Komisaris, Direksi dan Karyawan Mitratel Borong 23.841.500 Lembar Saham MTEL

Jakarta, 16 Desember 2022. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menyampaikan bahwa Komisaris, Direksi, dan karyawan MTEL melaksanakan hak opsi pada program Management and Employee Stock Ownership Plan(MESOP) tahap I sejumlah 23.841.500 lembar saham. Harga pembelian saham MESOP MTEL tahap I tersebut adalah Rp720 per lembar saham.
Program MESOP MTEL didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/POJK.04/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sedangkan penetapan harga didasarkan pada Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00101/BEI/12-2021 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Pelaksanaan program MESOP MTEL tahap I telah dilakukan pada tanggal 1 November 2022 sampai dengan 12 Desember 2022 dengan persetujuan pra-pencatatan saham tambahan dalam rangka pelaksanaan MESOP MTEL tahap I pada tanggal 18 Februari 2022.
Pelaksanaan program MESOP MTEL tahap I ini tidak menimbulkan dampak dilusi yang material kepada pemegang saham atas kepemilikan saham dalam perseroan. Total jumlah saham MESOP MTEL tahap I yang dieksekusi oleh manajemen dan karyawan adalah sebesar 0,028% dari total jumlah saham.
Antusiasme manajemen dan karyawan MTEL dalam Program MESOP ini merupakan bentuk kepercayaan kepada perusahaan. “Keberhasilan program ini merupakan bentuk nyata dari kepercayaan, rasa memiliki dan optimisme terhadap keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kami memiliki fundamental bisnis yang kuat dan sejumlah program untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain penambahan tower baru yang disertai program peningkatan tenancy ratio, kami juga memperkuat pembangunan ekosistem bisnis tower, seperti menyediakan connectivity berkapasitas tinggi melalui penggelaran fiber optic dan layanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower)” ungkap Theodorus Ardi Hartoko selaku Direktur Utama.
Entering the IDX80 Index, Mitratel: Evidence of Investors trusting the company
Mitratel’s entry into the IDX80 Index is a testament to confidence in the company’s fundamentals
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – The shares of a subsidiary of PT Telkom Indonesia (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) or Mitratel, managed to become new residents in the IDX80 and Kompas100 index stock lists for the period August 2002-2023. Mitratel Chief Investment Officer Hendra Purnama said this shows a high level of investor confidence in the company’s fundamentals and financial performance.
This was revealed in the results of the July 2022 Indonesia Stock Exchange assessment, which changed the composition of the stock exchange reference index on Monday (25/7). IDX indicates that the results of this evaluation will be effective on August 1, 2022.
Hendra said Mitratel’s shares are among the 11 new residents of IDX80, while in the Kompas100 list, Mitratel’s shares are among the 21 new residents who replace the previous occupants.
The inclusion of Mitratel as a resident of the IDX80 and Kompas100 indexes shows that the listing of shares of Telkom’s subsidiary engaged in telecommunications infrastructure is very liquid and has high value, said Hendra in a written statement in Jakarta, Tuesday (26/7). .
Hendra explained that IDX80 is an index that measures the price performance of 80 stocks that are very liquid and have a large market capitalization, and are supported by good company fundamentals. Meanwhile, Kompas100 is a stock price index consisting of 100 stocks with high liquidity, large market capitalization, as well as good fundamentals and financial performance.
“I am grateful for the trust of investors and authorities in our company,” said Hendra.
Hendra added that on June 20, Mitratel shares were also included in the FTSE Global Index stock list for the Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap and FTSE Total Cap series. Hendra said Mitratel’s shares are the only shares in the Indonesian capital market that fall into the four categories at once.
According to Hendra, the FTSE Equity Global Index or FTSE GEIS is one of the global indices that is used as a benchmark for international investment. Hendra hopes that Mitratel’s inclusion in the IDX80, Kompas100 and FTSE Global Index new residents list will be a positive sentiment for the movement of its stock prices.
“Mitratel’s share price jumped 20 percent last month, closing at Rp 725 on Monday (25/7). Last week, Mitratel shares also rose 10 percent. Mitratel shares rose supported by the company’s satisfactory business performance,” continued Hendra. .
