Mitratel Akuisisi Tower Indosat, Peluang Operator Expansi Jaringan semakin Terbuka
JAKARTA-PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)/Mitratel dan Indosat Ooredoo Hutchison(IOH) menandatangani perjanjian penjualan bersyarat (Conditional Sales PurchaseAgreement/CSPA) menara telekomunikasi milik IOH sebanyak 997 menara telekomunikasi.Aksi korporasi perseroan ini akan menambah aset dan tenant Mitratel, antara lain IOH danpenyewa Menara dari mitra bisnis lainnya. Adapun, transaksi antara Mitratel dan IOH itudiproyeksikan rampung pada kuartal I/2023.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko menuturkan kolaborasi ini dapat memperkuatdan memantapkan posisi MTEL sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di AsiaTenggara yang independent dan terpercaya. Teddy, demikian sapaan akrabnya, mengapresiasi kolaborasi perseroan dengan IOH. “Kerjasama ini memperkokoh Mitratel sebagai pemilikmenara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Penambahan sebanyak 997 menaratelekomunikasi ini memperkuat ekosistem Mitratel di bisnis menara telekomunikasi sertamenciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi seluruh operator telekomunikasi serta mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara Mitratel serta menyokongserangkaian usaha Mitratel untuk pengembangan bisnis menjadi end-to-end DigitalInfrastructure Company. Dan tidak kalah pentingnya adalah bahwa akuisisi juga merupakan penegasan bahwa Mitratel adalah perusahaan penyedia Menara yang independent dan sangat dipercaya oleh operator seluler di Indonesia ,” ujar Teddy di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).
Kesepakatan tersebut diyakini memberikan manfaat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutanuntuk Mitratel dan IOH. “Mitratel berupaya menjadi perusahaan yang berorientasi padaLeading Sustainable Growth. Perjanjian CSPA dengan IOH melanjutkan pertumbuhananorganik di tahun-tahun sebelumnya,” ucap Teddy.
Pada 2022, misalnya, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi sebanyak 6.088 unit dan6.012 kilometer (km) fiber optic. Akuisisi ini merupakan usaha Mitratel untuk memantapkan posisi sebagai konsolidator infrastruktur telekomunikasi (menara dan fiber) utama di Indonesia.
Sejalan dengan akuisisi menara, MTEL juga menjalankan program peningkatan tenancy ratio melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optic danlayanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower) yang akan memberikan dukunganpenuh kepada operator telekomunikasi.
Kedepan, pertumbuhan pendapatan Mitratel diyakini akan tumbuh di atas rata-rata industri dengan adanya aksi korporasi akusisi ini yang dibarengi dengan peningkatan tenancy ratio. Perseroan juga meyakini tingkat profitabilitas yaitu margin EBITDA kian meningkat seiringpeluang pertumbuhan kolokasi menara.
Secara konsolidasi, Mitratel pada Sembilan Bulan pertama 2022 mencetak margin EBITDAsebesar 78,5%, atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 75,7%. Bahkan margin EBITDAdari segmen penyewaan menara telekomunikasi tercatat sebesar 85.2%.
Lebih lanjut Teddy menjelaskan, akuisisi ini merupakan kesempatan yang baik untukmendapatkan ratusan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi strategisdalam rentang waktu yang cukup singkat yang tidak dapat dicapai dengan pengembanganorganik.
“Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai Tower Provider akan terus agresif memonetisasi asetnya sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” imbuh Teddy
Mitratel and Indosat Ooredoo Hutchison Sign Conditional Sale and Leaseback Transaction Agreement for 997 Telecommunication Towers
The signing of the above agreements is part of accelerating the digital ecosystem to support Indonesia’s digital economic growth
Jakarta, 15 February 2023 – PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk. (Mitratel) and Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) entered into a sale and leaseback agreement for 997 telecommunication towers for the next 10 years. This action is an important step for Mitratel to strengthen its dominance in tower ownership in Southeast Asia. With the additional 997 towers resulting from this acquisition, Mitratel’s towers will be more than 36 thousand.
Chief Executive Officer of Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko said, “We are pleased to be able to collaborate with IOH and strengthen our position as the largest telecommunications tower owner in Southeast Asia. The addition of 997 telecommunication towers will ultimately strengthen our ecosystem in the tower business and create greater value for all telecommunication operators who will expand their services and is a form of our commitment to continue to contribute to the growth of Indonesia’s digital economy.”
