang dimiliki, dan lebih mendorong akselerasi penguatan struktur perusahaan yang lebih ideal, terutama untuk keberlangsungan jangka panjang dalam menghadirkan inovasi produk dan layanan berbasis ekosistem digital yang lebih customer-centric,” pungkas Hendri.
***
Mitratel Kukuhkan Diri Sebagai Perusahaan Menara Telekomunikasi Terbesar di Indonesia Usai Telkom Alihkan 798 Menara
Jakarta, 2 Agustus 2021 – PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat bisnis penyediaan menara telekomunikasi melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), dengan melakukan penyertaan modal berupa aset (inbreng) 798 menara telekomunikasi.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan Akta Inbreng & Head of Agreement antara Telkom dengan Mitratel, yang dilakukan secara hybrid dengan protokol kesehatan yang ketat. Hadir secara fisik dalam acara tersebut Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya dan Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Sedangkan melalui video conference, hadir Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono dan Direktur Network & IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko.
Direktur Strategic Portfolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya menyampaikan pengalihan aset (inbreng) menara telekomunikasi yang dilakukan Telkom kepada Mitratel merupakan bagian dari penataan portofolio TelkomGroup serta merupakan bentuk komitmen Telkom untuk menjadikan Mitratel sebagai vehicle sekaligus pemain yang kuat dan menguasai industri tower.
“Industri menara telekomunikasi ini merupakan industri yang sangat prospektif di tengah potensi perkembangan ekonomi digital Indonesia, ditambah pula masuknya teknologi generasi kelima. Dengan langkah ini, TelkomGroup percaya bahwa Mitratel mampu memperkokoh posisinya sebagai pemimpin industri menara telekomunikasi nasional dan memberikan value yang tinggi bagi perusahaan juga para stakeholder.” Selain sebagai upaya penataan portofolio, langkah inbreng menara milik Telkom ke Mitratel juga merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.
Menara-menara yang dialihkan memiliki potensi kolokasi dan tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia. Inbreng tersebut menjadi modal yang kuat untuk bisnis menara Mitratel ke depan.
“Bisnis menara telekomunikasi merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, mengingat hingga saat ini operator telekomunikasi akan terus berekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya sehingga kami meyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif,” tambah Budi. Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyampaikan komitmen Mitratel dalam mendukung penataan portofolio TelkomGroup dengan aksi korporasi tersebut.
Ke depan, Mitratel berkomitmen untuk mengelola dengan baik aset dan bisnis menara tersebut demi memberikan value terbaik bagi para pemegang saham. Setelah transaksi pengalihan aset 798 menara tersebut, Mitratel memiliki lebih dari 24.000 menara telekomunikasi. Hal ini menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk mendukung terwujudnya value creation demi mengukuhkan diri sebagai pemain nomor satu di industri menara telekomunikasi Indonesia.
Mitratel Siap Hadapi Era 5G dengan Tetap Agresif Memacu Pertumbuhan
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) menyelenggarakan Webinar Telco
Technology Update dengan tema “Expanding Business Opportunities and Facing the Challenges in the
5G Era”. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 26 Maret 2021.
Webinar yang mengupas tentang potensi tower provider menuju Era Teknologi 5G tersebut diisi oleh
para professional di bidang teknologi komunikasi diantaranya Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan
Informatika Kementerian Kominfo RI Dr. Ir. Ismail, M.T sebagai keynote speaker. Acara ini juga
mengundang pembicara seperti VP Technology Strategy Telkomsel Indra Mardiatna, EGM Planning &
Deployment Telkom Indonesia Lukman Hakim Abdul Rauf, dan Marketing Director of Wireless MSSD Huawei Jack Lee Chien Chou.
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Mitratel untuk terus memperkuat bisnis menara
telekomunikasi. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan value creation bisnis tower dan
memastikan ketersediaan infrastruktur jaringan yang berkualitas.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy Hartoko) menyampaikan bahwa Mitratel
akan tetap agresif dalam memacu pertumbuhan Perusahaan baik secara organic maupun inorganic
serta memacu perbaikan fundamental bisnis dengan peningkatan performansi keuangan dan
perbaikan internal proses.
Saat ini Mitratel memiliki lebih dari 22.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ke depan Mitratel akan bertransformasi dari tower business menuju digital infrastructure company
dengan salah satu prioritas strategi bisnis yaitu tetap agresif memacu pertumbuhan perusahan dan
beradaptasi dengan perkembangan teknologi menuju era 5G” ungkap Teddy Hartoko.
Memacu pertumbuhan alat produksi bukan hanya mengenai jumlah tower, namun juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan investasi. Hal ini agar semua strategi dan kebijakan yang dilakukan tetap compliance dengan aturan dan rencana jangka Panjang Perusahaan.
“Mitratel masih akan terus melakukan ekspansi untuk mendukung peningkatan kualitas jaringan dan
memperluas jangkauan layanannya, terlebih menghadapi pengembangan teknologi 5G yang akan segera diimplementasikan di Indonesia. Dengan demikian, harapannya Mitratel sebagai salah satu
provider menara telekomunikasi dapat mengambil peranan penting dalam pembangunan
infrastruktur yang mendukung konektivitas data yang lebih cepat termasuk fiberisasi jaringan pada
Menara telekomunikasi”, jelas Teddy lebih lanjut.
Tingkatkan Efisiensi, Mitratel Alihkan Bisnis Managed Service ke Persada Sokka Tama
PT. Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) terus melakukan penataan portofolio untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi bisnis operasional. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan memindahkan pengelolaan bisnis Managed Service Mitratel ke PT. Persada Sokka Tama (PST).
Pada tanggal 3 Februari 2021 lalu, Mitratel baru saja menyelesaikan akuisisi terhadap PST dengan menandatangani perjanjian akta jual beli sisa saham sebanyak 5% dari pemilik sebelumnya, sehingga saat ini Mitratel memiliki 100% saham di PST.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa pemindahan portofolio bisnis managed service ke PST dapat meningkatkan layanan kepada pelanggan dan juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan terutama untuk fokus dalam peningkatan kompetensi dan pengembangan market.
Hal ini disampaikannya pada saat melakukan Kick Off Pengawalan Operasional Managed Service dari Mitratel ke PST pada Rabu (10/2) di Kantor PST Kayuringin Jaya, Bekasi.
Managed Service merupakan layanan one stop solution terkait dengan menara telekomunikasi yang meliputi Fiber Optic Solution, Service Solution, Mobile Solution, dan Mechanical Electrical Solution.