Mitratel’s Two Portfolio Accelerate Digital Infrastructure Growth

Jakarta, (Thursday, 11 May 2023)- Digital transformation is a necessity that Mitratel must carry out as a digital society is being formed in line with mobile broadband technology which is increasingly massive in growth and strengthening Indonesia’s digital economy. This can be created thanks to the support of digital infrastructure provided by digital infrastructure companies (Digital InfraCo). PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) or Mitratel, for example, is spurring digital infrastructure development, such as acquiring telecommunications towers and fiber optic cables in 2022 and developing value-added services that support national digital infrastructure.
Theodorus Ardi Hartoko, Main Director of Mitratel, said the availability of telecommunication towers and digital infrastructure supporting these towers strengthens the connectivity provided by cellular operators which has a positive impact on digitalization in all sectors. “Mitratel is optimistic that the development of digital infrastructure that is being intensified by Mitratel will further accelerate digital transformation and make it easier for the public to access digital platforms,” said Teddy, Theodorus’ nickname, in Jakarta, Thursday (11/5/2023).
Mitratel has a complete portfolio as a digital infrastructure service provider company, namely tower leasing and other businesses in the tower ecosystem (Tower Related Business). “The Tower Leasing portfolio continues to be a driver of the company’s growth, driven by tenant and collocation income,” said Teddy, Theodorus’ nickname in Jakarta, Thursday (11/5/2023). Tower Leasing as of March 2023 recorded revenue of IDR 1.73 trillion or grew by 18.8% compared to the first quarter of 2022.
The other business portfolio related to towers includes fiberization services to the tower (Fiber to The Tower), Managed Service and Project solutions. In addition, Mitratel is also initiating the Power to The Tower, Edge Infra Solution and Active Equipment Services businesses. During the first quarter of 2023, the Tower Related Business portfolio recorded a revenue portion of 6% in that period. Apart from that, the fiber optic network segment contributed to a revenue portion of 2%. Currently, Mitratel has succeeded in accelerating its fiber network ownership of up to 26 thousand km as a result of organic and inorganic expansion.
Power To The Tower and Edge Infra Solution are new business initiatives that are being prepared as new growth engines for the company. The commercialization of our services is accelerated in line with the cellular network service development program from MNO. “Our entire portfolio strengthens Mitratel’s capacity to provide reliable and proven digital infrastructure in providing the best service (service excellence) to our customers, namely cellular operators,” said Teddy.
The Power to The Tower business model is the provision of energy sources both on grid sites (connected to the main energy source) and off grid (networks not connected to PLN electricity).The impact of the availability of digital infrastructure, such as the availability of telecommunication towers and fiberization, is the acceleration of digitalization which makes it easier for the public to adopt the latest digital solutions so that it can encourage increased activity and national economic productivity. “In this case Mitratrel will try to always make the maximum contribution to the development of digital transformation in Indonesia,” concluded Teddy. (*)
Dua Portofolio Mitratel Mengakselerasi Pertumbuhan Infrastruktur Digital

Jakarta, (Kamis, 11 Mei 2023)– Transformasi Digital adalah suatu keniscayaan yang harus Mitratel jalankan seiring terbentuknya masyarakat digital sejalan dengan teknologi mobile broadband yang semakin masif pertumbuhannya dan memperkuat ekonomi digital Indonesia. Hal ini dapat tercipta berkat dukungan infrastruktur digital yang disediakan perusahaan infrastruktur digital (Digital InfraCo). PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, misalnya, memacu pembangunan infrastruktur digital, seperti mengakuisi menara telekomunikasi dan kabel serat optik (fiber optic) di tahun 2022 serta mengembangkan layanan bernilai tambah yang menyokong infrastruktur digital nasional.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel, mengatakan ketersediaan menara telekomunikasi dan infrastruktur digital pendukung tower ini memperkuat konektivitas yang disediakan operator seluler yang berdampak positif terhadap digitalisasi di seluruh sektor. “Mitratel optimistis pengembangan infrastruktur digital yang digencarkan Mitratel semakin mempercepat transformasi digital dan memudahkan publik mengakses platform digital,” ujar Teddy, sapan akrab Theodorus, di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Mitratel memiliki portofolio yang lengkap sebagai perusahaan penyedia layanan infrastruktur digital, yaitu penyewaan menara (tower leasing) dan bisnis lain dalam ekosistem menara (Tower Related Business). “Portofolio Tower Leasing terus menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, didorong oleh pendapatan tenant dan kolokasi,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Tower Leasing per Maret 2023 mencatatkan pendapatan senilai Rp1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.