This transaction is expected to be completed in the first quarter of 2023. In the future Mitratel and Indosat Ooredoo Hutchison will continue to work together and collaborate in strengthening and expanding digital services in Indonesia.
Fundamental terbukti kuat, Mitratel akan fokus monetisasi aset.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau biasa disapa Teddy, terus melakukan berbagai aksi korporasi untuk mendorong capaian kinerja yang positif di tahun 2023. Berbagai aksi korporasi yang telah dijalani oleh Mitratel baik secara organik maupun non organik pada tahun tahun sebelumnya, berhasil menjadikan Mitratel sebagai pemilik tower terbesar di Asia Tenggara dan dijuluki sebagai Raja Menaradengan jumlah kepemilikan menara lebih dari 35.000.
Teddy menuturkan, fokus Mitratel kini mulai bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai Tower Provider Independen akan terus aggressive memonetisasi asetnya melalui order dari seluruhMobile Network Operator (MNO) seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa. Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya Tenancy Ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan.
“Kami yakin nilai perusahaan akan meningkat pesat di tahun 2023, yang didukung oleh kinerja finansial yang baik. Mitratel optimis dengan dominasi pasar yang kuat, Langkah ekspansi bisnis yang kami lakukan secara organik dan non organik akan berdampak pada kinerja finansial kami di tahun ini” kata Teddy.
Walaupun menjadi perusahaan menara dengan jumlah terbesar, tenancy ratio Mitratel masih tertinggal dibandingkan kompetitor. Namun demikian saat ini Mitratel berhasil mencatatkan EBITDA Margin yang sejajar dengan kompetitor. Sehingga dalam jangka pendek sampai menengah kinerja Mitratel diharapkan sudah mampu untuk melampaui kompetitor.
“Setelah Mitratel menjadi pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara, kami terus berusaha menjaga agar fundamental perusahaan selalu terjaga dengan memiliki kinerja yang baik dan solid, serta tumbuh di atas rata-rata industri. Masih banyak peluang bisnis yang dapat dijalankan dan pastinya berpotensi memberikan keuntungan, sehingga bisnis ini dapat tumbuh berkelanjutan. Kami akan fokus untuk memberikan solusi end-to-end bagi pelanggan kami dimana sebagai contoh saat ini Mitratel sudah menyiapkan layanan Fiber-to-the-Tower (FTTT), Energy-as-a-Service (EaaS), dan layanan berbasis satelit, hal ini sulit direplikasi oleh kompetitor lainnya”
“Saya yakin bisnis infrastruktur telekomunikasi masih terus tumbuh dan berkembang serta menjanjikan bagi para investor. Para investor dapat melihat dan mempertimbangkan statistik yang terkait dengan bisnis tower ini di Mitratel, seperti banyaknya jumlah menara, pertumbuhan pendapatan dan tingkat keuntungan yang signifikan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat saat melakukan investasi. Tidak sulit untuk membayangkan pertumbuhan kapitalisasi pasar Mitratel ke depan, dimana saat ini masuk 30 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, ambisi kami masuk ke 20 besar atau bahkan 10 besar” ujar Teddy. ***
Akuisisi 6.012km Fiber Optik, Mitratel Akselerasikan Transformasi Digital Infraco
JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk “MTEL” Kembali melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi fiber optik sepanjang 6.012 km milik PT Sumber Cemerlang Kencana Permai (SCKP) & PT Trans Indonesia Superkoridor (TIS). Penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sales & Purchase Agreement/SPA) akuisisi fiber optik dilaksanakan pada 19 Desember 2022.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, Mitratel telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli aset fiber optik antara Mitratel sebagai pembeli, dan PT Sumber Cemerlang Kencana Permai (SCKP) & PT Trans Indonesia Superkoridor (TIS) sebagai penjual. Fiber optik yang diakuisisi sepanjang 6.012 km tersebar di 86 kota & kabupaten di Indonesia yang menghubungkan 2.436 tower.
Aksi pembelian fiber optik yang merupakan bagian dari proses fiberisasi diyakini akan berdampak positif pada kinerja dan transformasi Mitratel menuju Digital Infraco. Akuisisi fiber optik juga berpotensi membuka peluang bisnis baru sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Mitratel menargetkan menjadi Perusahaan Infrastruktur Digital Terkemuka (Digital Infraco) pada tahun 2023 lewat penguatan infrastruktur layanan jaringan 5G yang salah satunya melalui proses fiberisasi.