Hendra said Mitratel is a telecommunications tower company with the highest tower and subscriber growth during the period 2018 to 2021 compared to its competitors. Furthermore, continued Hendra, Mitratel has the largest anchor customer which is the largest cellular operator with the best credit rating, which competitors from other tower companies do not have.
Hendra said Mitratel is not only a leader in the telecommunications tower industry, but also one of the main players, both in terms of number and coverage of telecommunications towers.
“Mitratel’s advantage in terms of the number and breadth of tower coverage is what attracts our company to compete with other companies and supports our strong business fundamentals,” added Hendra.
Sumber : www.republika.co.id
Masuk Indeks IDX80, Mitratel: Bukti Investor Mempercayai Kinerja Perusahaan
Masuknya Mitratel ke dalam Indeks IDX80 adalah bukti kepercayaan terhadap fundamental perusahaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saham anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, berhasil menjadi penghuni baru dalam daftar saham indeks IDX80 dan Kompas100 untuk periode tersebut Agustus 2002-2023. Chief Investment Officer Mitratel Hendra Purnama mengatakan hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang tinggi terhadap fundamental dan kinerja keuangan perusahaan.
Hal itu terungkap dalam hasil penilaian Bursa Efek Indonesia Juli 2022 yang merombak komposisi saham indeks acuan bursa pada Senin (25/7). BEI mengindikasikan bahwa hasil evaluasi ini akan berlaku efektif pada 1 Agustus 2022.
Hendra mengatakan saham Mitratel termasuk di antara 11 penghuni baru IDX80, sedangkan dalam daftar Kompas100, saham Mitratel termasuk di antara 21 saham penduduk baru menggantikan penghuni sebelumnya.
Masuknya Mitratel sebagai penghuni indeks IDX80 dan Kompas100 menunjukkan bahwa pencatatan saham anak usaha Telkom yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi itu sangat likuid dan bernilai tinggi, kata Hendra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/7).
Hendra menjelaskan IDX80 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang sangat likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Sedangkan Kompas100 merupakan indeks harga saham yang terdiri dari 100 saham dengan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, serta fundamental dan kinerja keuangan yang baik.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan investor dan otoritas terhadap perusahaan kami,” kata Hendra.
Hendra menambahkan, pada 20 Juni lalu, saham Mitratel juga masuk dalam daftar saham FTSE Global Index untuk seri Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap dan FTSE Total Cap. Hendra mengatakan saham Mitratel merupakan satu-satunya saham di pasar modal Indonesia yang masuk dalam empat kategori tersebut sekaligus.
Menurut Hendra, FTSE Equity Global Index atau FTSE GEIS merupakan salah satu indeks global yang digunakan sebagai benchmark untuk investasi internasional. Hendra berharap masuknya Mitratel dalam daftar penduduk baru IDX80, Kompas100 dan FTSE Global Index menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga sahamnya.
“Harga saham Mitratel melonjak 20 persen pada bulan lalu, ditutup pada Rp 725 pada Senin (25/7). Pekan lalu, saham Mitratel juga naik 10 persen. Saham Mitratel naik didukung oleh kinerja bisnis perusahaan yang memuaskan,” lanjut Hendra. .
Hendra mengatakan Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi dengan pertumbuhan menara dan pelanggan tertinggi selama periode 2018 hingga 2021 dibandingkan para pesaingnya. Lebih lanjut, lanjut Hendra, Mitratel memiliki anchor customer terbesar yang merupakan operator seluler terbesar dengan rating kredit terbaik, yang tidak dimiliki oleh kompetitor dari perusahaan menara lainnya.
Hendra mengatakan Mitratel tidak hanya menjadi pemimpin di industri menara telekomunikasi, tetapi juga salah satu pemain utama, baik dari segi jumlah maupun jangkauan menara telekomunikasi.
“Keunggulan Mitratel dalam hal jumlah dan luasnya cakupan menara inilah yang menarik perusahaan kami untuk bersaing dengan perusahaan lain dan mendukung fundamental bisnis kami yang kuat,” tambah Hendra.
Sumber : www.republika.co.id
Entering FTSE Index, Mitratel (MTEL) Stock Movement gets Positive Sentiment
JAKARTA, Investor.id – The inclusion of PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) or Mitratel shares in the FTSE Equity Global Index is a positive sentiment towards price movements. This could attract more foreign investors to buy shares in the telecommunications tower company.