Adapun portofolio bisnis lain terkait menara diantaranya adalah layanan fiberisasi ke tower (Fiber to The Tower), Managed Service dan Project solution. Selain itu Mitratel juga sedang menginisiasi bisnis Power to The Tower, Edge Infra Solution dan Active Equipment Services. Selama periode kuartal pertama tahun 2023, portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) mencatatkan porsi pendapatan sebesar 6% di periode tersebut. Selain itu dari segmen jaringan fiber optic berkontribusi terhadap porsi pendapatan sebesar 2%. Saat ini Mitratel telah berhasil mengakselerasi kepemilikan jaringan fiber hingga 26 ribu Km sebagai hasil ekspansi organik maupun inorganik.
Power To The Tower dan Edge Infra Solution merupakan inisiatif bisnis baru yang sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan. Komersialisasi layanan kami akselerasi selaras dengan program pengembangan layanan jaringan seluler dari MNO. “Seluruh portofolio kami ini memperkuat kapasitas Mitratel untuk menyediakan infrastruktur digital yang handal dan teruji dalam membelikan layanan terbaik (service excellence) kepada pelanggan kami yaitu para operator seluler,” tutur Teddy.
Model bisnis Power to The Tower ini adalah penyediaan sumber energi baik di site-site on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN).
Dampak tersedianya infrastruktur digital, semisal ketersediaan menara telekomunikasi dan fiberisasi, adalah terjadinya akselerasi digitalisasi yang memudahkan publik mengadopsi solusi digital termutakhir sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas, produktivitas ekonomi nasional. “Dalam hal ini Mitratrel akan berupaya untuk selalu memberikan kontribusi maksimal untuk pengembangan transformasi digital di Indonesia,” tutup Teddy. (*)
RUPST Mitratel Putuskan Besaran Dividen 99% dan Opsi Buyback Saham

Jakarta, Jumat (14/4/2023) – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau “Mitratel” menyetujui pembagian dividen yaitu dividen tunai sebesar 70% dari laba bersih atau sejumlah Rp 1.249.547.501.295 atau sebesar Rp 15,1178 per saham dan dividen spesial sebesar 29% dari laba bersih atau sejumlah Rp 517.669.679.108 atau sebesar Rp 6,2631 per saham. Hal ini ditetapkan manajemen Mitratel pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Four Seasons Hotel, Jakarta pada Jumat, 14 April 2023.
Dividen tunai dan dividen spesial akan dibayarkan secara sekaligus selambat-lambatnya pada tanggal 17 Mei 2023 kepada seluruh pemegang saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham Mitratel per tanggal 4 Mei 2023. Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang akrab disapa Teddy, mengatakan pembagian dividen merupakan bentuk komitmen Mitratel untuk memberikan value terbaik kepada para pemegang saham.
“Mitratel menetapkan total dividend payout ratio yakni 99% tersebut mempertimbangkan struktur modal dan likuiditas yang optimal Mitratel untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis organik dan inorganik di periode mendatang. Mitratel pada 2023 ini akan terus berusaha untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkokoh pangsa pasar Mitratel di industri menara telekomunikasi,” imbuh Teddy di Jakarta kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).
Rencana bisnis Mitratel ini semakin untuk menegaskan Mitratel sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen yang bertumbuh dengan cepat dengan kepemilikan menara terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi layanan pendukung dalam ekosistem menara seperti Tower Fiberization, Power-as-a-service, dan infrastructure-as-a-serviceuntuk mendukung peningkatan layanan dari operator seluler. Mitratel menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp7 triliun untuk menunjang rencana pengembangan usaha organik dan inorganik di tahun ini.
Selain membagikan dividen, Mitratel juga mendapat persetujuan atas pembelian saham perseroan (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp1.500.000.000.000 belum termasuk biaya komisi Anggota Bursa Efek dan biaya lainnya, dengan mana pembelian kembali saham tidak akan melebihi 7,88% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam Perseroan yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Beberapa hal yang mendasari Mitratel memutuskan untuk membeli kembali saham adalah mempertimbangkan fleksibilitas yang memungkinkan Mitratel memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Mitratel, untuk mendukung tingkat harga saham yang mencerminkan nilai atau kinerja perseroan yang sebenarnya, dan upaya mengoptimalkan excess kas perseroan untuk meningkatkan return kepada pemegang saham perseroan,” tutur Teddy.