“Akuisisi fiber optik menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mendukung percepatan proses fiberisasi yang juga merupakan bagian dari percepatan menuju adopsi 5G yang menjadi target utama Mitratel dalam beberapa tahun kedepan sebagai upaya untuk mendukung kedaulatan digital Indonesia,” ungkap Theodorus Ardi Hartoko selaku Direktur Utama Mitratel yang akrab disapa Teddy.
Melalui aksi ini juga diharapkan Mitratel dapat meneruskan momentum dalam kelanjutan komitmen memperkuat pengelolaan aset dan lini bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja organisasi yang lebih ideal, produktif, efektif, dan efisien. Sehingga, Mitratel akan terus memperkuat nilai tambah perusahaan di setiap fokus inovasi produk dan layanan yang dihadirkan baik secara organik maupun inorganik.
Akuisisi ini merupakan bukti komitmen Mitratel untuk tetap menjadi yang terbesar dan terlengkap serta memberi kemudahan bagi operator telekomunikasi dalam mengembangkan jangkauan layanannya. Saat ini Mitratel telah menjadi yang terbesar, terlengkap dan terluas jangkauannya di Indonesia. Penambahan kepemilikan fiber optik akan mempermudah operator telekomunikasi untuk melakukan ekspansi layanannya dimanapun lokasinya karena Mitratel juga telah memiliki layanan konektivitas satelit.
“Dengan kemudahan konektivtas yang kami tawarkan, operator telekomunikasi hanya perlu menentukan lokasi yang diinginkan dan semua kebutuhan infrastrukturnya dapat dipenuhi oleh Mitratel,” kata Teddy yang selalu tampil bugar karena hobi olahraga nya.
Komisaris, Direksi dan Karyawan Mitratel Borong 23.841.500 Lembar Saham MTEL
Jakarta, 16 Desember 2022. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menyampaikan bahwa Komisaris, Direksi, dan karyawan MTEL melaksanakan hak opsi pada program Management and Employee Stock Ownership Plan(MESOP) tahap I sejumlah 23.841.500 lembar saham. Harga pembelian saham MESOP MTEL tahap I tersebut adalah Rp720 per lembar saham.
Program MESOP MTEL didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/POJK.04/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sedangkan penetapan harga didasarkan pada Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00101/BEI/12-2021 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Pelaksanaan program MESOP MTEL tahap I telah dilakukan pada tanggal 1 November 2022 sampai dengan 12 Desember 2022 dengan persetujuan pra-pencatatan saham tambahan dalam rangka pelaksanaan MESOP MTEL tahap I pada tanggal 18 Februari 2022.
Pelaksanaan program MESOP MTEL tahap I ini tidak menimbulkan dampak dilusi yang material kepada pemegang saham atas kepemilikan saham dalam perseroan. Total jumlah saham MESOP MTEL tahap I yang dieksekusi oleh manajemen dan karyawan adalah sebesar 0,028% dari total jumlah saham.
Antusiasme manajemen dan karyawan MTEL dalam Program MESOP ini merupakan bentuk kepercayaan kepada perusahaan. “Keberhasilan program ini merupakan bentuk nyata dari kepercayaan, rasa memiliki dan optimisme terhadap keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kami memiliki fundamental bisnis yang kuat dan sejumlah program untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain penambahan tower baru yang disertai program peningkatan tenancy ratio, kami juga memperkuat pembangunan ekosistem bisnis tower, seperti menyediakan connectivity berkapasitas tinggi melalui penggelaran fiber optic dan layanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower)” ungkap Theodorus Ardi Hartoko selaku Direktur Utama.
Mitratel Serahkan Bantuan Untuk Korban Gempa Cianjur
Cianjur, 8 Desember 2022. PT. Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel melalui Program Mitratel Berbagi menyalurkan bantuan untuk masyarakat terdampak Gempa Cianjur.
Penyerahan bantuan disampaikan langsung oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk. Ian Sigit Kurniawan dan diterima oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Budhi Rahayu Toyib, S.Sos, MM di Pendopo Kantor Bupati Cianjur.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Budhi Rahayu Toyib, S.Sos, MM mengapresiasi bantuan Mitratel Berbagi dapat bermanfaat untuk masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Mitratel yang telah memberikan empati dan terpenting adalah doa terhadap masyarakat Cianjur yang sedang terkena gempa dengan memberikan bantuan dana tunai sejumlah Rp100 juta”, ujarnya.