CSA Research Institute Senior Analyst Reza Priyambada said the FTSE Equity Global index or FTSE GEIS is one of the global indices that is used as a reference for investment internationally. MTEL is included in the FTSE Global Index for the Mid-Cap series, FTSE All-World, FTSE All-Cap, and FTSE Total Cap, the only Indonesian stock exchange that was included in these 4 categories on 20 June 2022 yesterday.
“The inclusion of these shares in the FTSE Index can be a positive sentiment for MTEL stock movements. This issue also encourages foreign investors to accumulate company shares,” explained Reza Priyambada.
Reza said that Mitratel is fundamentally a strong company, seen from its strong net cash, positive financial performance growth, and very attractive business potential amid the expansion of the telecommunications industry in Indonesia. MTEL is also holding a buyback worth a maximum of Rp 1 trillion with a maximum purchase price of Rp 801/share, of course this is a positive catalyst for management’s confidence in the Company’s valuation. Reza recommends buying MTEL shares with a target price of Rp 900 per share.
Growing Trend
Meanwhile, Samuel Sekuritas Indonesia analyst Yosua Zisokhi said that Mitratel’s financial performance is predicted to continue to grow in the next few years. This growth can be seen from the realization of the company’s financial performance in the first quarter of 2022.
Mitratel recorded a net profit growth of 21.4% supported by the addition of new tenants and the minimal increase in operating expenses. “We estimate that MTEL’s growth potential in the future is still large, supported by the large number of towers (28,577 units) and the tenancy ratio which has only reached 1.51x. We still maintain the recommendation to buy MTEL shares with a target price of Rp 915,” he said in research published in Jakarta.
The growth in financial performance, he said, will also be supported by the continued addition of telecommunication towers and tenants this year. The company budgets revenue to grow 10-11% yoy, with EBITDA growth lifting 13%.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Masuk FTSE Index, Pergerakan Saham Mitratel (MTEL) dapat Sentimen Positif
JAKARTA, Investor.id – Masuknya saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dalam FTSE Equity Global Index menjadi sentimen positif terhadap pergerakan harganya. Hal ini bisa menarik lebih banyak investor asing membeli saham perusahaan menara telekomunikasi tersebut.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, indeks FTSE Equity Global atau FTSE GEIS ini merupakan salah satu indeks global yang dijadikan acuan untuk investasi secara internasional. MTEL termasuk dalam FTSE Global Indeks untuk series Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap, dan FTSE Total Cap, satu-satunya saham bursa indonesia yang masuk kedalam 4 kategori ini pada 20 Juni 2022 kemarin.
“Masuknya saham tersebut dalam FTSE Indeks bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham MTEL. Isu tersebut juga mendorong pemodal asing untuk mengakumulasi saham perusahaan,” jelas Reza Priyambada.
Reza mengatakan, secara fundamental Mitratel tergolong perusahaan yang kuat, dilihat kas bersih yang kuat, pertumbuhan kinerja keuangan yang positif, serta potensi bisnis yang sangat menarik di tengah ekspansi industri telekomunikasi di Indonesia. MTEL juga sedang mengadakan buyback senilai maksimal Rp 1 triliun dengan harga maksimal pembelian di Rp 801/saham, tentunya ini merupakan salah satu katalis positif dari kepercayaan diri manajemen terhadap valuasi Perusahaan. Reza merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 900 per saham.
Tren Tumbuh
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi mengatakan, kinerja keuangan Mitratel diprediksi terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan tersebut terlihat dari realisasi kinerja keuangan perseroan pada kuartal I-2022.
Mitratel mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,4% didukung penambahan tenant baru serta minimnya kenaikan beban operasi. “Kami memperkirakan potensi pertumbuhan MTEL ke depan masih besar, didukung dengan jumlah menaranya yang banyak (28.577 unit) dan tenancy ratio yang baru mencapai 1,51x. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy saham MTEL dengan target harga Rp 915,” ujarnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta.
