Mitratel Akuisisi Fiber Optik Sepanjang 967,1 Km
JAKARTA – Fokus dan konsisten menjadi perusahaan infrastruktur digital (Digital Infraco) terbesar di Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melakukan aksi korporasi akuisisi fiber optik milik PT Power Telecom sepanjang 967,1 kilometer dengan 1.144,7 km billable length. Jaringan serat optik anyar ini bernilai strategis karena melengkapi portofolio bisnis tower dengan Billable ratio sebesar 1,18x. Seluruh jaringan optic yang menjadi obyek transaksi ini berada di pulau Jawa.
Untuk menuntaskan transaksi ini, perseroan mengalokasikan anggaran sebesar Rp85 miliar yang bersumber dari dana internal. Catatan saja, perseroan menganggarkan belanja modal Rp7 triliun pada tahun ini dan telah terserap 58% hingga akhir kuartal III-2023. Artinya MTEL memiliki likuiditas yang sangat mencukupi untuk membiayai ekspansi menara dan fiber optik hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan akuisisi fiber optik ini merupakan bentuk komitmen perseroan untuk memperbesar pangsa pasar sekaligus meneguhkan posisi MTEL sebagai mitra strategis industri operator telekomunikasi di negeri ini. “Konsistensi kami dalam mengkonsolidasi bisnis menara, fiber optik dan jasa penunjang lainnya, akan membawa MTEL sebagai Digital Infraco terbesar di Asia Pasifik,” kata Teddy, sapaan akrab Theodorus.
Pada laporan kinerja Kuartal III-2023, MTEL mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, bertambah 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.051 menara. Sementara jumlah kolokasi melonjak 21% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik dari sebelumnya hanya 5.872 Km menjadi 29.042 Km.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan dilepaskannya aset menara dan fiber optik milik industri MNO. Mereka melakukan itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy.
Teddy menjelaskan perseroan akan terus menambah aset, baik berupa menara maupun fiber optic baik secara organic maupun inorganic, termasuk adanya potensi pelepasan aset dari operator telekomunikasi. Sebelum menambah panjang fiber optik, pada akhir September 2023, MTEL juga telah menuntaskan pembelian puluhan menara yang mayoritas berlokasi di Pulau Sumatera.
***
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Fundamental terbukti kuat, Mitratel akan fokus monetisasi aset.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau biasa disapa Teddy, terus melakukan berbagai aksi korporasi untuk mendorong capaian kinerja yang positif di tahun 2023. Berbagai aksi korporasi yang telah dijalani oleh Mitratel baik secara organik maupun non organik pada tahun tahun sebelumnya, berhasil menjadikan Mitratel sebagai pemilik tower terbesar di Asia Tenggara dan dijuluki sebagai Raja Menaradengan jumlah kepemilikan menara lebih dari 35.000.
Teddy menuturkan, fokus Mitratel kini mulai bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai Tower Provider Independen akan terus aggressive memonetisasi asetnya melalui order dari seluruhMobile Network Operator (MNO) seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa. Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya Tenancy Ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan.
“Kami yakin nilai perusahaan akan meningkat pesat di tahun 2023, yang didukung oleh kinerja finansial yang baik. Mitratel optimis dengan dominasi pasar yang kuat, Langkah ekspansi bisnis yang kami lakukan secara organik dan non organik akan berdampak pada kinerja finansial kami di tahun ini” kata Teddy.
Walaupun menjadi perusahaan menara dengan jumlah terbesar, tenancy ratio Mitratel masih tertinggal dibandingkan kompetitor. Namun demikian saat ini Mitratel berhasil mencatatkan EBITDA Margin yang sejajar dengan kompetitor. Sehingga dalam jangka pendek sampai menengah kinerja Mitratel diharapkan sudah mampu untuk melampaui kompetitor.
“Setelah Mitratel menjadi pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara, kami terus berusaha menjaga agar fundamental perusahaan selalu terjaga dengan memiliki kinerja yang baik dan solid, serta tumbuh di atas rata-rata industri. Masih banyak peluang bisnis yang dapat dijalankan dan pastinya berpotensi memberikan keuntungan, sehingga bisnis ini dapat tumbuh berkelanjutan. Kami akan fokus untuk memberikan solusi end-to-end bagi pelanggan kami dimana sebagai contoh saat ini Mitratel sudah menyiapkan layanan Fiber-to-the-Tower (FTTT), Energy-as-a-Service (EaaS), dan layanan berbasis satelit, hal ini sulit direplikasi oleh kompetitor lainnya”
“Saya yakin bisnis infrastruktur telekomunikasi masih terus tumbuh dan berkembang serta menjanjikan bagi para investor. Para investor dapat melihat dan mempertimbangkan statistik yang terkait dengan bisnis tower ini di Mitratel, seperti banyaknya jumlah menara, pertumbuhan pendapatan dan tingkat keuntungan yang signifikan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat saat melakukan investasi. Tidak sulit untuk membayangkan pertumbuhan kapitalisasi pasar Mitratel ke depan, dimana saat ini masuk 30 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, ambisi kami masuk ke 20 besar atau bahkan 10 besar” ujar Teddy. ***
Akuisisi 6.012km Fiber Optik, Mitratel Akselerasikan Transformasi Digital Infraco
JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk “MTEL” Kembali melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi fiber optik sepanjang 6.012 km milik PT Sumber Cemerlang Kencana Permai (SCKP) & PT Trans Indonesia Superkoridor (TIS). Penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sales & Purchase Agreement/SPA) akuisisi fiber optik dilaksanakan pada 19 Desember 2022.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, Mitratel telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli aset fiber optik antara Mitratel sebagai pembeli, dan PT Sumber Cemerlang Kencana Permai (SCKP) & PT Trans Indonesia Superkoridor (TIS) sebagai penjual. Fiber optik yang diakuisisi sepanjang 6.012 km tersebar di 86 kota & kabupaten di Indonesia yang menghubungkan 2.436 tower.