Rencana pembelian kembali saham ini tidak memberikan dampak material negatif terhadap kegiatan usaha perseroan lantaran aksi korporasi ini mempertimbangkan kegiatan usaha perseroan, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja dan sumber pendanaan yang cukup untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
Pembelian kembali saham diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham sesuai fundamental perseroan. Pembelian kembali saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri (saham hasil buyback) dapat dijual di masa mendatang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Di samping dua mata acara penting tersebut, Mitratel pada RUPST ini juga menyetujui Laporan Tahunan dan Mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2022 penunjukan kantor akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2023 termasuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan serta persetujuan atas perubahan susunan pengurus perseroan, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi Mitratel sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Rico Usthavia Frans
- Komisaris Independen: M Ridwan Rizqi R Nasution
- Komisaris: Herlan Wijanarko
- Komisaris: Henry Yosodiningrat
- Komisaris: Yusuf Wibisono
Direksi
- Direktur Utama: Theodorus Ardi Hartoko
- Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Ian Sigit Kurniawan
- Direktur Operasi & Pembangunan: Hastining Bagyo Astuti
- Direktur Bisnis: Agus Winarno
- Direktur Investasi : Hendra Purnama
CAGR Mitratel Tumbuh Dua Digit, Melampaui Industri

JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau “Mitratel” mencatatkan tingkat rata-rata pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) melonjak dua digit pada periode 2017-2022 jauh melampaui CAGR-nya emiten menara telekomunikasi lainnya. Analis merekomendasikan beli saham Mitratel lantaran kinerja finansialnya berpotensi tumbuh di periode mendatang ditambah manajemen Mitratel pun telah berancang-ancang memberikan dividen lebih tinggi dalam RUPS Tahunan 2022.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel menjelaskan dengan pertumbuhan CAGR dua digit ini mengindikasikan kinerja finansial Mitratel tumbuh secara berkesinambungan serta menjadi landasan yang kokoh untuk menunjang pertumbuhan bisnis perseroran di masa mendatang.
“Kami terus mendorong monetisasi aset dalam mengakselerasi pertumbuhan berkelanjutan yang didukung oleh menara yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk dari hasil akuisisi. Kami juga berinovasi dalam pengembangan ekosistem bisnis menara, termasuk diantaranya fiber optic yang akan menciptakan model bisnis yang berkesinambungan di era digital. Kami optimistis kinerja ke depan akan lebih baik,” ujar Theodorus Ardi Hartoko kepada wartawan di Jakarta pada Senin (10/4/2023).
Teddy sapaan akrabnya menjabarkan Mitratel juga membukukan CAGR EBITDA sebesar 27%. Raihan perseroan ini diakui lebih tinggi dari CAGR EBITDA rata-rata industri. “Pertumbuhan CAGR Mitratel melonjak dua digit lantaran Perseroan berhasil meningkatkan kinerja finansial yang optimal,” sebut Teddy.
Ia kembali menyatakan Mitratel pada tahun ini telah mencanangkan roadmap pertumbuhan organik dan inorganik dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 7 triliun untuk mendukung tranformasi digital serta mengembangkan ekosistem bisnis Menara dengan menambah jumlah Menara telekomunikasi, membangun fiber optic dan infrastruktur pendukung lainnya yang berpotensi ke depan meningkatkan pendapatan dan laba bersih perseroan.
Valuasi Lebih Murah
Pada kesempatan berbeda, Robertus Hardy, Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan saham infrastruktur telekomunikasi merupakan saham yang prospektif di tahun ini karena menyongsong masa pemilihan umum pada 2024. Hal ini diproyeksikan berdampak terhadap lonjakan lalu lintas data.
Selain itu, kinerja emiten infrastruktur telekomunikasi didukung adopsi teknologi 5G yang diharapkan lebih luas, penetrasi fixed broadband, dan persaingan penyedia layanan telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. “Dengan demikian, kami menginisiasi industri ini dengan peringkat Overweight dengan MTEL sebagai pilihan utama. Selain neraca yang relatif lebih sehat dengan hanya 33,0% net gearing per Desember 2022 jika dibandingkan TOWR dan TBIG yang masing-masing 309,5% dan 224,3%,” tutur Robertus dalam risetnya.