Pertumbuhan kinerja keuangan, ungkap dia, juga bakal didukung berlanjutnya penambahan menara telekomunikasi dan tenant tahun ini. Perusahaan menganggarkan pendapatan untuk dapat tumbuh 10-11% yoy, dengan pertumbuhan EBITDA di angkat 13%.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Beban Terkendali, Laba Mitratel Naik 33% Jadi Rp 459,4 M
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel membukukan pendapatan Rp 1,87 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Angka ini lompat 21,51% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,54 triliun.
Beban pokok tercatat Rp 952,36 miliar. Kenaikannya masih proporsional, hanya sekitar 16,7% dibanding kuartal pertama tahun lalu, Rp 816,05 miliar.
Sehingga, kenaikan beban pokok yang masih di bawah kenaikan pendapatan membuat MTEL mampu mencatat kenaikan laba kotor 26,81% secara tahunan menjadi Rp 917,81 miliar dari sebelumnya Rp 723,74 miliar.
MTEL membukukan penghasilan usaha lainnya sebesar Rp 12,11 miliar. Pemasukan ini yang membuat perusahaan mampu menekan pos beban usaha menjadi Rp 104 miliar dari sebelumnya Rp 111,12 miliar.
Alhasil, laba usaha mengalami kenaikan 32,84% secara tahunan menjadi Rp 813,81 miliar dari sebelumnya Rp 612,62 miliar.
Kenaikan itu juga yang membuat MTEL membukukan laba bersih Rp 459,4 miliar. Nilai ini naik 33,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 343,19 miliar.
Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220510115443-17-337746/beban-terkendali-laba-mitratel-naik-33-jadi-rp-4594-m
Initial Public Offering: Mitratel Tawarkan Sebanyak 29,85% Saham ke Publik
Jakarta, 26 Oktober 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem telekomunikasi untuk digitalisasi hingga ke pelosok negeri.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ini menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.
Adapun roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Mitratel dijadwalkan pada 26Oktober – 4 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021. Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.
Sesuai rencana, Perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50% untuk belanja modal anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Telkom karena telah sukses membawa salah satu anak usahanya, yaitu Mitratel, menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbuka. “IPO Mitratel diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Mitratel, TelkomGroup, BUMN dan juga negara. Semoga Mitratel dapat membangun market leadership di industri tower provider yang merupakan infrastruktur telekomunikasi nasional oleh BUMN dan anak usaha demi memperkuat ketahanan digital nasional.”
Menteri BUMN juga menambahkan agar Mitratel dapat menarik investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia demi memperkuat perekonomian nasional dan pembukaan lapangan kerja. Mitratel juga diharapkan menjadi perusahaan yang independen dan kebanggaan nasional dengan tata kelola yang transparan, meningkatkan kapasitas finansial serta fleksibilitas untuk lebih agresif dalam mengejar peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, bahwa IPO MItratel ini merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder. “Sebagai penyediaan infrastruktur menara telekomunikasi selama 13 tahun, Mitratel memiliki lebih dari 28 ribu menara, dengan tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik dalam memberikan pertumbuhan siklus industri di Indonesia.
Kedepannya, Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat. Semoga langkah ini memantapkan langkah Mitratel menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia Tenggara,” tambah Ririek.
Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap. Perusahaan ini juga telah melakukan perluasan bisnis secara agresif, salah satunya melalui solusi serat optik TelkomGroup, dimana hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan menara telekomunikasi lainnya. Dengan jaringan serat optik yang memadai tersebut, Mitratel diharapkan dapat mengambil peran dalam mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital dalam Industri 4.0, seiring adanya jaringan 5G dan pemerataan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan bahwa hari ini merupakan hari bersejarah bagi Mitratel, yang beberapa langkah lagi akan mewujudkan mimpi untuk menjadi perusahaan terbuka. “Melalui IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel, dan tentunya mengajak masyarakat luas untuk menjadi bagian dalam kesuksesan membangun Indonesia yang lebih baik lagi melalui digitalisasi,” tuturnya.
Saat ini, Mitratel memiliki model bisnis yang atraktif dan kokoh dengan visibilitas pendapatan yang tinggi, karena didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi. Terbukti, Perseroan memiliki profil keuangan yang atraktif dengan margin yang terus meningkat, kemampuan arus kas yang kuat, serta posisi keuangan yang terkemuka di industri menara telekomunikasi.
