Laba Bersih Mitratel Tembus Rp1.02T, Tumbuh 14.7%
Mitratel membukukan kinerja positif dan pertumbuhan yang berkelanjutan pada Semester I-2023. Laba bersih mencapai Rp1,02 triliun, meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 892 miliar.
JAKARTA, 28 Juli 2023 – Fokus membangun infrastruktur telekomunikasi, terutama di luar Pulau Jawa, memberikan dampak positif terhadap kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. Akuisisi menara dan perluasan jaringan serat optik yang gencar
dilakukan perseroan dalam beberapa waktu terakhir, tidak hanya berhasil meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan, namun juga membantu pertumbuhan ekosistem industri telekomunikasi di tanah air.
Mitratel membukukan kinerja positif dan pertumbuhan yang berkelanjutan pada Semester I-2023. Laba bersih mencapai Rp1,02 triliun, meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 892 miliar. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan
jumlah tenant, monetisasi bisnis serta peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.
Perseroan mencatatkan pendapatan pada periode Semester I-2023 sebesar Rp 4,13 triliuntumbuh 10,8%. Segmen bisnis Tower memiliki kontribusi terbesar terhadap pendapatan sebesar 93,2%. Sedangkan segmen bisnis Mitratel lainnya (tower related business) semakin berkurang kontribusinya dengan porsi 6,8% terhadap keseluruhan pendapatan.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang akrab disapa Teddy, mengatakan kinerja keuangan perseroan pada Semester I-2023 on the track dengan rencana bisnis yang telah dicanangkan. Pertumbuhan pendapatan merupakan hasil dari strategi perseroan dalam melakukan ekspansi menara, penambahan tenant, serta monetisasi segmen bisnis lainnya, seperti Tower Fiberization“. Kami mulai memetik hasil dari ekspansi yang tercermin pendapatan yang tumbuh secara stabil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Mitratel pada akhir Semester I-2023 memiliki 36.719 menara meningkat 27,6% dari periode yang sama tahun lalu. Terdapat penambahan menara baru sejumlah 1.301 yang mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan dengan kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6% menjadi 54.718 tenant.
Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Dari sisi tenancy, penambahan tenant di luar jawa sebesar 26%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 22%.
“Kami meyakini tenancy ratio di luar Jawa akan terus meningkat seiring pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang mendorong operator seluler di Indonesia untuk terus berekspansi,” ujar Teddy.
Pada akhir Juni 2023 total aset fiber optic milik Mitratel tercatat 27.269 km termasuk hasil dari akuisisi fiber sepanjang 6.012 km pada akhir 2022. Hal ini menjadi pendorong penambahan pendapatan sebesar Rp86 miliar dari bisnis tower fiberization.
Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power as a Service (PaaS). Teddy mengatakan model bisnis PaaS ini adalah penyediaan sumber energi baik untuk catu daya utama (main power) maupun sebagai cadangan (Backup Power) ke perangkat-perangkat aktif operator telekomunikasi.
Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan dan peningkatan efisiensi mendorong EBITDA Mitratel pada Semester I-2023 mencapai Rp3,35 triliun, meningkat 16,1% secara yoy. Rasio EBITDA Margin membaik menjadi 81,2% dibandingkan setahun sebelumnya 77,5%.
Mitratel pada akhir Juni 2023 membukukan kenaikan aset sebesar 1,3% menjadi Rp56,79 triliun yang dikontribusi oleh akuisisi dan pembangunan menara baru secara organik. Debt to equity ratio (DER) tercatat 47,3% yang mencerminkan rasio utang yang sehat.
“Bisnis menara memang masih menghadapi sejumlah tantangan seperti suku bunga tinggi, inflasi dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi. Tetapi kami sudah menyiapkan sejumlah strategi dan mitigasi agar perseroan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan sehingga dapat terus memberikan nilai tambah bagi para shareholders,” tutup Teddy
***
Anda dapat membaca berita terkait pada:
https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/11168/tumbuh-14-7-mitratel-raih-laba-rp1-02-t-di-semester-i-2023
Anda dapat melihat portfolio Mitratel pada halaman berikut:
https://www.mitratel.co.id/portfolio-mtel/
Kuartal I Tahun 2023 Laba Bersih Mitratel tumbuh 9% Menjadi Rp501 Miliar, Karena Berhasil Monetisasi Aset
Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel pada kuartal I tahun 2023 membukukan laba bersih senilai Rp501 miliar atau tumbuh sebesar 9,1% dari Rp 459 miliar di periode yang sama tahun 2022. Laba bersih Perseroan ini ditopang pendapatan yang naik 9,9% menjadi Rp2,06 triliun dari Rp1,87 triliun (year on year/yoy).
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan pendapatan dari penyewaan menara telekomunikasi atau Tower Leasing masih menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama Perseroan di kuartal pertama 2023 itu. “Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari pendapatan segmen Tower Leasing yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022. Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh penambahan tenant dan kolokasi, termasuk akuisisi menara Indosat pada kuartal pertama tahun ini,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus, di Jakarta pada Rabu (3/5/2023).
Selain dari segmen Tower leasing, pendapatan Mitratel juga ditopang dari segmen Reseller sebesar Rp154 miliar, Fiber sebesar Rp 34 miliar, dan Tower-Related Business Rp128 miliar. Kinerja fundamental Mitratel di kuartal pertama tahun ini tetap tumbuh seiring dengan digencarkannya program monetisasi aset dari aksi korporasi organik dan inorganik yang dituntaskan pada 2022. “Tahun ini, kami melanjutkan pertumbuhan bisnis organik dan inorganik untuk mengkreasikan pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan,” tutur Teddy.