“Semoga Mitratel semakin jaya, berkembang, dan terus memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia”, tambahnya.
Ian Sigit Kurniawan selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel juga menyampaikan harapannya, agar bantuan yang diberikan ini dapat membantu meringankan beban para warga yang terdampak di Kabupaten Cianjur.
“Mitratel adalah sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi yang dalam kegiatan bisnisnya banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam kesempatan ini Kami menyampaikan rasa turut berduka cita dan berbelasungkawa atas musibah gempa bumi yang melanda Cianjur dan sekitarnya”, ujar Ian.
Selain itu, di hari yang sama Ian juga menyerahkan bantuan kepada beberapa orang karyawan setempat yang juga menjadi korban gempa Cianjur sebagai wujud solidaritas dan empati para Mitratelians dan perusahaan.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya mewakili Management Mitratel dan seluruh Mitratelians menyampaikan rasa belasungkawa, sekaligus menyampaikan donasi keluarga besar karyawan Mitratel kepada karyawan yang terdampak gempa Cianjur,” kata Ian.
Pertemuan ditutup dengan harapan agar bantuan Mitratel yang diserahkan dapat bermanfaat dan semoga bantuan yang diberikan dapat meringankan warga yang terdampak serta masyarakat Cianjur dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Mitratel Menuju Digital Infrastructure Company, Jalin Kerjasama Riset dengan Universitas Telkom
Jakarta, 2 Desember 2022 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau “Mitratel” terusberkomitmen mendukung pengembangan riset dan teknologi untuk meningkatkan digitalisasi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Untuk mendukung langkah dimaksud Mitratel bekerjasama dengan Universitas Telkom yang diyakini akan mendorong percepatanperkembangan industri telekomunikasi menuju visi Indonesia 2045.
Penandatanganan Nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antaraMitratel dengan Universitas Telkom dilakukan pada tanggal 2 Desember 2022 di sela-sela acara Sidang Terbuka Senat Dalam Rangka Wisuda Program Magister, Sarjana, Sarjana Terapan dan Ahli Madya Universitas Telkom Periode I Tahun Akademik 2022/2023. Hadir dalam acaratersebut Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Theodorus Ardi Hartoko dan RektorUniversitas Telkom Prof. Dr. Adiwijaya. S.Si., M.Si.
Theodorus Ardi Hartoko atau akrab disapa Teddy menyampaikan pendantanganan kerja samaMitratel dengan Universitas Telkom ini merupakan upaya serius dari Mitratel untuk pengembangan digitalisasi infrastruktur telekomunikasi dan mendukung sistem pendidikan danpengembangan riset serta teknologi. Mitratel sebagai tower provider terbesar di Asia Tenggara terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam percepatan digitalisasi Indonesia. Saatini Mitratel telah memiliki lebih dari 35.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh seluruh operator telekomunikasi.
Bentuk kerjasama Mitratel dan Universitas Telkom meliputi riset dalam bidang Disain & Prototyping yang meliputi New Smart Pole, Design Pole in IKN, Magnetic Infinty Power Generator, Water Fuel Power Generator dan Infinity life batteries bank. Selain itu kerjasamadalam bidang Implementation seperti Aplikasi IOT (environmental control), Aplikasi berbasis Edge Computing (layanan smart campus), dan Aplikasi material Tower non Baja.
“Kerja sama ini kami harapkan memberi dampak yang positif bukan hanya dalam lini bisniskami, namun juga untuk sistem pendidikan masa depan demi digitalisasi industri telekomunikasidi Indonesia” ujar Teddy dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Dukungan dari Mitratel ini disambut positif oleh Rektor Universitas Telkom Prof. Adiwijaya. Ia menyampaikan bentuk dukungan yang diberikan Mitratel akan memberikan dampak positif bagiUniversitas dengan sistem dan fasilitas, serta sumber daya yang siap dioptimalisasikan untuk bisnis digital dan industri telekomunikasi.
“Kami menyambut positif kerja sama ini dan yakin kolaborasi dengan Universitas ini akan muncul bibit bibit baru yang unggul dari Universitas Telkom yang dapat mendukung percepatantransformasi digital di industri telekomunikasi di Indonesia,” ujarnya.