Ke depannya, Mitratel berencana untuk ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Sejalan dengan visi untuk menjadi leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara, Mitratel juga tengah mempersiapkan strategi untuk ekspansi jangka panjang di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
Kami akan terus menyediakan layanan infrastructure solution dengan kualitas prima dan harga yang kompetitif, demi memberikan value yang tinggi bagi para investor,” pungkas Teddy.
Initial Public Offering: Mitratel Offers 29.85% Shares to the Public
Jakarta, October 26, 2021 – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk or Mitratel, a company the largest telecommunications tower in Indonesia, held an initial public offering (Initial Public Offering/IPO) by offering a maximum of 29.85% shares to public. This is part of efforts to develop the business, create value that optimal for the company and stakeholders and to create a telecommunications ecosystem for digitization to remote corners of the country.
This subsidiary of PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) appointed PT BRI Danareksa Securities, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, and Morgan Stanley as joint bookrunners and joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas with Mandiri Sekuritas also acts as joint lead managing underwriters and domestic underwriters. The roadshow and initial offering (bookbuilding) of Mitratel shares is scheduled on 26 October – 4 November 2021. An effective statement from the Financial Services Authority (OJK) is expected published on November 12, 2021. After obtaining an effective statement from the OJK, the offer general public will be held on 16-18 November 2021 and the listing of shares on the Stock Exchange Indonesian Stock Exchange (IDX) on November 22, 2021.
As planned, the Company will use 40% of the proceeds from the IPO for capital expenditure organic capital expenditure, 50% for inorganic capital expenditure, and 10% for working capital as well as other needs of the Company.
SOE Minister Erick Thohir highly appreciates Telkom for having successfully brought one of its subsidiaries, namely Mitratel, into a tower company open telecommunications. “Mitratel’s IPO is expected to have a positive impact on sustainable for Mitratel, TelkomGroup, BUMN and also the state. Hopefully Mitratel can building market leadership in the tower provider industry which is the infrastructure national telecommunications by SOEs and subsidiaries to strengthen digital resilience national.”
The Minister of SOEs also added that Mitratel could attract investors to invest funds in Indonesia to strengthen the national economy and job openings. Mitratel is also expected to be an independent company and national pride with transparent governance, capacity building as well as the flexibility to be more aggressive in pursuing business growth opportunities significant.
On a separate occasion, Telkom President Director Ririek Adriansyah explained that the IPO This MItratel is one of the portfolio arrangements carried out by TelkomGroup to optimizing value creation from Mitratel so that it can provide optimal results for stakeholders. “As the provision of telecommunications tower infrastructure for 13 years, Mitratel has more than 28 thousand towers, with an experienced management team and good track record in delivering cyclical growth of the industry in Indonesia.
Going forward, Mitratel has good growth potential along with developments technology especially with the presence of 5G which makes the operator’s need for towers telecommunications is increasing. Hopefully this step will strengthen Mitratel’s steps to become a player the largest independent telecommunications tower not only in Indonesia but also in Southeast Asia,” added Ririek.
Mitratel has a wide range of services and a strong telecommunications business ecosystem complete. The company has also aggressively expanded its business, one of which is through the TelkomGroup fiber optic solution, which is not owned by the tower company other telecommunications. With such an adequate fiber optic network, Mitratel is expected to take a role in supporting the optimization of digital economic progress in Industry 4.0, along with the 5G network and economic equity.
Meanwhile, the Managing Director of Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko said that today is a historic day for Mitratel, who is just a few steps away from making dreams come true to become a public company. “Through this IPO, it is hoped that it will increase attention” regional and international investors towards Mitratel, and of course inviting the public broadly to be part of the success of building a better Indonesia through digitization,” he said.
Currently, Mitratel has an attractive and robust business model with revenue visibility high, because it is supported by high quality customers. Evidently, the Company has Attractive financial profile with ever-increasing margins, strong cash flow capabilities strong, as well as a leading financial position in the telecommunications tower industry.
Going forward, Mitratel plans for a long-term expansion into the Southeast Asian market and Asia Pacific. “In line with the vision to be the best leader and provider in providing telecommunications infrastructure in Southeast Asia, Mitratel is also preparing a strategy for long-term expansion in Southeast Asia and Asia Pacific. We will continue providing infrastructure solution services with excellent quality and competitive prices, in order to provide high value for investors,” concluded Teddy.