Oleh karena itu, lanjut Robertus, MTEL tidak hanya memiliki peluang untuk membayar dividen yang lebih tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk membelanjakan lebih banyak anggaran Capex belanja modal untuk meningkatkan jumlah aset menara, melalui build-to-suite maupun akuisisi.
Aset MTEL memiliki valuasi yang murah, yaitu rasio enterprise value (EV)/tower per Desember 2022 itu senilai Rp2 miliar. “Ini lebih dari 35% diskon dari TOWR dan TBIG yang EV/tower masing-masing sebesar Rp3,1 miliar dan Rp3,3 miliar,” ucap Robertus.
Kemudian, Mitratel tidak memiliki eksposur risiko fluktuasi mata uang asing lantaran seluruh pinjaman dalam denominasi rupiah. Utang perseroan di tahun lalu itu turun menjadi Rp 15,29 triliun dari Rp 18,07 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pada 2022 turun menjadi 0,45 kali dari sebelumnya 0,54 kali. Dengan demikian, Mitratel memiliki ruang yang cukup longgar untuk berekspansi karena DER-nya semakin turun dan ekuitasnya di tahun lalu naik sebesar 0,5% atau menjadi Rp 33,80 triliun.
Perseroan optimistis prospek bisnis di tahun 2023 akan tetap mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri, hal ini berdasarkan strategi dan model bisnis Mitratel yang solid, dengan didukung oleh pertumbuhan organik seperti peningkatan kolokasi (tenancy ratio), dan dibarengi aksi organik serta inorganik untuk memacu Mitratel untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
Menurut data, CAGR pendapatan Mitratel pada 2017-2022 melonjak sebesar Rp 14%. Kemudian, CAGR laba bersih Mitratel melonjak sebesar 34% atau melampaui CAGR laba bersih TOWR dan TBIG di periode 2017-2022 itu, yang masing-masing sebesar 10% dan minus 6%.
Ke depannya, beberapa langkah strategis akan terus dilakukan MTEL. Perusahaan akan fokus untuk memberikan solusi dari hulu ke hilir kepada pelanggan seperti layanan fiber to the tower, power to the tower, dan energy as a service. MTEL diyakini agresif untuk memonetisasi aset menara telekomunikasi, “Kami menyukai Mitratel karena posisinya sebagai pemimpin di sektor menara telekomunikasi dengan kepemilikan tower sebanyak 35.418 yang dikelola per Desember 2022,” tutur Robertus.
Per data Desember 2022, Indonesia memiliki 127,8 pengguna seluler per 100 penduduk. Dengan lebih banyak dari populasi 275 juta orang per September 2022, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah India (1,42 miliar), Cina (1,41 miliar), dan AS (333 juta). Oleh karena itu, potensi pasar yang sangat besar ini berhasil menarik beberapa perusahaan penyedia menara telekomunikasi besar untuk berinvestasi agar memperkuat pangsa pasar di segmen ini. (*)
Mitratel akan menggelar 25 ribu fiber optic, siap mendukung operator perluas 5G di Indonesia

JAKARTA, Selasa (4/4/2023) – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencanangkan peta jalan (roadmap) pertumbuhan organik dan inorganik yang berdampak terhadap kinerja fundamental sekaligus mendukung transformasi digital di Indonesia. Mitratel pada 2023 berencana mengembangkan ekosistem bisnis menara dengan menambah jumlah menara telekomunikasi, membangun fiber optic, serta infrastruktur pendukung lainnya, yang akan meningkatkan pendapatan dan laba bersih di periode mendatang.
Hingga akhir tahun 2022, Mitratel memiliki 35.418 menara telekomunikasi sehingga Mitratel tercatat sebagai perusahaan yang memiliki menara terbanyak di Asia Tenggara. Untuk semakin memperkuat fundamental bisnisnya, Perseroan menganggarkan belanja modal (capital
expenditure/capex) di tahun 2023 ini senilai 7 Triliun Rupiah untuk menunjang rencana pengembangan usaha organik dan inorganik, seperti akuisisi menara telekomunikasi dan fiber optic. “Mitratel siap merealisasikan rencana bisnis dan mengoptimalkan berbagai peluang bisnis di tahun 2023, yakni memonetisasi aset menara yang tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia. Kami juga telah menyiapkan model bisnis terbaru, yaitu Fiber to the Tower dan Power to the Tower, yang memberikan layanan bernilai tambah kepada operator telekomunikasi yang menjadi pelanggan Mitratel,” ujar Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Mitratel optimistis menjaga pangsa pasar di industri menara telekomunikasi, setelah perseroan menguasai pangsa pasar sekitar 40% di tahun 2022. “Kebutuhan akan menara telekomunikasi di Indonesia masih tinggi, karena secara rata-rata 1 menara telekomunikasi di Indonesia menjangkau populasi sebanyak 2.700 jiwa, atau lebih tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, sehingga hal ini mengisyaratkan bahwa dibutuhkan lebih banyak menara bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan dan layanan selulernya,” tutur Teddy.