Nota kesepahaman ini untuk menciptakan kerja sama yang saling bermanfaat baik bagi Mitratel dan Universitas Telkom. Dalam rangka menjalankan bisnis infrastruktur, Mitratel sebagai perusahaan penyedia digital infrastruktur telekomunikasi membutuhkan riset untuk penyempurnaan produk dan layanan serta optimalisasi sumber daya agar dapat tetap tumbuh dan berkembang.
Teddy menambahkan, ke depan Mitratel berkomitmen untuk terus memperluas kerja samadengan perguruan tinggi di Indonesia agar mempercepat peningkatan SDM dalam negeri. Hal iniakan berdampak positif pada upaya Indonesia dalam melakukan pengembangan SDM agar sejajar dengan negara maju di dunia.
“Dengan semangat sinergi, Mitratel yakin dan berkomiten untuk mendukung kemajuan sektorPendidikan Indonesia dengan dukungan pengembangan riset dan teknologi,” ujar Teddy. (*)
Resmi masuk Jakarta Islamic Index, MTEL Kukuhkan Komitmen Tata Kelola Perusahaan dan Menjadi Acuan Reksadana Syariah
“Saham MTEL juga tercatat sebagai penghuni baru ISSI dan JII 70”
Jakarta, 1 Desember 2022 – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi atas penghuni Jakarta Islamic Index (JII) pada 29 November 2022. Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau “Mitratel” resmi masuk sebagai jajaran penghuni indeks yang juga biasa disebut sebagai JII30. Indeks itu berisikan top 30 emiten yang memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip syariah, serta memiliki kinerja fundamental bisnis baik, tata kelola dan likuiditas terbaik.
Selain di JII, dalam pengumuman BEI No. Peng-00302/BEI.POP/11-2022, saham MTEL juga tercatat sebagai penghuni baru Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index 70 (JII 70). BEI menyatakan periode efektif konstituen saham penghuni JII, ISSI dan JII 70 berlaku mulai Desember 2022 hingga Mei 2023.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau yang biasa disapa Teddy mengapresiasi sangat baik masuknya saham MTEL jadi penghuni indeks saham syariah sekaligus. Menurut dia, hal itu menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengedepankan tata kelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
“Kami mengucapkan terimakasih atas kepercayaan BEI dalam memasukkan MTEL jadi penghuni baru JII30. Harapan kami hal ini dapat mendorong kinerja saham MTEL lebih baik lagi di masa mendatang dan memberikan value terbaik bagi pemegang saham,” ujarnya dalam keterangannyaa di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Sebelumnya pada 21 September, BEI juga memasukkan saham MTEL sebagai anggota baru indeks IDX ESG Leaders. Selain itu, saham MTEL sebelumnya juga masuk dalam FTSE Global Indeks untuk series Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap, dan FTSE Total Cap. MTEL jadi satu-satunya saham dari bursa Indonesia yang masuk ke dalam 4 kategori ini pada 20 Juni 2022.
Teddy mengungkapkan, JII yang beranggotan 30 saham yang dinilai sesuai prinsip syariah, merupakan acuan bagi seluruh reksadana syariah di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Oktober 2022 nilai dana kelolaan reksadana syariah di Tanah Air mencapai Rp40,33 triliun dengan 271 produk reksadana syariah.
Pangsa pasar reksadana syariah mencapai 7,78% dibandingkan reksadana konvensional. Seiring positifnya prospek produk investasi syariah mempertimbangkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi penduduk Muslim terbesar di dunia, maka prospek reksadana syariah akan semakin positif ke depannya. Dengan begitu, saham-saham yang jadi underlying produk reksadana syariah, seperti MTEL juga memiliki prospek cerah.
Pada penutupan perdagangan, Rabu (30/11/2022), saham MTEL tercatat menguat 2,07% di level Rp740 per saham. Sepekan terakhir, saham MTEL juga tercatat melonjak 4,23%. Tercatat baru setahun Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi ini mencatatkan sahamnya di BEI pada 22 November 2021. Namun MTEL telah berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di Asia Tenggara yang tercatat memiliki 35.051 tower telekomunikasi.
Hingga kuartal III 2022, Mitratel berhasil membukukan pendapatan yang melesat 11,5% menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,02 triliun. Pertumbuhan bisnis perusahaan tercatat terus konsisten lebih tinggi dari pertumbuhan industri. Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik signifikan dengan Laba Bersih tumbuh 18,1% dibandingkan tahun lalu.
“Mitratel terus menyiapkan roadmap menuju Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur berbasis fiber optic/tower fiberisation untuk memenuhi kebutuhan para operator telekomunikasi,” Teddy menjelaskan.