Aksi pembelian fiber optik yang merupakan bagian dari proses fiberisasi diyakini akan berdampak positif pada kinerja dan transformasi Mitratel menuju Digital Infraco. Akuisisi fiber optik juga berpotensi membuka peluang bisnis baru sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Mitratel menargetkan menjadi Perusahaan Infrastruktur Digital Terkemuka (Digital Infraco) pada tahun 2023 lewat penguatan infrastruktur layanan jaringan 5G yang salah satunya melalui proses fiberisasi.
“Akuisisi fiber optik menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mendukung percepatan proses fiberisasi yang juga merupakan bagian dari percepatan menuju adopsi 5G yang menjadi target utama Mitratel dalam beberapa tahun kedepan sebagai upaya untuk mendukung kedaulatan digital Indonesia,” ungkap Theodorus Ardi Hartoko selaku Direktur Utama Mitratel yang akrab disapa Teddy.
Melalui aksi ini juga diharapkan Mitratel dapat meneruskan momentum dalam kelanjutan komitmen memperkuat pengelolaan aset dan lini bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja organisasi yang lebih ideal, produktif, efektif, dan efisien. Sehingga, Mitratel akan terus memperkuat nilai tambah perusahaan di setiap fokus inovasi produk dan layanan yang dihadirkan baik secara organik maupun inorganik.
Akuisisi ini merupakan bukti komitmen Mitratel untuk tetap menjadi yang terbesar dan terlengkap serta memberi kemudahan bagi operator telekomunikasi dalam mengembangkan jangkauan layanannya. Saat ini Mitratel telah menjadi yang terbesar, terlengkap dan terluas jangkauannya di Indonesia. Penambahan kepemilikan fiber optik akan mempermudah operator telekomunikasi untuk melakukan ekspansi layanannya dimanapun lokasinya karena Mitratel juga telah memiliki layanan konektivitas satelit.
“Dengan kemudahan konektivtas yang kami tawarkan, operator telekomunikasi hanya perlu menentukan lokasi yang diinginkan dan semua kebutuhan infrastrukturnya dapat dipenuhi oleh Mitratel,” kata Teddy yang selalu tampil bugar karena hobi olahraga nya.
Sinergi Telkom Group, Mitratel tandatangani Perjanjian Kerja Sama Strategis dengan Telkom Akses
Jakarta, 30 Maret 2022. PT. Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel melakukan penandatanganan kerja sama proses desain, implementasi sampai dengan operasional dan pemeliharaan jaringan fiber optik dengan PT. Telkom Akses. Telkom Akses adalah salah satu anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang konstruksi pembangunan dan manage service infrastruktur jaringan fiber optic.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus A. Hartoko dengan Direktur Utama Telkom Akses I Ketut Budi Utama pada 30 Maret 2022. Penandatanganan ini dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat Mitratel sebagai tower provider yang memiliki diversifikasi portfolio baru yaitu fiberisasi tower yang sesuai dengan kebutuhan dari mobile network operator (MNO) untuk menjadikan Mitratel sebagai digital infrastructure company (InfraCo) sekaligus independent fiber lease provider (FLP).
Dalam sambutannya Direktur Utama Telkom Akses menyampaikan kesiapannya untuk memberikan dukungan yang terbaik untuk Mitratel dengan expertise dan kapabilitas yang dimiliki Telkom Akses. Melalui sinergi dengan PT Telkom Akses yang telah memiliki portfolio dan kapabilitas dalam penggelaran dan operasional jaringan fiber optic terbesar di Indonesia yang disiapkan untuk Telkom Group, Mitratel sangat yakin hal tersebut akan memberikan dampak positif dalam mengakselerasi go-to-market dari portofolio jaringan fiber optic Mitratel.
Melalui kerjasama ini Mitratel akan mengoptimalkan sinergisitas kekuatan infrastruktur dan kompetensi Telkom Group yang sangat lengkap meliputi Digital Connectivity, Digital Platform dan Digital Services. Kerjasama dengan Telkom Akses ini tidak hanya akan mengakselerasi proses deployment jaringan fiber optic tetapi juga mengoptimalkan seluruh resources yang dimiliki oleh Telkom Akses khususnya integrated planning tools dan experienced fiber optic technician.
“Tentunya dengan penandatanganan perjanjian kerja sama ini semakin memantapkan langkah Mitratel dalam mengembangkan portfolio fiberisasi yang merupakan bagian dari kesiapan Mitratel sebagai penyedia infrastruktur digital unggulan untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia. Penguatan portfolio fiber juga semakin memperkuat basis fundamental bisnis Mitratel kedepannya karena akan menjadi new revenue engine generator Mitratel dalam mengoptimalkan value Mitratel di market,” kata Direktur Utama Mitratel Theodorus A. Hartoko.
Direktur Utama Mitratel menjelaskan perjanjian kerja sama yang ditandatangani ini diharapkan dapat mendorong Mitratel menjadi salah satu penyedia jaringan fiber optic terbesar bagi operator telekomunikasi seluler di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pada akhir Desember 2021 sejumlah 11.851 tower dari total lebih dari 28.206 tower Mitratel telah tersambung dengan jaringan fiber optic dan saat ini sedang berjalan pembangunan 6.000 KM tambahan jaringan baru di 5 Provinsi yang akan semakin mempercepat pemenuhan kebutuhan para operator telekomunikasi untuk mengimplementasikan 5G di Indonesia.