Perseroan juga telah bersiap apabila operator telekomunikasi (mobile network operator/MNO) berekspansi untuk memperluas layanan 5G. Perseroan memproyeksikan penetrasi 5G pada 2025 sebesar 27,2%, lebih tinggi dari potensi penetrasi 5G dibanding 2024 sebesar 13,4%. “Kami memiliki menara terbanyak di Indonesia dan lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, yakni 58% menara tersebar di luar Pulau Jawa dan yang 42% di Pulau Jawa serta memiliki fiber optic sepanjang 16.641 km,” sebut Teddy.
Hingga akhir tahun 2022, Perseroan berhasil mendapatkan pesanan (order) untuk membangun 25 ribu km fiber optic dari MNO atau 30% dari total fiber roll out MNO di tahun 2022. Hal ini menegaskan perseroan telah dipercaya sebagai penyedia solusi infrastruktur digital (Digital InfraCo) independen yang memiliki menara telekomunikasi terbanyak yang dilengkapi solusi pendukung digital lainnya, yakni fiber optic.
Tumbuh di Atas Industri
Pada kesempatan terpisah, Niko Margaronis, research analyst PT BRI Danareksa Sekuritas, menjabarkan pendapatan Mitratel di tahun 2023 ini berpotensi tumbuh sekitar 11-12%. “Pasca IPO, Mitratel semakin profesional dan independen. Selain Telkomsel, operator telekomunikasi lainnya, yakni XL, Indosat Hutchison, dan Smartfren melakukan kemitraan bisnis dengan Mitratel.
Kepercayaan konsumen semakin tinggi kepada Mitratel sehingga pendapatannya berpeluang tumbuh sekitar 11% hingga 12% di tahun 2023,” ujar Niko.
Kehadiran MTEL yang kuat yakni 58 % aset menara MTEL terletak di luar Jawa, dibandingkan TOWR dan TBIG masing-masing 39 % dan 41 %, berpotensi membuat MTEL lebih menarik bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringannya masing-masing.
Dalam kinerja 2022 tercatat pendapatan Mitratel pada tahun 2022 tumbuh 12,5% atau menjadi Rp7,72 triliun dari Rp6,87 triliun di tahun 2021. Pada periode ini, laba bersih Mitratel senilai Rp1,78 triliun atau melonjak sebesar 29,3% dibandingkan Rp 1,38 triliun, sedangkan EBITDA naik sebesar 18,5%, menjadi Rp6,14 triliun dari Rp5,18 triliun. Hal ini terlihat kinerja Mitratel dan tercatat tumbuh cepat dan kepemilikan Menara terbanyak di atas industri sebanyak 35.418 site dibanding TOWR sebanyak 29.794 site dan jumlah tower TBIG sebanyak 21.758 site.
Niko menyebutkan sejumlah faktor pendorong pertumbuhan bisnis Mitratel, antara lain memperoleh pendapatan dari monetisasi aset yang berasal dari akuisi tower dan fiber optic, serta penyewaan menara kolokasi di luar Pulau Jawa. Nico mencermati alokasi belanja modal Mitratel yang senilai 7 triliun Rupiah itu akan digunakan untuk membiayai rencana bisnis organik. Porsinya sebesar 60% dari jumlah total capex. Kemudian, sekitar 40% dari capex Mitratel ini akan digunakan untuk mendanai akuisi menara telekomunikasi dan fiber optic. “Dana hasil IPO dan arus kas Mitratel yang sehat akan mendorong kinerja fundamental Mitratel untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan sumber pendapatan baru di tahun ini,” ucap Niko.
BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan skala bisnis dan jumlah tower Mitratel lebih dominan dibandingkan emiten menara telekomunikasi lainnya. Kinerja fundamental Mitratel diyakini pelaku pasar berdampak terhadap harga saham Mitratel. ”Kami memproyeksikan harga saham Mitratel hingga akhir tahun 2023 di rentang Rp930 – Rp950,” imbuh Niko. (*)
Mitratel Tuntaskan 2022 dengan Performansi Finansial Triple Double Digit Growth

Jakarta (01/03/2023) – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) pada 2022 mencatatkan kinerja gemilang dengan membukukan triple double digit growth meliputi pendapatan senilai Rp7,72 triliun atau meningkat sebesar 12,5% dari pencapaian tahun 2021 sebesar Rp6,87 triliun, laba bersih melonjak sebesar 29,3% atau menjadi Rp1,78 triliun dari Rp1,38 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara EBITDA melonjak 18.5% menjadi Rp6.142 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp5.185 triliun.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan yang naik dua digit ini merefleksikan keberhasilan program pengembangan bisnis organik dan inorganik, yang berdampak positif terhadap kinerja keuangan. Selain itu perusahaan juga terus fokus dalam melakukan efisiensi biaya operasional sehingga profitabilitas disisi marjin meningkat.
“Pendapatan yang tumbuh 12,5% dan laba bersih melonjak 29,3% di tahun 2022 merupakan hasil nyata dari eksekusi strategi dan rencana-rencana bisnis Mitratel. Teddy merincikan pendapatan dari segmen penyewaan menara di 2022 masih mendominasi dengan nilai Rp6,37 triliun, atau naik 17,4%. Pendapatan sewa menara ini merupakan pertumbuhan yang berkelanjutan didorong oleh menara baru (built to suit) dan kolokasi, termasuk dari hasil akuisisi menara telekomunikasi Telkomsel di Juli 2022,” ungkap Teddy.
Total penambahan menara baru yang dimiliki oleh Mitratel pada tahun 2022 adalah sebanyak 7.212 menara dan penambahan jumlah tenant (penyewa) sebesar 9.412. Dimana 6.000 menara baru tersebut datang dari proses akuisisi menara operator Telkomsel. Selain itu Mitratel juga mengembangkan jaringan fiber opticsebagai bagian penting dari ekosistem menara, dan telah memiliki fiber optic sepanjang 16.641 km, dimana 6.012 km diantaranya merupakan hasil akuisisi. Strategi organik dan aksi korporasi di tahun 2022 ini yang menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan kinerja perusahaan.
Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi independen dengan pertumbuhan menara dan pelanggan terbesar selama periode 2017 – 2022 dibandingkan dengan kompetitor. Bahkan sejak tahun 2010-2022 CAGR untuk pertumbuhan organik adalah sebesar 45%. Selain itu, pengembangan bisnis seperti fiber optic, energy as service serta edge infra solution melengkapi usaha Mitratel untuk menjadi Digital Infraco yang memberikan layanan dan solusi terlengkap untuk semua operator telekomunikasi di Indonesia.
Mitratel juga tidak memiliki eksposur risiko fluktuasi mata uang asing, mengingat seluruh pinjaman dalam denominasi rupiah. Bahkan utang perseroan turun menjadi Rp15,29 triliun dari Rp 18,07 triliun. Alhasil, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pada 2022 turun menjadi 0,45 kali dari sebelumnya 0,54 kali (yoy). “Mitratel tetap memiliki ruang yang cukup longgar untuk ekspansi karena DER-nya semakin turun dan ekuitas perseroan mencatatkan peningkatan 0,5% menjadi Rp. 33,808 triliun,” tutur Teddy.
Perseroan optimis prospek bisnis di tahun 2023 akan tetap mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri, hal ini berdasarkan strategi dan model bisnis Mitratel yang solid, dengan didukung oleh pertumbuhan organik seperti peningkatan kolokasi (tenancy ratio), dan dilengkapi aksi inorganik yang akan memacu Mitratel untuk mencatatkan pertumbuhan positif pada pendapatan maupun peningkatan laba bersih.
”Kami meyakini kinerja perseroan di tahun 2023 ini akan terus bertumbuh dengan fokus pada monetisasi aset, efisiensi biaya, dan akan semakin memperkuat kepemimpinan Mitratel di industri menara,” tutur Teddy, sapaan akrab Theodorus, di Jakarta, Selasa (7/3/2023).
“Ke depannya, beberapa langkah strategis akan terus kami lakukan. Kami akan fokus untuk memberikan solusi end to end bagi pelanggan kami seperti layanan fiber to the tower dan energy as a service. Kami juga akan lebih agresif untuk memonetisasi aset menara kami yang berjumlah lebih dari 35.400 dan tersebar di seluruh Indonesia. Kami yakin di tahun 2023 Mitratel akan tetap menjadi market leader dengan penguasaan pangsa pasar yang lebih baik dibandingkan kompetitor” tambah Teddy.