Konektivitas Satelit Menjadikan Layanan Mitratel Terlengkap, Permudah Ekspansi Operator
Jakarta, 30 November 2022 – PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk (MTEL) atau “Mitratel” menandatangani kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS) Jasa Layanan Konektivitas Satelit (Satelit Backhaul) dengan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat). Sinergi dua anak perusahaan PT Telkom Indonesia, Tbk (TLKM) tersebut direalisasikan dalam bentuk kerja sama pemanfaatan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak secara bersama-sama.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus A Hartoko dengan Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd. Rauf pada Kamis, 24 November 2022.
Mitratel sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi menyediakan solusi layanan lengkap (tower, connectivity dan power to tower) bagi para operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan dan layananya dalam rangka mendukung keberhasilan pemerataan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia termasuk area rural.
Dalam kaitannya dengan penyediaan konektivitas tersebut Mitratel bersinergi dengan Telkomsat, anak perusahaan Telkom group yang memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam mengoperasikan, memelihara danmengendalikan sistem komunikasi satelit di Indonesia, serta memiliki stasiun bumi yang tersebar di seluruh Ibukota Daerah Tingkat II di Indonesia.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa perjanjian kerja sama yang ditandatangani diyakini dapat mempercepat program transformasi dan pemerataan digital di seluruh wilayah Indonesia. Konektivitas satelit ini melengkapi portfolio layanan konektivitas serat optik yang telah dimiliki Mitratel. Konektivitas satelit akan memberikan solusi bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jangkauan layanan di wilayah yang belum terjangkau serat optik dan terkendala kondisi geografis.
“Sejalan dengan Visi Mitratel menjadi #1 Digital Infraco, Kami mendukung transformasi digital di seluruh tanah air melalui pembangunan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh wilayah Indonesia. Solusi layanan dengan menggunakan satelit yang ditempatkan pada tower Mitratel dapat dimanfaatkan oleh seluruh operator seluler di Indonesia tanpa adanya kendala geografis,” Teddy menjelaskan.
Kemitraan kedua perusahaan mencakup penyediaan menara dan sistem komunikasi satelit sebagai jaringan penghubung antara BTS dengan pusat kontrol operator telekomunikasi. Selain itu juga disepakati skema pemasaran bersama, hingga pengoperasian dan pemeliharaan perangkat satelit.
Sementara itu Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf menyambut baik kerja sama kedua perusahaan.
“Kami menyambut positif sinergi ini. Kami yakin kolaborasi kedua perusahaan akan mendukung program pemerintah dalam mempercepat transformasi digital di seluruh Tanah Air,” dia menjelaskan.
Menurut Lukman, kerja sama kedua perusahaan juga akan memperkuat bisnis Telkom Group yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh operator telekomunikasi dalam mengembangkan layanan dan akses internet untuk masyarakat Indonesia. Ini akan menjadi bundling infrastruktur menara telekomunikasi dengan sistem komunikasi satelit yang memiliki potensi sekitar 11.000 tower.
“Bagi Mitratel dengan adanya kerjasama dengan Telkomsat akan memperkuat posisi Mitratel untuk bertransformasi menjadi penyedia digital infrastruktur. Dengan adanya sistem komunikasi satelit di tower Mitratel, operator telekomunikasi hanya perlu menunjukkan lokasi yang akan menjadi target perluasannya dan Mitratel mampu memberikan total solusi berupa tower, konektivitas satelit dan power to tower,” pungkas Teddy.
(*)
Satu Tahun Melantai Di Bursa, Mitratel Berhasil Menjadi Yang Terbesar Di Asia Tenggara
Jakarta, 23 November 2022 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau “Mitratel” perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur digital dan telekomuikasi telah genap 1 (satu) tahun melantai di Bursa Efek Indonesia. Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau yang biasa disapa Teddy mengatakan ada empat capaian yang berhasil diraih perseroan dalam masa setahun pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada 22 November 2021. Di antaranya pertama, Mitratel kini menjadi perusahaan tower telekomunikasi independent terbesar di Asia Tenggara dengan 28% saham kepemilikan publik yang memiliki layanan terlengkap.
“Mitratel telah menyiapkan insfrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, connectivity (fiber dan satellite) dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memberikan solusi yang terlengkap dan terintegrasi untuk seluruh operator telekomunikasi,” ungkap Teddy di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Menurut Teddy, secara global tren bisnis menara telekomunikasi bergeser dari Towerco menjadi Digital Infraco di masa depan, untuk menyediakan layanan seluler dan menumbuhkan ekosistem digital.