Pada 2022, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi dan serat kabel optik (fiber optic). Dampak positif dari akuisisi menara itu adalah pertumbuhan pendapatan Tower Leasing dan memperoleh pendapatan terbaru dari fiber optic. Mitratel pada kuartal pertama tahun ini mengantongi pendapatan senilai Rp34 miliar dari segmen Fiber. Pada kuartal pertama tahun lalu, segmen ini belum mencatatkan pendapatan. Mitratel berhasil mencatatkan perkembangan yang pesat di portofolio fiber hingga Maret 2023. Kunci pertumbuhan protofolio baru ini didorong kemitraan strategis yang mengakselerasi go to market, mendapatkan pesanan dari operator selular serta aksi korporasi inorganik dengan mengakuisisi asset fiber sepanjang 6.012 km, sehingga pada akhir Maret 2023, Mitratel memiliki total aset kabel serat optil (fiber optic) sepanjang 25.509 km.
Mitratel juga sedang menggarap bisnis Power To The Tower. Teddy mengatakan model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN) di lokasi (site) menara telekomunikasi.
Perseroan memproyeksikan pasar atas bisnis Power To The Tower akan tumbuh sampai dengan tahun 2026 dengan (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 6%. ”Mitratel melihat ini sebagai peluang dalam membangun ekosistem penyewaan menara yang lebih komprehensif dan berinisiatif menjadi pemain utama dalam bisnis ini,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus, di Jakarta pada Rabu (3/5/2023).
Adapun, EBITDA Mitratel pada tiga bulan pertama di tahun ini mampu tumbuh 16,2% (yoy), dengan didukung disiplin atas pengelolaan biaya operasi.
Teddy memproyeksikan pendapatan Mitratel hingga akhir tahun 2023 tumbuh sebesar 11% dibandingkan pendapatan di tahun 2022 senilai Rp7,73 triliun. “Mitratel menerapkan beragam strategi pemasaran untuk merespon perubahan dan memenuhi permintaan konsumen. Beberapa strategi itu diantaranya membentuk tim pemasaran yang dibekali analytical tools agar memudahkan konsumen, yakni operator telekomunikasi, untuk menyewa menara yang selaras dengan rencana dan ekspansi bisnis mereka di pulau Jawa dan luar Pulau Jawa,” sebut Teddy.
Mitratel pada kuartal pertama 2023 memiliki 36.439 menara yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Pada periode kuartal pertama ini, Mitratel telah membangun 105 menara baru dan mengakuisisi 997 menara. Mitratel tercatat sebagai perusahaan penyedia menara terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.
Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.278 menara di Jawa dan 21.161 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. “Pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 25,3%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 21,9%. Hal ini menunjukkan bahwa strategi Mitratel untuk ekspansi dan mengoptimalkan pertumbuhan di luar Jawa sesuai dengan strategi ekspansi dari operator seluler di Indonesia,” ungkap Teddy. Saat ini, Mitratel memiliki 36.439 menara sehingga Mitratel merupakan perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo) yang independen dan terbesar di Asia Tenggara serta di posisi ke-12 secara global.
Adapun, Mitratel pada kuartal pertama tahun ini membukukan kenaikan aset sebesar 2,40% atau menjadi Rp57,42 triliun dari Rp56,07 triliun pada akhir tahun 2022. Kenaikan itu ditopang aset tidak lancar yang naik 4,02%, menjadi Rp50,12 triliun dari Rp48,18 triliun. Sedangkan, aset lancar mengalami perubahan sehingga nilainya menjadi Rp7,29 triliun dari Rp7,88 triliun
Mitratel telah menyiapkan beberapa strategi bisnis yang mencakup operational excellence, service excellence, creating value business, creating shared value, digitalisasi berbasis analytical tools dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Teddy mengatakan program bisnis Mitratel ini akan menjadi tema di tahun ini untuk memastikan Mitratel dapat memberikan value yang maksimal bagi seluruh pemegang saham. (*)
Beban Terkendali, Laba Mitratel Naik 33% Jadi Rp 459,4 M
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel membukukan pendapatan Rp 1,87 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Angka ini lompat 21,51% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,54 triliun.
Beban pokok tercatat Rp 952,36 miliar. Kenaikannya masih proporsional, hanya sekitar 16,7% dibanding kuartal pertama tahun lalu, Rp 816,05 miliar.
Sehingga, kenaikan beban pokok yang masih di bawah kenaikan pendapatan membuat MTEL mampu mencatat kenaikan laba kotor 26,81% secara tahunan menjadi Rp 917,81 miliar dari sebelumnya Rp 723,74 miliar.
MTEL membukukan penghasilan usaha lainnya sebesar Rp 12,11 miliar. Pemasukan ini yang membuat perusahaan mampu menekan pos beban usaha menjadi Rp 104 miliar dari sebelumnya Rp 111,12 miliar.
Alhasil, laba usaha mengalami kenaikan 32,84% secara tahunan menjadi Rp 813,81 miliar dari sebelumnya Rp 612,62 miliar.
Kenaikan itu juga yang membuat MTEL membukukan laba bersih Rp 459,4 miliar. Nilai ini naik 33,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 343,19 miliar.
Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220510115443-17-337746/beban-terkendali-laba-mitratel-naik-33-jadi-rp-4594-m