Mitratel akan terus menjaga pertumbuhan dan fundamental perusahaan dengan menjadi perusahaan menara telekomunikasi yang unggul baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan. Perseroan berkeyakinan mampu melanjutkan momentum pertumbuhan di tahun 2023 ini dengan tumbuh double digit, atau jauh di atas industri yang diperkirakan hanya tumbuh dikisaran 4%. Pertumbuhan Perseroan akan dicapai melalui agresivitas kegiatan organik, inorganik, dan pengembangan bisnis lainnya untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh operator dalam mengembangkan jaringan telekomunikasi, menuju Digital Infrastructure Company.***
Tuntaskan Transaksi Akuisisi, Mitratel Tambah 997 Menara, Buka Lebar Peluang Untuk Semua Operator

Jakarta (01/03/2023) – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) mengakuisisi menara telekomunikasi milik PT Indosat Ooredoo Hutchison (“IOH”). Pembelian menara ini akan semakin memperkuat fundamental bisnis Mitratel serta meningkatkan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.
Mitratel telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli (Sales and Purchase Agreement / SPA) dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison pada 1 Maret 2023 untuk pembelian 997 menara dengan total nilai sebesar Rp. 1.648.400.000.000 atau satu triliun enam ratus empat puluh delapan miliar empat ratus juta rupiah.
Direktur Utama Mitratel Teddy Hartoko mengatakan, aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk strategi dan komitmen Mitratel untuk memperkuat fundamental sekaligus memberikan nilai tambah bagi seluruh Mobile Network Operator (MNO) dan usaha untuk menjadi end to end Digital Infrastructure Company. ”Aksi ini merupakan kesempatan bagi Mitratel untuk mendapatkan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi yang strategis dalam rentang waktu yang singkat. Dengan demikian potensi kolokasi untuk seluruh MNO akan terbuka semakin luas. Ditambah dengan solusi end to end yang kami tawarkan seperti fiber to the tower dan energy as a service, kami yakin Mitratel dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan MNO.”
Teddy menuturkan, tahun 2023 Mitratel akan fokus untuk monetisasi aset melalui peningkatan kolokasi. Mitratel sebagai Tower Provider Independen akan terus agresif memonetisasi asetnya melalui order dari seluruh MNO seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa. Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya Tenancy Ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Per 9M2022 Mitratel memiliki lebih dari 35 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia dengan komposisi 42% yang berada di Pulau Jawa, dan 58% berada diluar pulau Jawa dan menjadikan Mitratel sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Kedepannya, Mitratel dan IOH berkomitmen untuk terus saling mendukung pengembangan bisnis dan layanan melalui beberapa kerjasama yang mengikuti perjanjian jual beli menara ini.
***
Mitratel Akuisisi Tower Indosat, Peluang Operator Expansi Jaringan semakin Terbuka

JAKARTA-PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)/Mitratel dan Indosat Ooredoo Hutchison(IOH) menandatangani perjanjian penjualan bersyarat (Conditional Sales PurchaseAgreement/CSPA) menara telekomunikasi milik IOH sebanyak 997 menara telekomunikasi.Aksi korporasi perseroan ini akan menambah aset dan tenant Mitratel, antara lain IOH danpenyewa Menara dari mitra bisnis lainnya. Adapun, transaksi antara Mitratel dan IOH itudiproyeksikan rampung pada kuartal I/2023.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko menuturkan kolaborasi ini dapat memperkuatdan memantapkan posisi MTEL sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di AsiaTenggara yang independent dan terpercaya. Teddy, demikian sapaan akrabnya, mengapresiasi kolaborasi perseroan dengan IOH. “Kerjasama ini memperkokoh Mitratel sebagai pemilikmenara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Penambahan sebanyak 997 menaratelekomunikasi ini memperkuat ekosistem Mitratel di bisnis menara telekomunikasi sertamenciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi seluruh operator telekomunikasi serta mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara Mitratel serta menyokongserangkaian usaha Mitratel untuk pengembangan bisnis menjadi end-to-end DigitalInfrastructure Company. Dan tidak kalah pentingnya adalah bahwa akuisisi juga merupakan penegasan bahwa Mitratel adalah perusahaan penyedia Menara yang independent dan sangat dipercaya oleh operator seluler di Indonesia ,” ujar Teddy di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).