Di Indonesia, Towerco telah bergerak untuk menangkap potensi pertumbuhan penyediaan infrastruktur digital, guna mendorong pertumbuhan bisnis di masa depan. Terutama terkait penyediaan infrastruktur fiber optic untuk mendukung layanan seluler (4G/5G) dan ekosistem digital.
“Mitratel, sebagai bagian dari Telkom Group akan senantiasa mengambil peran dalam menyiapkan roadmap ke Digital Infraco untuk pengembangan portofolio yang berfokus pada penyediaan infrastruktur fiber optic/tower fiberisation,” Teddy menjelaskan.
Kedua, perseroan kini menjadi perusahaan provider menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan menara, melalui berbagai pembangunan tower dan aksi korporasi. “Tenancy ratio MTEL 1,44x dan 58% tower di luar Jawa menjadi ruang pertumbuhan dengan perluasan layanan operator seluler ke seluruh Indonesia,” Teddy mengungkapkan.
Hingga kuartal III 2022, Mitratel tercatat total memiliki 35.051 tower telekomunikasi, setelah perseroan sukses mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) beberapa waktu lalu.
Ketiga, menurut Teddy, Mitratel memiliki leverage rendah dan tanpa eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Perseroan cukup tangguh terhadap eksposur makro ekonomi dengan catatan net-debt to EBITDA 1,7x, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100% dan seluruh utang dalam mata uang rupiah.
“Keempat, MTEL juga jadi perusahaan terdepan di industri dengan tingkat investasi yang sangat baik,” ujar Teddy.
Teddy menjelaskan MTEL telah meraih peringkat investment grade yang sangat baik dari PEFINDO yaitu peringkat IdAAA dengan outlook stabil. Saham MTEL juga masuk dalam daftar FTSE Global Equty IDX80, Kompas 100, IDX ESG Leaders dan ISSI Index.
Pada periode Januari – September 2022, MTEL berhasil membukukan pendapatan melesat 11,5% secara tahunan menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun. Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih Perusahaan 18,1% menjadi Rp1,22 triliun dibandingkan sebelumnya Rp1,03 triliun.
Teddy menyatakan pertumbuhan perusahaan yang konsisten berhasil mencatatkan EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation) meningkat menjadi 15,7%. “EBITDA diharapkan semakin meningkat seiring peningkatan kolokasi, terutama karena luasnya coverage tower di luar Jawa,” ungkap Teddy.
Menurut Teddy, pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I – III 2022 tercatat terus konsisten lebih besar dari pertumbuhan industri. Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu.
Kinerja Terus bertumbuh
Sementara itu Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji memproyeksikan kinerja Mitratel akan terus bertumbuh. Nafan mengatakan pertumbuhan anak usaha Telkom tersebut mulai menampakkan hasil setelah genap setahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (23/11/2022).
“MTEL masih mengalami bearish consolidation dalam jangka pendek. MTEL memiliki support pada Rp 680 per lembar saham dan resistance pada Rp 740. Ini analisa teknikal. Bullish consolidation mulai berlaku jika MTEL konsisten bertahan di atas Rp 705. Saat ini di Rp 710,” ujar Nafan.
Meski begitu, Nafan meyakini tren Mitratel akan terus meningkat hingga akhir tahun. Hal ini tak lepas dari sejumlah ekspansi bisnis Mitratel dalam sektor menara. Ia menyebut peningkatan kinerja Mitratel juga ditopang dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang impresif dengan fundamental makro ekonomi domestik yang relatif solid.
“Hal ini bisa menjadi katalis terhadap peningkatan kinerja fundamental top line maupun bottom line dari Mitratel,” lanjutnya.
Nafan mengatakan pertumbuhan ekonomi yang positif mendorong peningkatan kebutuhan layanan konektivitas internet. Tak hanya itu, lanjut Nafan, aksi Mitratel dalam mendukung pengembangan fiber optik juga akan kian meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.
“Permintaan konektivitas ke depan pasti mengalami peningkatan dengan pengembangan teknologi yang makin cepat, walaupun kinerja fundamental masih bertolak belakang dengan kinerja harga saham tapi secara teknikal lebih baik kalau konsisten di atas Rp 750,” kata Nafan. (*)