Kesepakatan tersebut diyakini memberikan manfaat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutanuntuk Mitratel dan IOH. “Mitratel berupaya menjadi perusahaan yang berorientasi padaLeading Sustainable Growth. Perjanjian CSPA dengan IOH melanjutkan pertumbuhananorganik di tahun-tahun sebelumnya,” ucap Teddy.
Pada 2022, misalnya, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi sebanyak 6.088 unit dan6.012 kilometer (km) fiber optic. Akuisisi ini merupakan usaha Mitratel untuk memantapkan posisi sebagai konsolidator infrastruktur telekomunikasi (menara dan fiber) utama di Indonesia.
Sejalan dengan akuisisi menara, MTEL juga menjalankan program peningkatan tenancy ratio melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optic danlayanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower) yang akan memberikan dukunganpenuh kepada operator telekomunikasi.
Kedepan, pertumbuhan pendapatan Mitratel diyakini akan tumbuh di atas rata-rata industri dengan adanya aksi korporasi akusisi ini yang dibarengi dengan peningkatan tenancy ratio. Perseroan juga meyakini tingkat profitabilitas yaitu margin EBITDA kian meningkat seiringpeluang pertumbuhan kolokasi menara.
Secara konsolidasi, Mitratel pada Sembilan Bulan pertama 2022 mencetak margin EBITDAsebesar 78,5%, atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 75,7%. Bahkan margin EBITDAdari segmen penyewaan menara telekomunikasi tercatat sebesar 85.2%.
Lebih lanjut Teddy menjelaskan, akuisisi ini merupakan kesempatan yang baik untukmendapatkan ratusan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi strategisdalam rentang waktu yang cukup singkat yang tidak dapat dicapai dengan pengembanganorganik.
“Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai Tower Provider akan terus agresif memonetisasi asetnya sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” imbuh Teddy
Mitratel and Indosat Ooredoo Hutchison Sign Conditional Sale and Leaseback Transaction Agreement for 997 Telecommunication Towers

The signing of the above agreements is part of accelerating the digital ecosystem to support Indonesia’s digital economic growth
Jakarta, 15 February 2023 – PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk. (Mitratel) and Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) entered into a sale and leaseback agreement for 997 telecommunication towers for the next 10 years. This action is an important step for Mitratel to strengthen its dominance in tower ownership in Southeast Asia. With the additional 997 towers resulting from this acquisition, Mitratel’s towers will be more than 36 thousand.
Chief Executive Officer of Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko said, “We are pleased to be able to collaborate with IOH and strengthen our position as the largest telecommunications tower owner in Southeast Asia. The addition of 997 telecommunication towers will ultimately strengthen our ecosystem in the tower business and create greater value for all telecommunication operators who will expand their services and is a form of our commitment to continue to contribute to the growth of Indonesia’s digital economy.”
This transaction is expected to be completed in the first quarter of 2023. In the future Mitratel and Indosat Ooredoo Hutchison will continue to work together and collaborate in strengthening and expanding digital services in Indonesia.
Mitratel dan Indosat Ooredoo Hutchison Menandatangi Perjanjian Transaksi Penjualan dan Sewa Kembali Bersyarat 997 Menara Telekomunikasi

Penandatanganan perjanjian transaksi menara telekomunikasi merupakan bagian dari percepatan ekosistem digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
Jakarta, 15 Februari 2023 – PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk. (Mitratel) dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menandatangani perjanjian penjualan dan sewa kembali 997 menara telekomunikasi untuk jangka waktu 10 tahun ke depan. Aksi ini merupakan langkah penting bagi Mitratel untuk memperkuat dominasinya dalam kepemilikan tower di Asia Tenggara. Dengan tambahan 997 menara hasil akuisisi ini menara Mitratel akan menjadi lebih dari 36 ribu.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan, “Kami senang dapat berkolaborasi dengan IOH dan memantapkan posisi kami sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Penambahan sebanyak 997 menara telekomunikasi ini pada akhirnya juga akan memperkuat ekosistem kami di bisnis menara serta menciptakan nilai yang lebih besar bagi seluruh operator telekomunikasi yang akan memperluas layananannya serta merupakan bentuk komitmen kami untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.”
Transaksi ini diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2023. Mitratel dan Indosat Ooredoo Hutchison ke depan akan terus bekerjasama dan berkolaborasi dalam memperkuat dan memperluas layanan digital di Indonesia.